Jumat, 10 Juli 2020

MAMPIR DI WARUNG FAJAR PAGI TEGAL, MILIK TAN PEK HAU “ SANG KUNGFU MASTER.


NusanTaRa.Com
byPakeLEE,                                 08/07/2020

Tan Pek Hau dengan senjata kesukaannya yaitu golok Kwan Kong
Bersama istrinya ia selalu menyediakan menu-menu khas tanpa bahan penyedap rasa seperti nasi campur, gudeg, nasi lengko, nasi langgi, aneka gorengan di rumah makannya,  jika anda ada di Slawi  mampirlah sembari mencicipi hidangan sederhana rasa bintang lima ini ! Hati-hati, jangan sampai kesiangan  !.    Lebih dikenal dengan nama Barong Seto Wijoyo, Pek Hau kelahiran 1946  memiliki warung makan bernama “ Fajar Pagi “ di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.14A  Slawi.

Meski tubuhnya gemuk Tambun karena usia yang tak muda lagi tapi dia masih telihat gesit dan lincah dalam memainkan beragam senjata bela diri mulai dari tombak, pedang, golok, hingga rantai.    Karena kepiawaiannya Pek Hau juga penyuka dan pengoleksi benda antik, terutama keris, yang tak lepas dari kebutuhan dalam ilmu bela diri yang kebetulan beliau adalah  pesilat bela diri Kungfu yang cukup yang telah ia tekuni sejak muda dulu.  

  Kakek gurune aku dari Shaolin di Shandong utara  ",  Ujarnya dengan logat khas Tegal sambil mengenang kakek gurunya yang jago memainkan senjata berupa rantai.  " Ia ngajar ke sana sini, Semarang, Cirebon, Tegal. Di sini ngajari, gurune aku. Terakhir wafat di Semarang  ”,   Dia lalu menambahkan,      Kakek guru itu sakti. Pakai tenaga dalam.   Bisa matiin api korek dari jauh itu, sakti  ".

Sembari mengenang hari-hari ketika mulai mendalami Kungfu seni bela diri dari China,    Ya di sini banyak yang belajar bela diri.  Selain melindungi diri, waktu dulu ya rawan ya, jaman susah. Jadi banyak ahli-ahli bela diri jaga wilayah  ”,  Ujar SiDin Pek Hau.   Dia merupakan generasi ketiga yang tinggal di Slawi,  kakeknya Tan Boen Gwan tiba di kota ini pada awal abad ke-20 saat masih berusia 6 tahun.    Ayahnya  bernama Tan Djit Cun  generasi pertama kelahiran Slawi  yang kelak menikah dengan perempuan asal Purwokerto.

Pek Hau mulai belajar kungfu pada usia 12 tahun dengan memulai pelajaran dasar seperti jurus-jurus,  sampai menjalani latihan-latihan pertarungan dengan menggunakan senjata.     Alat kungfu itu macem-macem. Ada rantai, tombak, golok biasa, golok Kwan Kong. Pedang Cina itu tajam punya dua mata pedang. Beda sama samurai, kalau buat kami, samurai itu golok, bukan pedang. Kalau tajem punya mata baru itu pedang  ”,  Ujar SiDin Pek Hau sambil memperlihatkan koleksi senjata tajam yang ia kumpulkan selama ini.

SOUTO TEGAL
  Papaku kelahiran sini, mamahe orang Purwokerto. Tapi aku ndak tau silsilahe. Mamaku namanya Rame, soale lahire pas Jumat Kliwon, pas rame-ramene Cap Gomeh. Nama Cinane Tjoa Ang Kwie  ”,  Ujar SiDin Pek Hau.  Pek Hau memiliki lima anak. Salah satu anaknya bernama Naga Gautama Adiwijaya adalah ahli wushu yang pernah memenangkan kompetisi di tingkat Provinsi Jawa Tengah.

  Yang pasti, bela diri itu buat membela orang lain bukan buat nyakitin  ”,  Ujarnya,  dia pernah dianiaya seorang preman karena  membela nenek budhenya.  Bahkan, ia rela dipukuli dan masuk penjara LP Tegal Margorejo karena melindungi sang nenek.  Keadaan itu menguatkan niatnya untuk belajar bela diri dan semakin getol menimba ilmu dari kakek gurunya yang bernama Chie Siauw Fu.

Jika Anda sempat berkunjung ke warung makan Fajar Pagi di Slawi, cobalah untuk bercakap dengan Pek Hau atau istrinya. Mereka selalu ramah melayani pelanggan. Jika beruntung, Pek Hau bisa mengajak Anda melihat koleksi keris dan menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya ketika masih aktif menjadi pesilat. Atau, Anda akan mendengar kisah berkembangnya teh wangi melati di Slawi.

Sauto Tegal adalah penganan berupa Soto salah satu hidangan khas Slawi  ini ditambah bumbu saus tauco berempah pedas yang disaji di warung makan didepan rumahnya.  Disatu ruangan tampak tumpukan buku-buku pengetahuan dan budaya Cina yang ia kumpulkan dan foto-foto dirinya bersama empat anak perempuan dan satu anak laki-lakinya yang ia banggakan.

SLAWI kota kecil di wilayah pantai utara Jawa  ibukota Kabupaten Tegal memiliki sederet keistimewaan.  Kota ini dijuluki  kota industri teh wangi Indonesia, kota tahu aci, sampai kota asal sate kambing balibul (bawah lima bulan) atau batibul (bawah tiga bulan).   Siapa yang tak kenal  Teh wangi harum bunga melati ?  di kota ini terdapat nama beken teh seperti Teh Tongtji, Teh Sosro, Teh Botol, Teh Poci, Teh 2 Tang, dan Teh Gopek.

Tan Pek Hau
Saking menjamurnya perusahaan teh di Slawi, kawasan Pecinan Slawi tumbuh sebagai kota dagang ramai. Begitu ramainya Slawi, rumah gedong bermunculan. Tak hanya rumah-rumah orang Cina Slawi, tetapi juga rumah-rumah pejabat dan pengusaha gula milik orang Belanda. Bersamaan dengan tumbuh ramainya Slawi muncullah para jago kungfu di kota itu. Lantas apa peran jago-jago kungfu itu?

Untuk mengamalkan ilmunya bagi orang banyak atas dorongan hatinya ia mengajar dengan sukarela tanpa bayaran, melatih ini mulai ia lakoni sejak berusia 40 tahun.     Pernah ngajar di halaman rumahe temen, atau ngajar di lapangan, atau ya di halaman rumah-rumah. Ada kumpulane anak-anak yang belajar  ”, kenangnya,    Masyarakat nganggep saya itu guru, ya saya harus jadi guru yang baik  ", meski saat ini tak melatih tapi masih kerap berlatih bela diri di rumahnya yang sekaligus menjadi warung makan itu.


Mampir di Slawi menikmati Soto Tegal Tan Pek Hau,
Di sudut warung Fajar Pagi terasa beraura Kungfu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...