Jumat, 26 April 2024

SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com 

byBambanGBiunG,  S  a  b  t  u,  2 7   A  p  r  i  l   2  0  2  4

Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebon

Masjid Agung Sang Cipta Rasa  berdiri di kawasan Keraton Kasepuhan sebuah masjid yang menyimpan sejarah peradaban Islam di Cirebon dan Jawa Barat.  Tempat Sunan Gunung Jati, salah satu dari Sembilan Wali di Jawa,  dalam misinya menyebarkan ajaran Islam.   Menjadi salah satu masjid tertua di Jawa  dan  Raden Sepat dan Sunan Kalijaga adalah arsitek masjid ini.  Konon, lebih dari 500 orang terlibat dalam pembangunan masjid ini, yang konon dibangun hanya dalam waktu satu malam !.  

Beliau menuturkan bahwa Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga dibangun secara gotong Royong Kalangan Wali Songo bergantian, sekitar tahun 1480an oleh Sunan Gunung Djati juga, awalnya diberi nama Masjid Pakungwati karena masjidnya berdekatan dengan Keraton Pakungwati dan Masjid ini dibangun atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati dengan dibantu oleh Walisongo dan beberapa tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah., kemudian Sunan Gunung Djati menikahi putri dari Keraton Pakungwati yaitu Nyi Mas Pakungwati.

Dari pintu gerbang, aula dan beranda, Anda dapat melihat pengaruh arsitektur Hindu Jawa Majapahit, bangunane berbentuk seperti 'Joglo', rumah tradisional Jawa.  Hal ini mencerminkan budaya masyarakat lama yang tinggal di Cirebon, yang merupakan campuran dari masyarakat Demak, Majapahit dan penduduk asli Cirebon.   Bangunan ini juga dikenal dengan nama Masjid Agung Cirebon atau Masjid Sunan Gunung Jati.

Muhammad Ismail, muazin masjid Agung Cipta Rasa mengatakan,  "  Ini adalah masjid peninggalan Wali Songo. Dibangun pada tahun 1480, dan alhamdulilah, salah satu masjid peninggalan Wali Songo yang masih terjaga keasliannya adalah masjid ini. Hampir 90 persen dari bangunan ini masih tetap asli, dan seluruh bangunannya telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah  ".

Untuk memasuki bangunan asli, sembilan pintu masuk dibuat secara unik dengan ukuran yang lebih pendek dari pintu masuk pada umumnya. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati masjid dan kerendahan hati yang harus dimiliki seseorang untuk memasukinya.   Ismail juga mengatakan bahwa pintu-pintu ini memiliki makna simbolis, "  9 pintu itu sendiri merupakan simbol dari 9 orang suci. Selain itu, 9 pintu tersebut juga merupakan simbol keterbukaan. Karena pada saat itu, banyak warga di sini yang awalnya beragama Hindu dan Budha. Jadi ketika masjid ini dibangun, mereka diperbolehkan masuk karena ternyata ini merupakan bagian dari strategi dakwah para wali  ".

Seperti di Masjid Agung Demak, di masjid ini juga terdapat saka guru (tiang utama) yang dibuat dari tatal, yaitu pecahan-pecahan kayu berukuran kecil yang disatukan.  Menurut cerita, saka guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga ini melambangkan kesatuan atau kegotongroyongan.   Konon katanya, pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya dalam tempo satu malam, yaitu pada dini hari dan keesokan harinya telah dipakai untuk shalat subuh.

Seperti di Masjid Agung Demak, di masjid ini juga terdapat saka guru (tiang utama) yang dibuat dari tatal, yaitu pecahan-pecahan kayu berukuran kecil yang disatukan.  Menurut cerita, saka guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga ini melambangkan kesatuan atau kegotongroyongan.   Konon katanya, pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya dalam tempo satu malam, yaitu pada dini hari dan keesokan harinya telah dipakai untuk shalat subuh.

Saat memasuki area masjid, kita bisa melihat mihrab yang unik, yang juga menjadi tempat imam memimpin salat. Ada juga mimbar yang menyerupai kursi besar dengan ukiran teratai khas Majapahit, yang melambangkan kesucian.  Dalam ajaran Islam, salat adalah dasar dari kepercayaan. Hal ini tercermin dari 12 pilar yang mereka bangun dengan ketinggian tepat 17 meter, jumlah yang sama dengan jumlah rakaat shalat dalam sehari. Selain itu, ada 30 fondasi di masjid, jumlah yang sama dengan jumlah juz dalam Al-Quran.

Lebih dari sekedar bangunan, setiap jengkal masjid ini menyimpan doa dan pesan-pesan makna ajaran Islam yang diajarkan oleh Sembilan Wali yang berdiri kokoh hingga kini. Mungkin di situlah letak keajaiban Masjid Sang Cipta Rasa ini.

Pintu masuk ke Masjid Agung Sang Cipto Rasa


Masjid Agung Cipta Rasa Mesjid tertua.

Dibangun Gotong Royong Kalangan Wali Sanga.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...