Jumat, 27 Januari 2012

MESKI DI CAP KUMIS KUCING, PATEN UNTUK PENYAKIT KELAMIN



       Mungkin anda pernah menemui tanaman bunga berupa perdu kecil dihalaman rumah dengan bunga berwarna Putih, tersusun indah berupa tandan dan benang sari yang menjuntai lembut keluar agak panjang sangat indah, bunga Kumis Kucing yang sering dijadikan tanaman hias pekarangan rumah. Tanaman ini selain memiliki keindahan untuk menghiasi taman juga bermanfaat untuk berbagai macam penyakit diantaranya Penyakit Kencing Manis (diuretic).

       Perdu yang ketinggiannya dapat mencapai 2 meter batang basah berbentuk persegi empat beralur, daun berbentuk bundar dan lonjong dengan ukuran panjang 1 – 10 Cm dan lebar 1.5 – 7.5 Cm merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Tropis yang kemudian menyebar ke daratan Asia dan Australia termasuk Indonesia. Bunga Kumis Kucing mempunyai nama Latin Orthosiphon aristatus dari family Lamiaceae/Labiatae dan biasa disebut Kemujung mudah diketemukan dipermukaan bumi hingga ketinggian 1.000 m dpl, tanah yang sesuai jenis Andosol dan Latosol, daerah dengan curah hujan 3.000 mm/thn dan Sinar matahari penuh dan tinggi karena naungan akan menurunkan kadar ekstrat daunnya.

       Kumis Kucing merupakan Herba yang cukup mujarab untuk menyembuhkan Penyakit Kencing Manis yaitu penyakit saat kita buang air kecil terasa sakit dan menetes sedikit sedikit, terutama saat bangunpagi ini akan terasa lebih menyakitkan, jika memiliki tanda seperti itu jangan ragu gunakan Tanaman ini karena ini merupakan pengalaman hidup saya sejak masih sekolah di SMP.

       Cara penggunaannya bila anda terkena penyakit Kencing Manis, ambil Daun tanaman ini secukupnya kemudian rebus sampai mendidih , setelah dingin minum seukuran gelas minum (warnanya seperti Teh tapi lebih mudah), dalam sehari di anjurkan 3-4 kali di utamakan ketika hendak tidur malam dan bangun pagi, Insya Allah penyakit kencing manis akan hilang.

       Selain Kencing manis Perdu ini dapat berpungsi sebagai Herba penyembuh penyakit 1) Sakit Pinggang dan Radang Ginjal 2) Rematik, Batuk Radang dan Sembelit 3) Infeksi Ginjal (Chronic nephritis) 4) Infeksi kandung Kemih 5) Kencing batu dan infeksi kandung kemih 6) Kencing Manis 7) dan lain-lain yang ora aku ngerti.

       Sebagai tambahan bahwa Bunga Kumis Kucing ( Orthosiphon aristatus ) yang dapat mengindahkan hidup dan penuh kasiat kesehatan mengandung zat Ortosifonin, Garam Kalium, Saponim dan Tanin. Saran saya buat yang akrab dengan penyakit Kencing Manis tanamlah Bunga Kumis Kucing ini ditaman Pekarangan rumah anda. 


Jauh merantau tersesat ke Nunukan, 
Kumis Kucing teringat saat kencing Tak Tertahan

By Bakri Supian

Selasa, 24 Januari 2012

KHASIAT GETAH PEPAYA BAIK UNTUK MENYEMBUHKAN EKS LUKA BAKAR

NusaNTaRa.Com                                                                                                                                                           byRaisALembuduT,                                                                                                                21     J a n u a r i     2012

Pepaya (Carica papaya) buah jingga yang banyak dijual  bergelantungan dipasar dengan harga murah-meriah,  berdaging buah yang lembut, rasa manisnya enak dan penuh dengan vitamin C.   Di kalangan masyarakat desa buah ini selain santapan pengenyang juga  sangat identik untuk melancarkan buang air besar dan banyak keperluan medis lainnya seperti  pepaya ternyata sangat baik untuk regenerasi kulit,  salah satunya adalah menyembuhkan luka bakar. 

Kandungan di dalam buah pepaya, yaitu : zinc, kalsium, fosfor, magnesium, selenium, betakaroten, lutenin, vitamin A dan C, dan enzim papain.   Enzim papain terdapat di getahnya bias terkandung di dalam buah,  daun,  akar  dan batangnya dan  enzim papain inilah yang dapat menyembuhkan luka bakar.     Buah pepaya secara empiris digunakan sebagai obat luka bakar,  jerawat,  kutil eksim (Soedibyo, 1998).  Pepaya efektif mencegah nekrotik infeksi luka bakar, pengerasan permukaan luka dan penebalan kulit. Khemopapain dan papain aktivitasnya sebagai enzim proteolitik dan sebagai antimikroba (Starley et al., 1999).

Menurut dr. Erna Cipta Fahmi,  dokter herbal sekaligus pemilik perkebunan organik  “ Kebon Q-ta ”,   bahwa enzim papain merupakan enzim yang meregenerasi kulit yang telah rusak atau mati dengan segera menjadi lebih muda lagi,    selain itu dapat mengenyalkan kulit karena sifatnya adalah meluruhkan lemak.    Makanya ketika orang akan memasak daging sapi, biasanya daging sapi tersebut digosok-gosok dahulu dengan menggunakan daun pepaya agar cepat lunak dan enak dikunyyah  saat dimakan.

Pepaya yang digunakan untuk menyembuhkan luka bakar adalah pepaya muda karena getah di pepaya muda masih sangat banyak, dengan mengumpulkan getah tersebut sebanyak mungkin lalu diibalurkan ke luka bakar yang ada.    Hal yang perlu diperhatikan sebaiknya sebelum dibalurkan ke luka bakar, dibalurkan dahulu ke punggung tangan  kemudian diamkan selama 15 menit,   apabila terasa gatal dan kemerahan, sebaiknya jangan menggunakan getah pepaya sebagai penyembuh luka bakar karena keadaan itu  mengindikasikan bahwa kulit kita alergi terhadap getah pepaya.

Getah atau Lateks yang diperoleh dari pepaya digunakan untuk mengobati daerah pada kulit yang  rusak, karena fungsinya yng mudah meregenerasi pertu,buhan kulit sehingga mudah memperbaiki sel kulit yang rusak seperti luka bakar.   Karena fungsi meregenerasi getah papaya tersebutlah sehingga beberapa pakar  menelitinya dengan berbagai penyakit kulit sehingga ditemukan obat berbahan dasar tersebut untuk mengobati jerawat dengan meramunya sebagai masker.

Pepaya bisa menjadi bahan  revitalisasi agen  yang  digunakan dalam banyak kosmetik bahkan digunakan dalam masker wajah buatan sendiri oleh banyak wanita,  Papain membunuh sel-sel mati dan membersihkan kulit  membantu mengobati kulit terbakar dan iritasi.  Hadirnya likopen pada pepaya mengurangi pembentukan keriput pada wanita pasca-menopause, menurut sebuah studi 2014.

Selain pengobatan dari luar, pengobatan dari dalam pun sangat disarankan untuk proses penyembuhan luka bakar.  Setiap hari, sebelum makan sebaiknya mengkonsumsi buah pepaya yang sudah matang.  Tidak diperbolehkan makan buah pepaya yang masih muda secara langsung karena akan berdampak buruk bagi lambung.

Buah Pepaya pastilah seksi genit,

Getah Pepaya penyembuh luka bakar di kulit.

PEPAYA PENYEMBUH LUKA BAKAR


       Tip  ini akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan Buah Pepaya (Carica  papaya) untuk menghilangkan luka Bakar di tubuh yang mungkin mengganggu penampilan keseharian kita.  Sebagaimana diketahui bahwa Buah papaya mengandung Enzim Papain yang terdapat digetahnya ( dari buah, daun, akar dan batang) terutama buah yang masih muda,  Enzim inilah yang dapat menyembuhkan luka bakar dengan kerja meregenerasi kulit yang rusak atau mati dan selain itu dapat mengenyalkan kulit karena sifatnya meluruhkan lemah, sehingga tidak heran bila orang memasak daging terlebih dahulu daging tersebut digosok-gosok dengan daun papaya agar cepat lunak.

       Resep penyembuh luka bakar :
Bahan : - 10 Cm potong daging buah papaya muda – 2 sdk madu
Cara :  Tumbuk Daging buah papaya mudah hingga halus – setelah halus campurkan dengan 2 sdt madu secara merata – Oleskan kebagian yang terkena luka Bakar.

       Sebelum mengoleskannya ke luka bakar trai jolo ke bagian punggung tangan selama 15 menit bila terasa gatal, bengkak dan kemerahan sebaiknya jangan digunakan karena itu mengindikasikan kulit kita alergi dengan getah papaya. Bila telah sedia balurkan ramuan papaya secara merata keluka bakar sebelum tidur malam lakukan secara rutin hingga sembuh total.   Selain itu didukung pengobatan dari Dalam dengan mengkonsumsi Pepaya masak/matang (kalau muda dapat merusak Lambung) setiap hari  sebelum makan.   


Indah Buah Pepaya menggantung di Pasar tapi lebih indah di Pohon,
 Meski buah sedap rasanya tapi tak kalah kasiat Pengobatannya

By Bakri Supian
Referensi SinarTani

Kamis, 19 Januari 2012

PERLINDUNGAN LAUTAN GLOBAL




KTT Bumi merupakan pertemuan tokoh dari berbagai Negara yang mengedepankan peran dari Negara-negara besar  dan Industri serta tokoh masyarakat dari berbagai kultur yang terkait erat dengan lingkungan di Bumi untuk membahas dan menyatukan konsepsi yang akan dilaksanakan secara serentak dan bersama-sama agar konsep pembangunan disetiap Negara tersebut akan menjamin kelanjutan hidup (Suistenable life) dan kelestarian bumi,   KTT Bumi pertama dilaksanakan di Rio Dejenerio Brasil tahun 1992 dan KTT Bumi kedua di Johannesburg Afrika Selatan Tahun 2002 telah menghasilkan berbagai konsep pengembangan bumi yang berkelanjutan namun kenyataannya masih jauh dari semestinya.

Menyongsong KTT Bumi ke tiga 2012 yang akan diselenggarakan di Rio Dejenerio 4-6 juni 2012 dengan istilah populernya “ RIO+20 “, membahas tentang pembangunan Bumi berkelanjutan dengan tema EKONOMI HIJAU (Green Economy) dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan penghapusan kemiskinan  serta pembangunan kerangka Kelembagaan bagi pembangunan berkelanjutan,  konsep ini benar-benar melihat bahwa pengembangan bumi lestari  tidak bisa dilepaskan dari tingkat kesejahteraan masyarakat yang merupakan salah satu penyebab kerusakan bumi tidak seperti konsep sebelumnya lebih menekankan pada konsep tehnis dan kerja sama pembangunan.   Kalau pada KTT sebelumnya yang diikuti berbagai pertemuan berikutnya sebagai tindaklanjut telah membahas tentang Green Earth, Blue Sky, Global Warming, Lapisan Ozon dan Pencairan Kutub dan tahun ini akan membahas Ocean  and Coastal Sustainability meski persoalan ini telah ada dalam pembahasan sebelumnya tapi masih sedikit dan belum terlaksana dengan baik.

Sangat ironis bumi yang dominan terdiri dari lautan 70 %  ternyata hanya mempunyai luasan 1 % yang terlindungi, diantaranya ditemukan 60 % ekosistem utama kelautan dunia sudah mengalami kemerosotan atau termanfaatkan secara  tidak berkelanjutan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar,  sebesar 30-50 % hutan mangrove dan 20 % karang laut sudah hilang sehingga menambah rentan kawasan pantai yang padat penduduk.   Kemasaman (asidifikasi) lautan meningkat karena menyerap hampir 26 % CO di atmosfir yang mengancam berbagai kehidupan termasuk ekosistem laut dalam pada akhirnya mempengaruhi kegiatan sosial –ekonomi yang terkait.   Tercatat bahwa 400 Zona Kelautan (Hypoxic Zones) yang telah  “ Mati “ secara biologis karena Kelebihan kadar Nitrogen dan Posfor akibat polusi yang masuk ke perairan.   Terancamnay populasi Stok ikan dan ekosistem laut sebagai akibat eksploitasi laut secara berlebihan dan illegal.   Seluruh daerah ekologis Kelautan 232  daerah 80 %nya  telah diserang spesies  akuatik penyerbu (invasive aquatic spesies) dan lain-lain.

