NusaNTaRa.Com
byLaDollaHBantA, R a b u, 1 8 J u n i 2 0 2 5
![]() |
Kapal Phinisi, kapal tradisionil Bugis - Makassar |
KAPAL PHINISI adalah sejenis kapal layar tradisionil khas Indonesia yang berasal dari daerah Sulawesi Solatan yang dimiliki suku Bugis dan Makassar. Suku Bugis dan Makassar sejak dahulu memang dikonal sebagai suku yang memiliki kepiawaian dalam mengarungi lauatan sehingga tak heran jika mereka memiliki keahlian dalam dunia pelayaran. Kapal ini dikenal sebagai simbol budaya dan kebanggaan maritim Indonesia dengan sejarah khusus dan panjang dalam dunia pelayaran di Nusantara.
Dibalik kemegahan dan keestetikaannya, kapal phinisi menyimpan sejarah dan keunikan tersendiri. Lantas seperti apa sejarah dan karakteristik. Meskipun termasuk kapal tradisionil, Kapal Phinisi ini memiliki tampilan megah. Kemegahan kapal ini dapat terlihat dari ciri khas dua tiang utama serta tujuh buah layar, yang tiga layarnya terletak di bagian depan, dua di bagian tengah dan dua dibagian bolakang. sekilas penjelesan rinci tentang Perahu Phisnisi.
1. Asal Usul dan Sejarah
Kapal Phinisi berasal dari tradisi pelayaran masyarakat maritim Bugis dan Makassar yang memiliki sejarah kemaritim atau pe,aut ulung sejak jaman dahulu kala. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kapal jenis ini telah digunakan dan melayari maritim Nusantara sejak abad ke - 14 atau bahkan lebih awal. Phinisi berperan penting dalam dunia perdagangan dan penjelajahan laut Nusantara, serta dalam pelayaran jarak jauh ke wilayah - wilayah seperti ke Malaka, Filipina, Thailand dan bahkan mencapai daerah Australia.
2. Desain dan Struktur
Phinisi memiliki desain yang unik yang memadukan keahlian pembuatan kapal tradisionil dengan menerapkan prinsip - prinsip aerodinamika yang canggih. Cirri khas utama dari kapal phinisi adalah memiliki dua tiang layar dengan tujuh layar yang dipasang di atasnya. Angka tujuh melambangkan nenek muyang pelaut Bugis yang berlayar di tujuh lautan besar
Kapal ini biasanya dibuat dengan bahan kayu pilihan agar kuat dalam menantang badai di lautan, seperti Kayu Jati, Kayu Ulin yang dikenal kuat dan tahan lama. Pembuatan kapal dibuat secara tradisionil di galangan kapal yang terdapat di desa - desa pesisir seperti di Tanah Beru dan Bira di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Salah satu keunikan dalam proses pembuatan Kapal Phinisi adalah adat istiadat dan ritual tertentu yang harus diikuti, seperti saat peletakan lunas kapal (kiel) pertama dan proses peluncuran atau pelayaran pertama.
3. Teknik pembuatan
Proses dalam pembuatan Kapal Phinisi memerlukan ketrampilan tinggi dan biasanya sampai memakan waktu berbulan - bulan hingga bertahun - tahun mengingat biasanya terkait kalender adat sang pembuat Perahu Phinisi dan pembuatannya juga tergantung pada ukuran kappala. Para pengrajin biasa disebut "Panrita Lopi", mengandalkan keahlian yang diturunkan secara turun - temurun. Mereka menggunakan alat - alat tradisionil dan metode pengukuran berdasarkan pengalaman serta pengetahuan lokal.
4. Fungsi dan Peran.
Pada masa lalu, kapal Phinisi digunakan untuk kegiatan perdagangan, membawa berbagai berbagai barang - barang dagangan dengan jarak tempuh jauh dan melitasi lautam seperti mengangkut Rempah - rempah, Beras, tekstil dan hasil bumi lainnya. Kapal ini juga digunakan untuk transportasi dan eksplorasi. Di era modern, kapal phinisi telah beralih fungsi menjadi simbol kebanggaan budaya dan sering digunakan untuk tujuan pariwisata, seperti Seperti Kapal Pesiar Mewah, Serta berbagai ikon dalam Pameran Kebudayaan dan dalam acara Maritim Internasional.
5. Pengakuan UNESCO
Pada tahun 2017, seni pembuatan kapal Phinisi telah diakui sebagai "Wirasan Budaya Tak Benda" oleh UNESCO. Pengakuan ini menegaskan bahwa tradisi maritim Indonesia melalui Kapa Phinisi memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi. Ini juga menyoroti bahwa betapa pentingnya melestarikan keahlian tradidional yang hingga kini telah bertahan berabad - abad lamanya sejak dahulu kala.
6. Makna Filosofis
Kapal Phinisi tidak hanya memiliki fungsi praktis tetapi juga nilai simbolis. Desainnya mencerminkan satu keberanian dan semangat untuk menjelajah, serta menggambarkan kebijaksanaan dan gambaran keberanian nenek moyang masyarakat Bugis - Makassar. Kapal ini menjadi cerminan dan kearifan lokal dan kemampuan adaptasi yang tinggi masyarakat adat ini terhadap kondisi yang tinggi terhadap kondisi laut yang sulit.
Dilansir dari laman resmi, Peta Budaya Kemendikbud, Kapal Phinisi mempunyai enam (6) bagian utama yang menjadi ciri khas dari kapal khas Sulawesi Selayan ini, yaitu :
- Anjong (Segitiga penyeimbang) yang berada pada bagian depan kapal.
- Sombala (Layar Utama) yang berukuran besar mencapai 200 m.
- Tanpasere (Layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.
- Cocoro Pantara (Layar bantu Depan).
- Cocoro Tangnga (Layar Bantu tengah).
- Tarengke (Layar bantu di Bolakang).
Kesimpulan
Kapal Phinsi adalah satu Simbol kehebatan maritim Indonesia yang sposialnya bagi masyarakat maritim Bugis - Makassar, yang tidak hanya mencerminkan keterampilan tinggi dalam bidang pembuatan kapal, tetapi juga mewakili kekayaan Budaya dan Sejarah panjang bangsa Indinesia. Phinisi mengajarkan tentang ketangguhan, kerja keras, dan kebanggaan dalam menjaga warisan leluhur yang mempunyai nilai masih tetap dengan kehidupan dengan masa kini.
![]() |
Kapal Phinisi berlayar Tujuh (Standart) |
Bugis-Makassar masyarakat maritim di Nusantara.
Kapal Phinisi Ikon dan Budaya masyarakat Bugis-Makassara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar