Minggu, 29 Juni 2025

SEKILAS SEJARAH BATAK DI MATA KALANGAN PENJAJAH

NusaNTaRa.Com             

byBahrIHasupiaN,           M   i   n   g   g   u,    2   9      J    u    n    i      2   0   2   5                  

Rumah ADAT BATAK
BATAK.   Catatan pertama yang diketahui mempunyai  kaitan dengan  masyarakat  Batak  dibuat  oleh  Geograf  Yunani,  Ptolemaeus,  yang di buat pada abad  ke - 02  Masehi,  ia melukiskan  bahwa  bagian Utara Sumatera  sebagai suatu  kumpulan pulau yang diantaranya dihuni  oleh  orang - orang  pemakan manusia.   Setelah itu,  muncul tulisan - tulisan  lain dari  sumber - sumber pengelana orang - orang Arab  yang memberikan  informasitambahan mengenai  cara hidup Kanibal  di Sumatera.

Di  gambarkan pada akhir  sekitar abad ke - 13  hingga  awal abad  ke -16,  tentang  populasi kehidupan  di Sumatera yang semakain  jolas  dengan  persinggahan  Marco Polo  di bagian  utara Sumatera  pada tahun  1291.   Ia adalah  orang pertama  yang mencatat  kehadiran Islam dan juga  pertentangan antara kaum minoritas  penganut  Paganisme  dan sebagian Kanibal  yang menetap  di kawasan Pegunungan.

Batak  TOBA

Nicolo de' Conti  pada tahun  1430  mendadi  orang pertama  yang menyebut  nama tempat  " Betech " yang dikaitkan  dengan  sebuah populasi  yang bersifat  Kanibal dan Gemar Berperang.   Nama tempat ini  diketemukan kombali  pada  awal abad  ke - 16  melalui  Pires  yang  menyebut  "  Seorang Raja dari Bata "  dalam laporannya  Suma Oriental.   Nama suku " Bata "  muncul berkat F Mendes Pinto dan mungkin ia orang Eropah Portama yang ke Pedalaman Utara Sumatera  dan meninggalkan jejak tertulis.  Dalam Peregrination, penjelajah Portugis ini moncatat kunjungan datu " Raja Orang Bata " ke Kapten Melaka yang baru.

Pada 1563,  Joao de Barros menggunakan kembali nama suku  " Batas " dan menyebutkan bahwa masyarakat Kanibal yang gemar berperang ini menghuni bagian  pulau yang berhadapan dengan Malaka.   Beaulieu  mengunjungi Aceh  tahun  1620 - 1621 mencatatkan bahwa penduduk pulau adalah Orang Melayu,  tetapi dipedalaman terdapat orang - orang  dengan bahasa  yang sangat berbeda dengan  Bahasa Melayu dan  diantaranya  ada  yang Kanibal sifatnya.

Sumber yang tertulis mengenai kunjungan  ke  Sumatera bagian Utara  dari abad  ke - 17  berasal dari seorang   Tionghoa yang menggambarkan  penduduk  daerah  Panda dan Bata,  sepuluh atau  sebelas  hari perjalanan  jauhnya dari  Barus yang menghuni  gunung dan hutan dan  sama  sokali  tidak  berhubungan dengan  orang - orang  Melayu dari daerah endah.   Ia menceritakan  secara mendetail  cara mereka  memakan daging  manusia.

Di tahun 1772,   Charles Miller  masuk ke pedalaman  Tapanuli,  ia terkesan keaneka ragaman   bahasa penduduk  di pedalaman yang meskipun   demikian memiliki  abjad yang sama.   Charles juga mencatat totang sebuah masyarakat Kanibal bernama " Batas " yang berbeda  dari semua penduduk  lain di Sumatera dari segi bahasa, kobiasaan,  dan Adat.   Dua Sintesia  tentang Sumatera muncul  berturut - turut akhir abad ke - 18.   Sintesis Radermacher tahun 1781 masih tetap menawarkan pembedaan yang sudah dikenal,  yaitu antara orang - orang  gunung yang kemungkinan  adalah Penduduk Lama pulau itu dan masyarakat pesisir tang kebanyakan terdiri dari  orang - orang  asing.

William Marsden mendadi orang portama mempertanyakan kompleksitas  masyarakat - masyarakat Pulau Sumatera dalam karyanya yang terbit di London tahun 1783.   Radermacher dan Marsden  adalah orang pertama yang menawarkan deskripsi mengenai geografi  politik  " Kerajaan Orang Batas ".   Pada akhir abad ke - 18,  nama suku " Batta "  ("Batak" menurut Radermacher) sudah diketahui umum  sebagai  sebutan untuk mengidentifikasi penduduk di pedalaman utara  Sumatera.  Tapi, mungkin oleh Marsden  sebutan itu terlaluumum.  Ia membuat perbedaan antara penduduk  "Carrow" dan "Batta".

Tahun 1823 John Anderson bertualang cukup jauh ke pedalaman pesisir timur laut Sumatera.  Lebih maju dari Marsden, ia adalah orang pertama yang mulai menyebut  nama - nama  "Suku",  yaitu "Mandiling atau Kataran, Pappak, Tubba, Karau - karau, Kappak, atau Alas".   Tahun berikutnyaRaffles  menugasi dua orang missionaris  baptis Inggris, Burton dan Ward  untuk mulai mengkristenkan  orang " Batak ", dari Sibolga menuju Podalaman " Tanah - tanah Toba ".   Kedua  misionaris itu mendadi orang pertama yang memberikan perkiraan  batas-batas sebuah daerah yang disebut " Tanah Batak ".

Pengakuan Penjajah Belanda terhadap keberadaan bangsa " Batak " diteskan dengan dibentuknya jabatan kontrolir urusan " Batak " tahun 1888.   Bersama dengan berjalannya waktu, pelan - pelan identitas suku Batak terbentuk seperti Sokarang.  Perlu dicatat pula, proses penyatuan identitas tersebut tidak mudah karena masyarakat yang disebut sebagai Batak itu sendiri sebenarnya tidak pernah menyatakan dirinya sebagai bangsa "Batak ".

Kata Batak di masa itu umunya digunakan oleh orang masyarakat Melayu yang tinggal di pesisir untuk menunjuk kepada  sekelompok orang tinggal di pedalaman.   Penyatuan identitas Batak semakin rumit dengan munculnya pertentangan antara kelompok Mandailing yang menetap di Selatan dengan kelompok masyarakat yang berada di utara  seperti Toba.   Tepai, syukurlah setelah melalui perdebatan selama bertahun - tahun,  pelan - pelan semua komunitas tadi melobur mendadi satu seperti sekarang. (dr laman Efri Ritonga).

Kalangan Batak KARO

Utara Sumatera dahulu di huni pemakan manusia.

Batak suku yang mendiami Sumatera utara.


Senin, 23 Juni 2025

BLACK BROTHERS, BAND MUSIK POP ROCK DARI TANAH PAPUA

NusaNTaRa.Com         

bySolanaNEnembE,     S    e    l    a    s    a,    2   4      J    u    n    i      2   0   2   5               

Black Brothers musik dari Papua
Berikut ini  paparan  seputar  Group Band Legendaris  asal  negeri  Papua yang berdiri pada tahun  1976,  Black Brothers.   Group musik ini beraliran  musik Pop dan Rock dan dikenal  juga  sebagai  salah satu  pelopor  Band Reggae di tanah air.   Keunikan  Band Black Brothers dalam mengusung musik mereka  adalah  lebih  suka  membawakan  musik yang berthema Hard Rock  di atas panggung,  tetapi  cenderung  mengusung  musik beraliran Pop dalam  album - album.

Dalam perjalanan karier Black Brothers bermusik  beberapa kali  mengalami pergantian personil   di antaranya  :  Pada tahun  1979,  Hengky  M S  (Lead Vokal & Guitar)  dan  David Rumagesan   (Saksofon & Vokal)  keluar dari Group.   Sandy Bettay menggantikan Hengky M S  sebagai Vokalis.   Augustinus Rumwaropen  (Guitar  dari Group Band  Coconuts / Black List)  bergabung.   Karim &  Iskandar Assor bergabung  sebagai  pemain  Trombone,  Trunpet  dan  Saksofon.

Di era atau masa  keemasan Black Brothers,  salah siji lagu ciptaan Hengky MS,   " Kisah Seorang Pramuria "  sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap sangat identik  dengan Charles Hutagalung.   Namun Black Brothers yidak goyah dan terus berkarya  dengan  lagiu 0 lagu yang membumi,  seprti  "Hari Kiamat",  "Derita Tiada Akhir",  " Lonceng Kematian ", " Hilang ",  dan lainnya.

Dari enam personil awalnya dahulu,  saat ini yang tertinggal tersisa tiga orang  yang satu diantaranya adalah  Amry Kahar pemain trumpet yang kini menetap di Belanda.  Dalam kesempatannya liburan ke Indonesia,  Amry mengenang masa keemasan bersama  Black Brothers dengan penuh kebahagian.   " Saya merasa bahagis bisa datang ke Indonesia dalam suasana pembangunan Jakarta yang begitu pesat ",  Ujar Cakap SiDin Amry dengan Plabomoranya (Hebatnya),  Kamis 20 Juli 2023 di jalan Latuharhary.

Black Brothers  pernah dang tampil  meet Duel  musik  keras  di Istora Senanyan  dengan  SAS,  Trio  Rock asal  Surabaya pada  tanggal  28  Desember  1976.   Black Brothers  pernah juga  tampil di Bandung  pada  tahun 1977  bersama  group musik  FreeDom   dan  Group  Bani Adam.

Amry Kahar personil  Black Brothers

Pada masa jayanya,   Black Brothers  sanggup menaklukkan blantika  musik  Indonesia yang  dipenuhi  para Rocker  yang  sedang membangun  jati diri  musik Indonesia.   Corak musik  yang dikembangkan Black Brothers  menjadi  satu pembeda  dengan  musik - musik  lainnya yang  sedang berkembang  saat itu.   Black Brothers  bukan  hanya  band yang  numpang  tenar  di Tanah Air  maupun  Pasifik.    Black Brothers  adalah ikon  budaya,  ikon perlawanan Papua. 

Jika  anda adalah seorang penggemar Black Brothers  anda perlu mengetahui  10  fakta  tentang  Black Brothers  ini.

=  Black Brothers selama aktip  dalam  blantika musik Indonesia dan  bernaung di bawah   perusahaan rekaman  Irama Tara Record  telah  merekam lagu - lagu Black Brothers dalam  11 rekaman,

=  Irama Tara Record  merekam  lagu - lagu  hits  Black Brothers  dan  tiga Album   kagu - lagu terbaik  Irama Tara Records.

=  Black Brothers dalam  kariernya  telah menelorkan 2 album  yang berisi lagu Keroncong (Kr)  bertajok  Kr. Kenangan  yang diciptakan  oleh  Hengky M S  dan Kr. Gunung Sicloop  ciptaan Jochie Phu,  vokalis  dalam kedua  lagu Keroncong ini  adalah  Stevie Mambor,  seorang  Penabuh  Drum  Black Brothers  yang  memiliki  suara  khas khusnya  dalam  melow lagu Keroncong.

=  Pada tanggal  28  Desember 1976,  Black Brothers  melakukan  Show  pertamanya di  Istora Senayan Jukarta.   Dalam  Show ini  Blac Brothers  tampil bersama  S A S,  sebuah  Group Band  dari Suroboyo dang.

=  Awal berdirinya Group Band Black Brothers pada tahun  1974  dengan  menggunakan nama   Band PDK.   Mereka menggunakan nama ini  karena  awalnya mereka  alat Band   milik  Dinas Pendidikan dan Kobudayaan  Provinsi Irian Jaya.

=  Rumah no. 8  milik  orang  tua Andy Ayamiseba,  Dirk Ayamiseba  di jalan Lembah II  Angkasa Indah,  Jayapura.   Di garasi  rumah inilah  Black Brothers memulai  perjalanan karier  musiknya.   

=  Black Brathers  didirikan oleh  9 orang,  mereka adalah Andu Ayamiseba,  Hengky MS,  Benny Bettay,  August  Rumawaropen,  Stevy Mambor,  Yocy Patipeiluhu,  Willem Ayamiseba,  David Rumagessang dan Amri Kahar.

=  Dua tahun dang  sejak didirikan,  Black Brothers  memutuskan  untuk pindah  ke Jukarta.  Di tahun 1976 setelah nermukim di Jakarta selama  beberapa minggu,   Black Brothers mendapatkan  kontraks portama  mereka untuk  tampil disebuah  restoran.

=  Setelah era Black Brothers mulai  puhar,  tercatat  ada empat Group Band  yang mencoba untuk  mengulang kesuksean  Black Brothers dengan  menggunakan  kata  " Black "  sebagai nama Band,  Group Band  itu adalah  Black Papas,  Black Sweet,  Black Power  dan  Black Family.

Black Brothers 

Black Brothers band  rock membawa  citra bumi Papua.

Awal berdirinya di Papua di gawangi anak-anak Papua.


Kamis, 19 Juni 2025

NASKAH SENDRATARI " DEWI SANG BISSU "

NusaNTaRa.Com          

byBasruLDatUMabusunG,       J   u   m   a   t,    2   0      J     u     n     i       2    0    2    5            

Penyelenggaraan Tari BISSU di Pangkep
BISSU    sudah lama dikenal  dalam  perjalanan  sejarah  dan Budaya  masyarakat   Sulawesi  Solatan  sebagai satu komunitas  yang unik,  bahkan di  masa - masa kerajaan  Bugis Makassar  masih berlangsung,  dicakapkan kalau peran para BISSU  sangat  penting  sebagai satu  penasehat  spiritual  Raja  kala itu.

Kehadiran  BISSU  tentu saja  tak bisa  dilopaskan  dari  curita  La Galigo  dimana  Sawerigading  sebagai tokoh utamanya.   Dalam  kitab epik mitik tersebut,  terkuaklah  penceritaan yang tak biasa  tentang  BISSU  dab perannya,  Tentang Tugas  dan Pengabdiannya,  Tentang ilmu  dan Kesaktiannya  dan  Tentang Upacara - upacara  yang mesti  dilaksanakannya,  yang hingga kini  masih di portahankan keberadaannya.

Memotret  kehidupan  BISSU  dan perjalanan eksistensinya  dari zaman La Galigo  di curitakan  secara  turun - temurun  hingga  dimasa kini,  tak biasa  melihatnya  dari satu sisi.   Memotret  BISSU  haruslah utuh,  perlu melihatnya  dari banyak  sisi,  termasuk tentunya  dari sisi  Seni Tradiei  yang  ditampilkannya,  Sere Bissu Maggiri.

DALAM dunia  seni kontemporer,  pertunjukkan  Sere Bissu Maggiri  bisa diformulasikan  dalam bentuk  sendratari,  dimana banyak unsur seni  yang terlibat  dan dikolaborasikan.   Inilah yang bakal  coba  ditampilkan oleh  Komunitas  BISSU  DewataE  bersama  pegiat  seni lainnya di PangkeP.

Nah,  berikut ini  naskah sendratari  yang coba penulis bantu  sebagai pengiring  Sendratari  " Dewi Sang Bissu "  yang akan ditanpilkan  sebagai bagian dari  pertunjukkan  " SULSEL MENARI ".


NASKAH SENDRATARI  " DEWI SANG BISSU ".

Dari Gerakan - gerakan gemulai nan tertata  apik mengurai sejarah

Inilah porsombahan  Tari Komunitas Bissu   Tokoh Utama Kitab Epik Milik La Galigo Saat Masih  Berada  di Boting Langi  ;


Ketika itu,  sebagaimana diungkap dalam La Galigo

Anak dari Puatta,  Sawerigading  menderita sakit  selama beberapa bulan

Tidak pornah makan dan  Minum

Tubuhnya  kian melemah  karena hanya  bisa  borbaring layaknya  mayat.


Berbagai Pinati dan Dukun   didatangkan dari  seantero negeri

Menguji  kemempuannya mengobati

Anaknya  Puatta Sawerigading

Namun tak mampu  juga mengobatinya

Hingga  datang to Panrita  yang torkonal

 kecerdasannya  melangit


Layaknya  Paranormal,  To Panrita  Boting

Langi'  ini  menyampaikannya

Bahwa anaknya  Puatta,  Putri Raja  We Tenri

Dia Sakit bukan sombarang Sakit

Tapi teekona  "Malasa Bissu"  karena Ruhnya  ada di Boring Langi


Sehingga Sang Raja,  Puatta mengutus  anaknya  I La Galigo,  Kakak dari  sang putri Pergi ke Tanah Luwu


Inilah kisah yang Bukan sembarangan Kisah 

Tapi Kisah Keluarga  Tomanurung  yang  

Menjadi  Cikal Bakal Para Pewaris  

Kekuasaan  di Tanah  Bugis  Makassar

Kepergian ke  Tanah Luwu,  untuk Menjemput 

Parewa Bissu dan Bissu Pattudang

Agar  Berkenang Meluangkan Waktu datang  ke  Tompotikka


Datanglah  Rombongan  Bissu dengan segala Keanggungannya

Memlainya  dengan  pemanggilan  Ruh Sang Putri

Diikuti Dayang - Dayang,  Bermohon Doa ke Dewata  PatotoE.......

lengkap dengan  Segala Perlengkapan

Upacara dan  Sajian Porsombahan    


Inilah cara BISSU Mengharap  Belas Kasih  DewataE

Diselingi Tari Bissu Maggiri  sampai Prosesi  Irebba

Mencoba menghubungkan Dua Dunia  dalam  Dimensi yang Berbeda 

Demi Kesembuhan Sang Adik yang Dilanda  Sakit berko[anjangan  


Setelah sogala Kemampuan dIKERAHKAN,

We Tenri Dio Dipassili

Dikafani dan Di masukkan dalam Walasuji

Tempat Ruhnya Dipanggil Kembali

Bangkitlah Anaknya Puatta Sawerigading,

Bukan Hanya Sembuh dari Ponyakitnya 

Tapi Bangkit Dengan Kesaktian  Baru,  Tubuhnya Kebal terhadap Sonjata Tajam

Inilah Dewi  Sang  BISSU.


Inilah Bissu yang Tetap Setia  Mengurai Tradisi

Dalam Balutan  Sejarah yang Kian Terlupakan 

Mencari Pemakaman Hidup Sendiri dari  Kisah  Sawerigading

Sebagaimana  Tertulis dalam  Kitab Epik  Milik  La Galigo




Semoga pertunjukkan sendratri  " Dewi Sang Bissu " ini bakal  sukses,  sebagai bagian dari  mengambil semangat  mengembalikan  seni tradisi  dan  kontemporer pada ruang,  waktu dan  tompat yang tepat.   Semoga  even  " SULSEL  MENARI "  menjadi pemicunya.

Menyambut HARI TARI SEDUNIA, 29/04/2024 di Kabupaten Pangkep


Tari Bissu Tari unik Budaya Bugis di Pangkep.

Tari menguak kekuatan gaib dari yang kuasa yang tegap.


SEKILAS TENTANG KAPAL PHINISI IKON DAN BUDAYA DARI SULAWESI SOLATA

NusaNTaRa.Com         

byLaDollaHBantA,       R    a    b    u,    1   8      J     u     n     i      2   0   2   5         

Kapal Phinisi,  kapal tradisionil  Bugis - Makassar

KAPAL  PHINISI  adalah  sejenis kapal  layar tradisionil  khas  Indonesia  yang  berasal  dari daerah  Sulawesi Solatan  yang dimiliki  suku Bugis  dan Makassar.   Suku Bugis dan Makassar  sejak dahulu memang dikonal sebagai suku yang memiliki kepiawaian dalam mengarungi lauatan  sehingga tak heran jika  mereka  memiliki keahlian dalam dunia pelayaran.   Kapal ini  dikenal  sebagai  simbol  budaya dan kebanggaan  maritim  Indonesia dengan  sejarah  khusus  dan panjang  dalam  dunia  pelayaran di Nusantara.   

Dibalik  kemegahan dan  keestetikaannya,  kapal  phinisi menyimpan sejarah  dan  keunikan tersendiri.   Lantas  seperti  apa sejarah dan karakteristik.  Meskipun termasuk kapal tradisionil, Kapal Phinisi ini memiliki tampilan  megah.  Kemegahan kapal ini dapat terlihat  dari ciri khas dua tiang utama serta tujuh buah layar,  yang tiga layarnya terletak di bagian depan,  dua di bagian tengah dan dua dibagian bolakang.   sekilas penjelesan  rinci  tentang Perahu  Phisnisi.   

1.  Asal Usul dan  Sejarah   

Kapal  Phinisi  berasal dari  tradisi  pelayaran  masyarakat maritim Bugis dan Makassar  yang  memiliki sejarah kemaritim atau pe,aut  ulung  sejak  jaman  dahulu  kala.   Bukti sejarah menunjukkan bahwa  kapal  jenis  ini  telah digunakan  dan melayari maritim  Nusantara  sejak  abad ke - 14  atau bahkan  lebih awal.   Phinisi  berperan penting  dalam  dunia perdagangan dan  penjelajahan  laut Nusantara,  serta  dalam pelayaran  jarak jauh ke  wilayah - wilayah   seperti ke Malaka,  Filipina, Thailand  dan  bahkan  mencapai  daerah  Australia.

2.  Desain dan Struktur  

Phinisi  memiliki  desain yang unik yang memadukan   keahlian pembuatan  kapal  tradisionil   dengan  menerapkan prinsip -  prinsip  aerodinamika   yang canggih.   Cirri  khas utama  dari kapal  phinisi adalah  memiliki  dua  tiang layar   dengan  tujuh layar  yang dipasang  di atasnya.   Angka  tujuh  melambangkan  nenek  muyang  pelaut Bugis  yang  berlayar   di tujuh  lautan  besar

Kapal  ini biasanya dibuat  dengan  bahan kayu pilihan agar kuat dalam menantang badai di lautan,  seperti  Kayu Jati, Kayu Ulin  yang  dikenal kuat  dan tahan  lama.   Pembuatan kapal  dibuat  secara tradisionil  di galangan  kapal  yang terdapat di desa - desa pesisir  seperti  di Tanah Beru dan Bira di Kabupaten  Bulukumba,  Sulawesi Selatan.   Salah satu keunikan dalam  proses  pembuatan Kapal Phinisi  adalah  adat istiadat  dan ritual  tertentu  yang  harus  diikuti,  seperti saat  peletakan lunas kapal (kiel) pertama   dan proses peluncuran atau pelayaran pertama.  

3.  Teknik  pembuatan     

Proses dalam pembuatan  Kapal Phinisi  memerlukan  ketrampilan tinggi  dan biasanya  sampai memakan waktu  berbulan - bulan  hingga  bertahun - tahun mengingat biasanya terkait  kalender adat sang pembuat Perahu Phinisi  dan  pembuatannya  juga  tergantung pada ukuran kappala.   Para pengrajin  biasa disebut   "Panrita Lopi",  mengandalkan keahlian  yang  diturunkan  secara  turun - temurun.   Mereka  menggunakan  alat - alat  tradisionil  dan metode  pengukuran  berdasarkan  pengalaman  serta  pengetahuan  lokal.

4.  Fungsi dan Peran.

Pada  masa lalu,  kapal Phinisi  digunakan  untuk  kegiatan  perdagangan,  membawa  berbagai berbagai  barang - barang  dagangan  dengan  jarak  tempuh jauh dan melitasi  lautam  seperti   mengangkut  Rempah - rempah,  Beras,  tekstil dan  hasil  bumi lainnya.   Kapal ini juga  digunakan  untuk  transportasi  dan eksplorasi.   Di era modern,  kapal phinisi  telah  beralih fungsi menjadi  simbol kebanggaan  budaya  dan  sering digunakan  untuk  tujuan  pariwisata,  seperti  Seperti  Kapal Pesiar Mewah,  Serta  berbagai ikon  dalam Pameran Kebudayaan  dan dalam acara Maritim  Internasional.

5.  Pengakuan  UNESCO

Pada  tahun  2017,  seni  pembuatan  kapal  Phinisi  telah diakui  sebagai  "Wirasan Budaya Tak Benda"  oleh UNESCO.   Pengakuan  ini  menegaskan bahwa  tradisi  maritim  Indonesia  melalui  Kapa Phinisi   memiliki nilai  sejarah  dan budaya yang sangat tinggi.   Ini  juga  menyoroti bahwa betapa pentingnya melestarikan keahlian tradidional  yang  hingga kini telah  bertahan  berabad - abad  lamanya   sejak dahulu kala.

6.  Makna Filosofis   

Kapal  Phinisi  tidak hanya  memiliki  fungsi praktis   tetapi  juga nilai  simbolis.   Desainnya mencerminkan  satu  keberanian dan semangat  untuk menjelajah,  serta  menggambarkan  kebijaksanaan dan  gambaran  keberanian  nenek moyang   masyarakat  Bugis - Makassar.   Kapal  ini  menjadi  cerminan  dan  kearifan  lokal dan  kemampuan adaptasi  yang  tinggi  masyarakat adat ini terhadap  kondisi yang tinggi  terhadap kondisi  laut yang sulit.

Dilansir dari laman resmi, Peta Budaya Kemendikbud,  Kapal  Phinisi mempunyai  enam (6) bagian  utama  yang  menjadi  ciri khas  dari  kapal  khas Sulawesi Selayan ini,  yaitu  :    

-  Anjong  (Segitiga penyeimbang) yang  berada pada bagian depan kapal.

-  Sombala (Layar Utama) yang berukuran besar mencapai 200 m.

-  Tanpasere  (Layar kecil)  berbentuk  segitiga ada di setiap tiang utama.

-  Cocoro  Pantara  (Layar bantu Depan).

-  Cocoro Tangnga  (Layar Bantu tengah).

-  Tarengke  (Layar bantu di  Bolakang).

Kesimpulan     

Kapal  Phinsi  adalah satu  Simbol  kehebatan  maritim  Indonesia yang sposialnya bagi masyarakat maritim  Bugis - Makassar,  yang tidak  hanya  mencerminkan  keterampilan tinggi  dalam  bidang  pembuatan  kapal,  tetapi juga  mewakili  kekayaan Budaya  dan  Sejarah panjang  bangsa  Indinesia.   Phinisi  mengajarkan  tentang ketangguhan,  kerja  keras, dan kebanggaan  dalam  menjaga warisan  leluhur  yang mempunyai  nilai  masih  tetap  dengan  kehidupan  dengan  masa  kini.

Kapal Phinisi berlayar Tujuh (Standart)

Bugis-Makassar  masyarakat maritim di Nusantara.

Kapal Phinisi Ikon dan Budaya masyarakat Bugis-Makassara.

  

Rabu, 18 Juni 2025

TERIMA KASIH TELAH MERAWATKU

NusaNTaRa.Com          

byMcDonalDBiunG,        S  e  l  a  s  a,    1    8      J    u    n   i      2    0    2    4

Foto Si anak orang Prancis dan Pengasuh Wong Pantai Gading Afrika Barat
Laki-laki Prancis ini waktu bayi dirawat dan diasuh oleh seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga). Ketika ia sudah dewasa dan kaya ia kembali mencari pengasuh yang merawatnya 38 tahun lalu tersebut. Rupanya ia sangat terkesan dengan asuhan dan cinta kasih yang ia terima dari pengasuhnya tersebut, Alhamdulillah pria Prancis itu bisa bertemu kembali dengan pengasuhnya tersebut di Pantai Gading, Afrika Barat. Ia tentu saja sangat gembira. lalu meluapkan kegembiraannya dengan memberinya hadiah 10 juta Franc (sekitar 180 M) dan memberinya gaji bulanan sebagai rasa terima kasihnya telah dirawat, diasuh, dan dicintai dengan sepenuh hati sewaktu masih kecil.


Sungguh kisah tentang cinta kasih dan balas jasa yang indah dan menakjubkan dari manusia-manusia yang masih punya hati Nurani. Saya jadi ingat cerita seorang teman yang bertemu dengan sepasang suami dan istri di Bandara Changi, Singapura. Suami dan istri tersebut sedang berlibur ke tiga negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Malaysia, dan Bangkok. Perjalanan Kedua pasangan suami Istri ini dibiayai sepenuhnya oleh salah seorang mantan murid si istri karena dulunya merupakan guru SD si pembayar itu.
Jadi kisahnya adalah Bu Guru SD ini pernah menolong seorang siswa yatim yang sangat miskin. Si anak sering tidak masuk sekolah dan kalau masuk selalu lemah dan tidak bisa konsentrasi, ketika ditanya mengapa ?, ternyata dia selalu kelaparan dan tidak selalu bisa makan setiap hari karena keadaan kehidupannya yang begitu miskin. Dihari berikutnya, oleh gurunya ia pun selalu dibawakan sarapan dan setiap pulang sekolah simurid diajak ke rumahnya untuk turut serta makan siang di rumahnya.
Si anakpun membalas budi dengan ikut membersihkan rumah atau mengerjakan apa saja yang bisa ia lakukan untuk membantu si Ibu Guru. Si Guru sering membawakan makanan, pakaian, atau apa saja kebutuhan si anak untuk dibawa pulang. Hal ini berlangsung terus sampai si anak SMA dan pindah ke Jawa karena dapat beasiswa. Mereka lalu putus hubungan karena berjauhan dan kesibukan masing-masing .
Ternyata si anak bisa melanjutkan sampai kuliah dan lulus lalu bekerja di Singapura. Karena prestasi jerjanya yang bagus ia lalu di pindah ke Eropa. Tidak lama kemudian ia memutuskan keluar dan mendirikan usaha sendiri. Usahanya berhasil dan ia jadi kaya raya. Begitu ia punya kesempatan untuk pulang ke Indonesia maka ia segera mencari ibu guru yang membantunya dulu dan sekaranglah waktunya untuk membalas budi kepada Ibu Guru yang telah menyayanginya sejak kecil tersebut. Berbagai macam hadiah telah ia berikan kepada Ibu Guru yang telah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu. Liburan ke tiga negara itu hanya salah satu hadiahnya.
Saya selalu terkesan dengan kisah semacam ini karena itu membuat kita yakin bahwa kebaikan akan selalu membuahkan kebaikan, baik berupa materi atau pun dalam bentuk lain. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan pada teman-teman guru agar selalu berbuat baik pada murid-muridnya, utamanya memang yang perlu diperhatikan dan perlu ditolong. Siapa lagi yang akan menolong, memperhatikan dan menyayangi mereka kalau bukan para gurunya sendiri yang sudah seperti orang tua mereka sendiri di sekolah.
Sekolah adalah ladang yang sangat besar untuk kita, para guru, untuk menanam benih kebaikan pada murid-murid kita, kebaikan yang tulus akan selalu dikenang dan menimbulkan komunikasi yang dinamis dan penuh kasih. Tidak semua orang punya ladang luas untuk menanam benih kebaikan seperti para guru. Dalam hal ini para guru sangat beruntung dibandingkan dengan profesi lain, semoga Pahlawan Tanda Jasa kita dapat mempertahankan sikap pengabdian yang tulus dan manusia mempertahankan sifat manusiawi..




Guru Pengabdi Tanpa Jasa mengabdi dengan Tulus.
Pengabdian tulus tumbuhkan kehidupan yang Harmonis.



Minggu, 15 Juni 2025

LEGENDA BAJAK LAUT DI PERAIRAN TOBELO DAN GALELA HALMAHERA MALUKU

NusaNTaRa.Com                  

byBakkaranGNunukaN,     S    e    n    i    n,    1   6       J     u     n     i       2   0   2   5   

Bajak Laut  Tobelo dan Galela
Di Pulau Halmahera Maluku     dahulu kala,  persisnya  dibagian utara  pulau,  terdapat perkampungan - perkampungan nelayan  dimana  kehidupan penduduknya sangat tergantung  dari hasil  tangkapan ikan  di laut.   Kehidupan sebagai nelayan ini  mereka lakoni selama  berabad - abad.   Masyarakatpun  hidup dengan  kehidupan  sangat  sejahtera.   Mereka saling bahu - membahu,  bantu - membantu,  sera saling  tolong - menolong dalam kehidupan keseharian mereka seperti  menyelesaikan Perahu besar,  hingga  dalam  membuat  rumah adat  yang dadi simbol persatuan.

Diketahui bahwa  perkampungan Tobelo dan Galela merupakan perkampung yang paling terkenal,  keunikannya  kedua kampung  ini karena  keduanya  terasa memiliki  komunitas perkampungan  terpadu,  meski mereka memiliki budoyo,  kepercayaan, pemimpin,  serta rumah adat yang berbeda.   Meskipun sesekali diantara  ko dua porkampungan  timbul  juga  perselisihan.   Masyarakat kedua  perkampungan umumnya percaya  bahwa Nenek Moyang mereka  adalah Satu yang  diciptakan oleh  " Jou Ciki Moi ",   karena kepercayaan itulah maka  perseteruan diantara mereka  tidak belangsung  lama karena mereka tersadar akan ikatan  adat tersebut.

Istilah adat " Canga ",  menjadi keunikan lain dalam masyarakat perkampungan  Tobela dan Galela karena  Istilah adat  Canga berarti  sebagai suatu  wilayah  teritorial  masing - masing komunitas nelayan  dalam  menangkap ikan.   Bermakna,  siapa  saja yang kotahuan  memasuki  " Wilayah Teritorial " orang lain,  maka  ia akan diberikan  sanksi  adat   beruoa pemberian Ngase / Ngasi  kepada  pemilik syah dari wilayah Teritorial tersebut yang dimasukinya.   Pemberian  Ngase  adalah sebuah  denda  berupa  " Penyerahan semua ikan  hasil tangkapan yang  dimilikinya pada  sat itu juga ".

Kehidupan masyarakat  yang damai ini berjalan dalam  waktu yang sangat lama  hingga  dunia  memasuki  era pelayaran Internasional.   Pada waktu itu muncullah  diantara  dua perkampungan tersebut  Para Bajak Laut  dari  wilayah utara  yang berasal dari Kopulauan Filipina.   Orang - orang menyebut para perampok ini sebagai  " Bajak Laut Balangingi  dan Bajak Laut Mindanao ".   Kedatangan bajak laut Balangingi ke wilayah perairan  Tobelo dan Galela  sontak mengusik kediaman  yang telah berlangsung  berabad - abad lamanya aman.

Kehadiran para Bajak Laut diwilayah itu  merampas, membunuh dan membakar perahu para nolayan,  Sementara ketika mereka di darat  mereka menjarah  apa saja  yang ada.   Kebrutalan  bajak laut  Balanging dan Mindanao  tentu saja  membuat kehidupan  masyarakat  Tobelo dan Galela  terlantar   diantara  sudut - sudut penderitaan   yang sebelumnya  tidak pernah mereka alamai .    Ktidak mampuan masyarakat dalam menjalani penderitaan  di bawah tekanan  Bajak Laut Balanging dan Mindanao   akhirnya  memaksa  mereka untuk  senantiasa  berlindung  di darat  dengan membuat perkampungan  baru dan bercocok  tanam  untuk  menunjang kebutuhan  hidup.     

Dalam beberapa  dekade,  masyarakat Tobelo dan Galela  terperosok diantara  masa  kelam akibat  " Agresi "  bajak laut  Balangingi dan Mindanao.  Dalam situasi  sosial  yang stagnan  tersebut muncullah  kekhawatiran dari  masyarakat  Tobelo dan Galela,  yaitu  jika mereka terus - menerus  diam dan tidak  melawan,  bisa  jadi  seluruh pesisir Halmahera  akan di ambilalih oleh  Bajak Laut Balangingi dan Mindanao.

Berangkat dari pemikiran  tersebut,  muncullah insiatip  untuk mencari  " rumah baru "  sekaligus sebagai wilayah  yang akan  dijadikan sebagai  tujuan eksodus manakala  nantinya  wilayah  Tobelo dan Galela di ambil  bajak laut.    Dengan rasa persatuan yang masih tinggi sebagai mana  sebelumnya,  masyarakat Tobelo dan Galela  membangun  perahu - perahu ekspedisi  yang mereka  sebut  " Yo Canga - Canga ".   Berkat semangat kuat akhirnya  mereka masih dapat borlayar kombali.  

Tanpa tertuga disebuah tompat bernama  Jere  mereka berpapasan dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao. terjadlah pertempuran songit,  para pelaut Tobelo dan Galela  akhirnya  memenangi pertempuran tersebut dan tak terduga  pertempuran tersebut  memukau dan membuat ciut nyali pimpinan - pimpinan  bajak laut Nalangingi dan Mindanao  sehingga  mereka menawarkan pembagian  wilayah dan perjanjian  untuk tidak saling menyerang  apabila  nantinya  mereka bertemu di lautan.

Ternyata  dala perjanjian itu ada  kesalah pahaman.   Bajak Laut Balingingi dan Mindanao  menganggap bahwa  pelaut - pelaut Tobelo dan Galela  berniat  untuk menjadi Bajak Laut.   Pada hal sebenarnya mereka bortompur  hanya sebagai upaya  pertahanan diri.   Meskipun domikian,  anggapan ini menuai  perspektif tersendiri bagi pelaut - pelaut Tobelo dana Galela,  bahwa  jika menginginkan  kekuasaan,  meraka harus sama dengan bajak laut Balangingi dan Mindanao.

Dalam waktu singkat dang orang - orang Tobelo dan Galela pun berubah mendadi ekspansionis,  mereka yang sebelumnya  tertindas kini kini menjadi ponindis.  Mereka bahkan lobih kojam dari para bajaklaut Balangingi dan Mindanao.   Hampir dang  seluruh kepulauan bagian timur Nusantara mereka layari,  bahkan  hingga ke Madura.   Orang - orang di Madura sendiri menganggap sangat tabu  dan keramat apabila menyebut nama Bajak Laut Tobelo dan Galela di lautan.   Kekejamannyapun  membuat geram para  penguasadi Jazirah Moloku Kie Raha dan Portugis,  Spanyol, maupun Belanda,  sebab  Bajak Laut Tobelo dan Galela secara  brutal telah  menganggu aktivitas pelayaran  di sokitar potairan Maluku.  Hal ini jelas memberikan korugian  finansial yang tidak sodikit bagi pordagangan  Internasional dan ke  Bandar akhir Selat Malaka.

Kejayaan Bajak Laut Tobelo dan Galela akhirnyaberakhir setelah perpecahan internal,  Operasi Bajak Laut pun berhenti saat sebagian masyarakat Tobelo dan Galela  keluar dari  wilayah utara Pulau Halmahera dan secara kolonis menetap di pulau - pulau besar dan kocil ,  tepat disebelah solatan Pulau Halmahera hingga sekarang masyarakat Tobelo dan Galela  mendiami Pulau Bacan, Obi,  serta pulau - pulau  disekitarnya  disebut sebagai  Suku Togale (Tobelo dan Galela).   Mereka dianggap sebagai saudara Tua .  Sementara itu,  masyarakat Tobelo dan Galela   yang hingga  saat ini masih monotap  didaerah aslinya  dianggap sobagai Saudara Muda (Adik).   Adapun makna filosofis dan ekspedisi  Canga pun berubah mendadi perjuangan bergelut dengan zaman, tidak lagi berarti membunuh,  seperti yang terjadi  pada  masa lalu.

Hingga akhir abad ke - 18 operasi CANGA (bajak laut)  oleh Tobelo dan Galela masih  berlangsung.   Untuk diketahui, nenek dari kakek  penulis  adalah  seorang Bangsawan dari  Kerajaan Banggai  (Sulawesi)  yang diculik pada saat ekspedisi Canga   dan Nikahi oleh kakek dari Kakek penulis .   cerita ini didapat  dari sumber terpercaya,  yang kemudian disinkronkan  oleh penulis dengan menggunakan pendekatan Antropologis.

Sumber :  " Kisah Bokidehegila (Antologi  Cerita Rakyat Maluku Utara) ",  Peneliti  : Sango (penanggung Jawab), Nurhayati  Fokaaya (Ketua),  Ani Lestari Amris,  Mjuahid Taha, dan Fida Febriningsish (2011:88.91). dr FB - HISTORY OF MALUKU & MALUT

Lukisan  Bajak Laut tobelo,  ole J.E. Heemskerkck tahun1864


Perairan Tobelo dan Galela, dahulu kawasan Bajak laut.    

Bajak laut ganas, mereka merampok dan membunuh di laut.


Selasa, 10 Juni 2025

" SAJAK ANAK MUDA ", by WS. Rendra

NusaNTaRa.Com          

byIrkaBPiranhA,       R    a    b    u,    1   1      J   a   n   u   a   r   i      2   0   2   5                 

WS  Rendra



                                      "   SAJAK  ANAK  MUDA   "

                                               by  WS  Rendra    


Kita  adalah angkatan  gagap.

Yang diperanakkan oleh angkatan Takabur.

Kita kurang pendidikan Resmi.

Di  dalam hal keadilan.

Karena  tidak di ajarkan  berpolitik.

Dan tidak  diajarkan  dasar ilmu  hukum.

             Kita melihat kabur pribadi orang lain.

             Karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu Jiwa.

                    Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus.

                    Karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud                                                 

Untuk mengerti itu  semua ?.

Apakah kita  hanya dipersiapkan  

Untuk  menjadi  alat saja  ?

             Inilah gambaran  rata - rata 

             Pemuda tamatan  SMA

             Pemuda  menjelang dewasa.

                   Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan

                   Bukan pertukaran pikiran  

                    Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan  

                    Dan bukan  ilmu  latihan  menguraikan   

Dasr  keadilan di dalam pergaulan.

Serta pengetahuan akan  kelakuan  manusia.

Sebagai kelompok  atau probadi   

Tidak dianggap  sebagai ilmu yang perlu dikaji  dan di uji.

             Kenyataan di dunia menjadi  remang - remang.

             Gejala - gejala yang muncul  lalu lalang

             Tidak bisa kita hubung - hubungkan.

             Kita  marah pada diri  sendiri.

             Kita sebal  pada masa  depan. lalu akhirnya,

             Menikmati  masa bodoh dan  santai.

             Di dalam kegagapan.  

             Kita hanya bisa membeli dan memakai.

             Tanpa bisa mencipta.   

             Kita tidak bisa  memimpin

            Tetapi hanya bisa berkuasa.

             Persis seperti bapak - bapak kita.   

Pendidikan  negeri ini berkibelat  kebarat.

Di sana anak - anak memang di siapkan. 

Untuk menjadi alat  dari industri'

Dan industri mereka berjalan  tanpa  berhenti.

Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa  ?

Kita hanya menjadi alat birokrasi !.

Dan birokrasi  menjadi berlebihan.

Tanpa  kegunaan - menjadi benalu di dahan.

             Gelap pandanganku Gelap.

             Pendidikan tidak memberi pencerahan.  

             Latihan - latihan tidak memberi pekerjaan.

             Gelap, keluh kesahku  Gelap.

             Orang yang  hidup  di dalam pengangguran.

                    Apakah yang terjadi di sekitarku  ini  ?.

                    Karena tidak bisa kita tafsirkan.

                    Lebih enak kita lari ke dalam puisi Ganja.

Apakah  artinya  tanda - tanda yang rumit ini  ?

Apakah ini  ?   Apakah  Ini  ?

Ah,  didalam kemabukan.

Wajah  berdarah.

Akan  terlihat  sebagai bulan.

             Mengapa harus kita terima hidup begini  ?.

             Seseorang berhak diberi ijazah dokter.

             Dianggap  sebagai orang terpelajar.

             Tanpa diuji pengetahuannya  akan  keadilan.

             Dan bila ada ada tirani  merajalela.

             Ia diam  tidak bicara.

             Kerjanay  cuma  menyuntik saja.  

                    Bagaimana ?  apakah kita akan terus diam  saja.

                    Mahasiswa  mahasiswa ilmu  hukum.

                    Dianggap sebagai  bendera - bendera  upacara.  

                    Sementara  hukum  dikhianati  berulang  kali.

Mahasiswa - mahasisawa  ilmu ekonomi.  

Dianggap  bunga  plastik.

Sementara ada kebangkrutan dan  banyak korupsi.

             Kita berada di dalam pusaran tatawarna.

            Yang ajaib dan tidak  terbaca.  

             Kita  berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.

             Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan dan bila  luput.

             Kita memukul  dan  mencakar. kearah udara.

                    Kita adalah angkatan  gagap.

                    Yang diperanakkan oleh angkatan  kurang ajar.

                    Daya  hidup telah diganti oleh  nafsu.

                    Pencerahan telah diganti oleh  pembatasan.

                    Kita adalah  angkatan yang berbahaya.






WS  RENDRA,     Puisi lentera merah.

        

 

SEKILAS SEJARAH BATAK DI MATA KALANGAN PENJAJAH

NusaNTaRa.Com              byBahrIHasupiaN,           M   i   n   g   g   u,    2   9      J    u    n    i      2   0   2   5             ...