Terlahir dari rasa kekhawatiran akan keadaan bumi khususnya masa depan lautan dan Kawasan Pantai akan keberlanjutannya sebagaimana Tema di atas maka 4 lembaga PBB menyusun dokumen usulan mengenai keberlanjutan lautan dan kawasan pantai dengan menyerap masukan dari lembaga dunia dan pakar terkait,  keempat lembaga tersebut adalah Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) UNESCO, UNDP, IMO dan FAO.

USULAN
Dokumen “ Blueprint For Ocean and Coastal  Sustainability “ yang diumumkan secara resmi 1 Nopombor 2011 di Paris merumuskan 4 tujuan dengan 10 pokok usulan untuk menjadi bahasan dan pengesahan pada KTT Bumi ke tiga 2012 di Rio Dejenerio nanti, yaitu :

Tujuan Pertama : Mengurangi Tekanan dan Memulihkan struktur dan Fungsi Kelautan  untuk penggunaan berkelanjutan sumberdaya dan ekosisitem kelautan.  Untuk itu di usulkan  :
1.      Mengambil langkah – langkah penyesuaian pada dan yang meringankan asidifikasi kelautan.
2.     Melaksanakan program perlindungan yang lebih besar terhadap habitat  laut dan pesisir dan mengembangkan pasar karbon biru untuk memperoleh keuntungan ekonomi lewat perlindungan habitat.
3.     Memperkuat kerangka hukum untuk menghadapi secara efektif spesies aquatik  penyerbu.

Tujuan kedua  :  Mendukung konsep Ekonomi Hijau (Green Economy) untuk mengurangi kemiskinan dan promosi sektor – sektor dan kehidupan kelautan berkelanjutan melalui proses partisipatip.  Untuk itu diusulkan :
4.     Membangun masyarakat hijau dalam Negara-negara kepulauan kecil untuk menghadapi kerentanan utama.
5.     Meningkatkan upaya penangkapan ikan dan akuakultur yang bertanggung jawab  dalam ekonomi hijau.
6.     Menghijaukan ekonomi Hara dan mengurangi hipoksia lautan melalui berbagai instrument yang mengembangkan efisiensi dan pemulihan hara.
Tujuan ketiga  :  Reformasi kebijakan, hukum dan kelembagaan untuk pengendalian kelautan secara efektif termasuk dilautan terbuka, dan memperkuat kerangka kelembagaan, mandate dan koordinasi lembaga-lembaga PBB dengan pihak-pihak yang kompoten di bidang kelautan.    Usulan untuk itu :
7.     Menciptakan dan melaksanakan kerangka kelembagaan dan hukum untuk melindungi habitat dan keragaman hayati  di luar jurisdiksi nasional .
8.     Reformasi organisasi –organisasi manajemen kelautan regional.
9.     Meningkatkan koordinasi, kejelasan dan keefektifan system PBB mengenai masalah-masalah kelautan.

Tujuan keempat  :  Mendukung riset , pemantauan dan evaluasi kelautan serta alih tehnologi dan kapasitas sebagai salah satu cara meningkatkan pengetahuan, penanganan masalah yang timbul, pembangunan kapasitas untuk mendukung penggunaan berkelanjutan launtan.   Untuk itu usulan adalah :
10.                        Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan manusia untuk observasi, pemantauan, riset kelautan dan evaluasi kemajuan yang berlanjut komitmen-komitmen Internasional.

Selanjutnya kita berharap bahwa konsep ini dapat terealiasasi atau terbenahi lebih sempurna dan dapat terealiasasi dalam pelaksanaan Pembangunan Bumi yang berkelanjutan, tentunya dengan keterlibatan yang dimulai dari diri pribadi, instansi terkait ke arah semua sektor turut berperan aktip dalam merealisasikan kebijakan tersebut karena tanpa hal tersebut maka sesempurna apa juga kebijakan tersebut akan menjadi hal yang hanya asik dalam pembahasan tapi sia-sia dalam pelaksanaan atau Pembangunan Bumi Berkelanjutan akan gagal.

Indah sangat Lautan yang berhias aneka Ikan,
akan lebih indah bumi bila berhias hijau sepanjang zaman.

By Bakri Supian.

Sabtu, 14 Januari 2012

PULAU TIDUNG DAN SUKU TIDUNG



     Kalau membaca Thema tersebut orang pasti beranggapan bahwa Pulau Tidung  sebuah pulau asal muasal suku Tidung  atau merupakan wilayah kekuasaan Suku Tidung sebenarnya itu anggapan yang sederhana dan kurang pas namun masih mempunyai hubungan.    

     Pulau Tidung sebenarnya merupakan Kelurahan kepulauan Tidung dengan luas 106,190 ha diantaranya P Tidung Kecil 17,40 ha, P Tidung Besar 50,13 ha, P Payung Besar 20,86 ha, P Karang Besar 03,60 ha dan lain-lain, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI  Jakarta,  Namun dari sejumlah pulau tersebut hanya dua Pulau yang berpenghuni P Tidung Besar   23 RT 4.452  jiwa  dan P Payung Besar  42 KK  223 jiwa.   Untuk sampai kepulau ini harus melewati Tangerang dan DKI Jakarta,  dari Jakarta ke pulau ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 – 3,0 jam  dari dua penyeberangan yakni Pelabuhan Marina Ancol dan Pelabuhan Muara Angke di daerah Kotamadya Jakarta Utara, dengan tarip untuk angkutan bersubsidi yang diperuntukan bagi warga Kepulauan Rp 32 ribu + Asuransi Rp 2 ribu per orang dan untuk Kapal swasta dengan pasilitas lebih Exklusip Rp 120.000 per orang kalau ingin lebih asik lagi dapat mencarter dengan harga lebih mahal atau Travel.    


      Suku Tidung merupakan Rumpun suku yang mendiami wilayah Utara Provinsi Kalimantan Timur meliputi Kab. Berau, Kab. Bulungan, Kota Madya Tarakan, Kab. Malinau, Kab. Tanah Tidung  dan Kab. Nunukan terutama sekali daerah wilayah pesisir dan Pulau-pulau.   Historis suku ini  berawal dari Suku Dayak yang berada di daerah Pedalaman karena perkembangan suku ini berpindah semakin kearah  Hilir dan di daerah inilah terjadi pertemuan dan pembauran dengan pendatang dan budaya baru maka terbentuklah Suku Tidung dengan Bahasa, Budaya, Karakteristik sendiri dan Agama Islam sebagai warga masyarakat Pantai pada Gilirannya pada periode tertentu karena perkembangan peradaban mereka mendirikan Beberapa Kerajaan besar dan kecil di Berau, Bulungan, Malinau, Tarakan , Sembakung, Tidung Pala, Nunukan, Sebuku dan Tawau.   

     Pulau Tidung, awal tahun 2010 ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata oleh Pemprop DKI Jakarta sejak itu ramai wisatawan terutama wisatawan Domestik yang datang dalam sebulan dapat mencapai 4.000 orang, objek wisata  yang jadi tujuan adalah “ JEMBATAN CINTA “  Jembatan yang panjangnya 2,5 km  menghubungkan P Tidung Besar dan P Tidung Kecil dari sini sangat indah  menikmat SunSet dan SunRise, Keindahan Koral, Mancing dan Snorkling dan P Tidung Kecil yang tidak berpenduduk masih terlihat alami  di sebelah Timurnya terdapat Makam Panglima Hitam menurut kisah rakyat seorang  Panglima dari Malaka yang terdampar disini ketika mengejar  Perampok.   

     Pantai Tanjongan Timur di depan Jembatan Cinta dengan Pasirnya yang putih sangat cocok untuk kongkow bagi wisatawan  disekitarnya tersedia tenda-tenda kecil untuk kuliner, Lapangan Volly dan Snorkling, Pantai Tanjung Barat  terutama untuk menikmati SunSet dan bagi yang  menyenangi tempat yang sangat Tenang, Pelabuhan Betok merupakan pelabuhan utama tempat kapal-kapal membawa penumpang dan barang keluar masuk di daerah ini,  selain kesibukan aktifitas Pelabuhan tersebut lokasi ini cukup enjoy untuk kegiatan Fishing baik dipelataran Jembatan atau bersampan kecil disekitarnya dan Sambil bermain gitar ketika malam hari di Pelataran Pelabuhan ini anda akan menemukan Tugu bertuliskan Kunjungan Forum Komunikasi Rumpun Tidung Tarakan.

     Selain itu Wisatawan dapat mengunjungi Makam  “ RAJA PANDITA “ seorang Raja Tidung dari Kalimantan Timur pada lahan seluas 9 x 25 didalam terdapat makam Raja Pandita,  Istrinya Teah dan anaknya Haji Hamidun makam ini  berada di  TPU P Tidung dan kisah Raja dapat diperoleh dari beberapa orang di Pulau ini yang masih keturunannya seperti  H Djafar Arsyad (Cucu dari Anaknya Arsyad) namun sudah sangat tua, Baharuddin, Slamet Husaini  (dari Salamah anak H Hamidun) dan Mashud Hamid SE Wakil Lurah P Tidung.  Raja Pandita adalah Raja Tidung ke 13  yang lahir di Kuala Malinau  pada 20 Juli 1817 dan mulai menjadi Raja  tahun 1853 dengan Gelar Penamban Raja Pandita dan nama lainya  Aji M. Sapu atau Datu Kaca yang di asingkan Belanda 16 April tahun 1892 karena perlawanannya pada Belanda ke Jawa atau Pulau Tidung yang sebelumnya bernama Pulau Air dan Wafat tahun 1898 dalam usia 81 tahun.

     Sejak Penamban Raja Pandita di asingkan oleh Belanda Kerajaan Tidung mulai Pudar karena tekanan Belandan dan masuknya campur tangan berbagai pihak dalam urusan kerajaan.   Raja Pandita anak dari Penamban Muhammad Ali Hanapiah dengan Gelar Raja Tua berasal dari Keturunan Raja Berau  yang menikahi Aji Ratu anak dari Raja tidung Penamban Hasan.   Raja Tua menggatikan mertuanya menjadi Raja Tidung yang berpusat di Tideng Pale (Sekarang Jadi Ibu Kota Kabupaten Tanah Tidung), pada zaman Raja Tua terjadi perpindahan kerajaan pertama ke Setiud, Sawang Pangku (Kuala Bengalun) dan terakhir ke Kuala Malinau tahun 1776.   Raja Kerajaan Tidung Pertama asal muasalnya adalah Raja Kundug yang mendirikan Kerajaan Berayu dan bermukim di Pulau Mandul  pada abad ke-4 Masehi.   

     Silsilah Keturunan Penamban Raja Pandita adalah dengan Istrinya Teah memperoleh anak Haji Hamidun yang menikah dengan istrinya Raisah memiliki anak sebelas yaitu Salman, Hasinah, Jamilah, Maryam, Abd. Wahid, Zainab, Moh. Arsyad,  Zuhrah,  A’syah, Moh. Saleh dan Usman, setelah Raisah meninggal H Hamidun menikah lagi dengan Rajemah dan memperoleh satu anak yang bernama Fatimah.   Dari turunan inilah warga Tidung yang berkembang di Pulau Tidung tersebut berasal seperti  Baharuddin yang merupakan anak dari Fatimah.

     Untuk anda yang ingin berkunjung ke Pulau Tidung harus ingat bahwa pada bulan Nopember hingga Januari ombak agak besar dan jangan lupa membawa uang cukup karena disana belum ada Bank/ATM tapi bila ke Ibu Kota Kabupaten di Pulau Pramuka akan menemukan  Bank BPD.  Pasilitas wisata yang lain jangan khawatir tersedia Penginapan dan Home Stay dengan layanan bagus Tarip Rp 200 ribu- Rp 500 ribu/night,  Becak Motor, Motor dan Sepeda  semua dapat disewa sebagai sarana  mengitari Pulau,  Keistimewaan lain Pulau Tidung walau dikelilingi lautan dan daratan terluasnya hanya berjarak 500 meter tapi bila digali ditengah – tengah Pulau Akan ditemukan Air Tawar mungkin itulah sebabnya Pulau ini dulu disebut Pulau Air.

" Makau-makau ke Pulau Seribu,  Jangan Lupa Budaya Walau di Rantau " 

by Bakri Supian

SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com  byBambanGBiunG,   S   a   b   t   u,    2   7    A   p   r   i   l     2   0   2   4 Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebo...