Jumat, 20 Juni 2014

PENAS XIV 2014 MALANG SUKSES DALAM MENGEMBAN MISI PEMBERDAYAAN PETANI-NELAYAN

" Memantapkan Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak tani-nelayan dalam rangka Pengembangan Kemitraan  dan Jejaring Usahatani guna mewujudkan Kesejahteraan Petani-Nelayan "
Thema Penas XIV 2014 Malang.
 



Meski Pekan Nasional Kontak Tani-Nelayan  (PENAS-KTNA) ke XIV tahun 2014 di Malang Prov. Jawa Timur yang berlangsung tanggal 07 s/d 13 Juni 2014 telah berakhir, Namun semangat dan tekad para peserta yang telah mengikuti kegiatan tersebut tetap membara membawa segala Pengetahuan, Tehnologi dan Pengalaman yang mereka terima selama penyelenggaraan tersebut untuk diterapkan dan dikembangkan di dalam usaha Tani, Nelayan dan Hutan baik buat diri sendiri maupun masyarakat sekitarnya dalam mewujutkan peratanian yang maju, moderen, sejahtera dan mandiri.



 Penas XIV yang ditutup pada tanggal 13 Juni 2014 oleh Menteri Pertanian Ir. H  Suswono mengatakan bahwa pelaksanaan Penas XIV dianggap sukses dalam menyampaikan tujuan yaitu sebagai sarana “ Meningkatkan motivasi, kegairahan dan kemandirian petani nelayan dan petani hutan maupun masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan. “.  Pencapaian ini tentunya melalui Wadah yang ada dalam Penas yaitu Belajar, Mengajar, bertukar informasi, menjalin kem itraan dan menyerap berbagai tehnologi yang lebih baik serta berbagai aktipitas yang tersaji dalam Pekan Nasional tersebut. 



Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian Ir. H Suswono dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo menyampaikan  terima kasih atas kehadiran semua peserta dalam mensukseskan pesta yang sekali dalam tiga tahun tersebut yang dihadiri 47.000 orang dan berharap menggunakan segala pasilitas yang tersedia dalam penyelenggaraan tersebut sebagai sarana pemantapan  kemampuan dan kemajuan usaha  Tani-Nelayan  sebaik mungkin sehingga dana yang dikeluarkan Pemerintah, Swasta dan Petani-Nelayan selama penyelenggaraan dapat bermanfaat.  Dalam kesempatan tersebut beliau berpesan bahwa agar semua pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama penyelenggaraan dapat segera diterapkan dalam dunia usahanya dan menyebarkan informasi tersebut buat Petani-Nelayan dan Petani Hutan agar mereka dapat  menerapkan segala sesuatu metode tehnologi yang baik,  Karena keberhasilan bukanlah ditentukan oleh begitu besarnya pegetahuan yang kita peroleh tapi sejauh mana usaha Tani-Nelayan mencapai produksi hasilnya setelah diamalkan.



Penas yang berlangsung selama  7 hari di Stadion Kanjuruhan Malang berisikan kegiatan berupa 1. Upacara : Pembukaan dan Penutupan,  2. Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak Tani-Nelayan : Rembug Madya dan Utama, Temu Profesi, Petani Asean dan Mitra Asean dan Temu sukses Petani dan Penyuluh,  3. Kemitraan Usaha dan Jaringan Informasi Agribisnis  :  Expo Aquaculture, Agroforestry, Kontes Peternakan Nasional, Pengembangan Pasar Lelang Hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Nasional, Temu Usaha Agribisnis dan Pengembangan Jaringan Informasi Agribisnis,  4.  Pengembangan Teknologi dan Kualitas  Produksi  Agribisnis  :   Gelar dan Temu Teknologi, Temu Karya, Magang, Study Bandim dan Widyawisata dan Peragaan, Unjuk Tangkas dan Asah terampil  5.  Pengembangan Kewirausahaan  Petani Nelayan dan Kesadaran Lingkungan  :  Karya Wirausaha Petani-Nelayan, Karya Agroforestry Lestari, Olah Raga dan Keakraban dan Vestifal dan Kesenian Daerah  6.  Sinkronisasi Program Pembangunan Pertanian Pusat dan Daerah  :  Berupa berbagai  Temu Teknis dan Rapat  dari berbagai kalangann terkait.  Semua kegiatan tersebut dilaksanakan di Stadion Kanjuran Malang, Ruang Pertemuan di kantor sekitar stadion dan Lahan kosong sekitar stadion seperti untuk Ekspo dan Pameran.



Selama penyelenggaraan kesibukan terlihat baik di stadion maupun di tempat kegiatan yang berada di seputar Stadion, sehingga jln utama depan stadion diberlakukan satu jalur bahkan inipun masih macet oleh kesibukan peserta penas.    Expo Pertanian dengan peragaan beberapa tehnologi Pertanian dan parietas pertanian merupakan areal yang cukup ramai di padati pengunjung seperti Padi, Jagung, Berbagai Melon, Sorgum, Bunga Matahari dan berbagai hortikultura lainnya.    Di sini pak SBY setelah pembukaan menyaksikan demonstrasi  mesin traktor penanam Padi dan Pemotong Padi serta bersua dengan Petani dan Pengunjung yang ada.   Kegiatan lain yang cukup ramai dikunjungi baik Peserta maupun Masyarakat umum adalah Stand Pameran Pembangunan sebnayak 250 stand yang berada di Depan Stadion Kanjuruhan yang diisi peserta Pemda Daerah dan Provinsi, KTNA, Kementrian, Lembaga Swadaya dan Pengusaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Salah satu Kegiatan yang sempat saya ikuti sebagai Kontingan dari Kabupaten Nunukan, Menyaksikan demonstrasi  Budidaya Padi dan Jagung dan Program  pendampingan petani Jagung dan Padi yang di selenggarakan PT. SYNGENTA pada sebuah Demplot seluas 3 ha di  Dusun Margo Singo  Desa Jatirejoyoso.   Pada Demplot ini PT. Syngenta baik untuk tanaman Padi maupun Jagung membagi proses pembudidayaan dalam empat tahapan dengan perlakuan tersendiri baik perawatan maupun penggunaan obat produksi mereka.     Perawatan padi Syngenta menggunakan prinsip GroMore yaitu suatu tahapan  perawatan dalam penanaman Padi,  1.  Tahapan Pembibitan Padi  2.  Tahapan Anakan  3. Tahapan Bunting dan 4. Tahapan Pemasakan dalam setiap tahapan tentunya mempunyai perawatan tersendiri dengan penggunaan obat produksi mereka. 

 GroMore merupakan satu sistem perawatan Padi yang di terapkan Syngenta pada Petani yang menjadi binaan mereka.  Pada Kesempatan ini selain staff Syngenta yang memberikan penjelasan pada peserta tentang aktipitas Syngenta juga memperkenalkan seorang petani sukses binaan Syngenta Bapak Syamsul Bahri, yang berhasil meningkatkan prosuksi Padinya menjadi 10 ton/ha untuk menceritakan pengalamannya sebagai petani dan keberhasilan beliau setelah mendapat binaan dari Syngenta.    Selain Syngenta masih banyak lagi perusahan Pertanian yang berpartisipasi aktip dalam event ini seperti  PT. Petro Kimia Gersik, PT. Agro Tunas Inti, Phonska, Agro Inovasi dan masih banyak yang lainnya.

Anwar Petani asal PerBatasan Sebatik Kalimantan Utara, mengutarakan dengan semangat  atas keikut sertanya selama tiga Hari di Desa Blunder Malang dalam mengikuti  kegiatan Magang Pengenalan Buah-buah Eksotis nusantara dengan kegiatan Pengenalan, Perawatan, Okulasi, Pemangkasan, Pembuatan medium pembibitan dan sebagainya,  " Pengalaman ini akan lebih memotipasi saya dalam mengembangkan kebun buah yang ada di daerah " kata Pak Anwar.   Adzmil petani dari Aceh lain lagi kisahnya ia mengikuti Salah satu paket Penas XIV yaitu Widya Wisata pertanian dan  kegiatan ini telah memberikan dirinya akan pengertiann yang lebih luas dan berarti dalam mengembangkan usaha taninya.  Sementara ibu Barisi seorang Wanita tani merasa memiliki bekal baru dalam mengembangkan usaha taninya setelah mengikuti selama dua hari kegiatan magang pengolahan hasil pertanian yang menurutnya akan ia kembangkan setiba di Kampungnya.





Seorang Petani  Riau saat mengunjungi arena Ekspo Pertanian merasa gembira dengan kehadirannya di Pentas PENAS XIV ini, karenanya ia melihat berbagai jenis tanaman dan Tehnologi budidaya yang menurutnya belum ada didaerahnya dan perlu dikembangkan di sana serta keikut sertaannya memberikan satu napas dan semangat baru dalam menjalani usahataninya kedepan, ia juga merasa bahwa Ekspo Pertanian-Perikanan kali ini sangat baik dan Positip.

Presiden RI  DR. Susilo Bambang Yudoyono di dampingi Menteri Pertanian Ir. H Suswono, Menteri Perikanan Sutarjo C Syarif, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Ketua KTNA Nasional Ir. Winarno Tohir, Gubernur Jawa Timur  Sukarwo, dan Bupati Kab. Malang Rendra Kreshna pada pukul 15,15 Wib 07 Juni 2014 membuka acara Penas XIV dengan mengucapkan “ Bismillahirrahmanirrahim” dan Pemukulan Gong.  Presiden juga mengamanatkan tentang ketahanan dan kemandirian pangan Nasional dengan tiga sasaran,  1. Ketersedian Pangan yang Cukup swasembada pangan  2.  Pendapatan Petani, Nelayan dan Hutan yang membaik Peningkatan Kesejahteraan Petani-Nelayan dan  3. Rakyat Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.




 










Tiga sasaran tantangan ketahanan dan kemandirian Pangan Nasional  kedepan tersebut oleh Pak Susilo Bambang Yudono bisa terpenuhi bila adanya keterlibatan secara serius dan benar para pihak terkait di bidang tersebut seperti,  1.  Komunitas Petani, adanya keseriusan para Petani-Nelayan untuk selalu meningkatkan usahanya dengan berbagai tehnologi yang tepat dan selalu memiliki Inovasi untuk mencari informasi yang lebih baik tentang usaha Tani-Nelayan,  2.  Ilmuan dan Tehnokrat, Keseriusan dalam mencari tehnologi yang lebih produktip dan memecahkan permasalahan Petani-Nelayan yang ada.  3.  Pemerintah, Menyusun Kebijakan yang tepat yaitu kebijakan diera globalisasi yang melindungi petani, nelayan dan masyarakat Hutan.  4.  Dunia Usaha,  Yang membutuhkan keuntungan dalam usahanya hendaklah tidak mengabaikan kepentingan Petani, Nelayan dan Masyarakat Hutan yang membutuhkan kesejahteraan dan keadilan dalam usahanya  dan  5.  Masyarakat Indonesia dan Dunia untuk dapat menggunakan Pangan seperlunya jangan rakus dan boros hingga ketersedian pangan dapat terjamin dan Masyarakat Indonesia harus Memegang prinsip selogam “ AKU CINTA PRODUK INDONESIA “.



Pembukaan PENAS XIV Malang  dilakukan pemberian  44 penghargaan, di antaranya oleh  presiden  berupa  Penghargaan Satya Lencana Wirakarya yang diberikan pada mereka yang berjasa dalam meningkatkan Pertanian diantaranya kepada Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST Msi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Bupati Malang Rendra Kreshna, Bupati Minahasa Selatan dan Bupati Sorong Barat, Penghargaan ini merupakan pertama kali diberikan sejak PENAS digelar.   Penghargaan Satya Lencana Pembangunan diberikan antara lain pada Gubernur Bali Made Mangku Pasika, Bupati Pangkep H. Syamsuddin, Bupati Lampung Selatan H. Rycko Menoza SZP, Petani Asal Garut Jawa Barat M Dimyati.  Sementara Ketua Umum KTNA Nasional Ir. Winarno Tohir memberikan Lencana ADI BAKTI Nelayan dan Petani pada Presiden Susilo Bambang Yudoyono  atas jasa beliau dalam pengembangan pertanian dan teladan buat Presiden masa depan.     Sementara Ir. H  Suswono mengucapkan rasa terima kasih pada bapak Presiden RI selama tugasnya telah mencurahkan bakti  buat Kemajuan Pertanian dan Peluncuran buku “ DATA STRATEGIS, INDUK PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2045 “ yang akan menjadi buku pokok dalam melaksanakan pembangunan Pertanian di Indonesia.


Selama penyelenggaraan tersebut semua peserta yang datang dari berbagai penjuru daerah di inapkan di Rumah masyarakat yang ada disekitar Stadion Kanjuruhan agar lebih dekat dan kenal warga yang umumnya merupakan Petani Malang.  Kontingen KTNA Kabupaten Nunukan menempati pemondokan di RT 13 Jalan Mangga Desa Kedung Pedaringan Kec. Kepunjen Malang demikian juga peserta dari Prov. Kalimantan Timur lainnya berada di sekitar tempat tersebut. 

Kegiatan sepekan tersebut diliput secara langsung oleh Radio Pertanian Wonocolo milik Balitbangtan Jatim, berupa sebuah mobil dilengkapi sarana siaran yang parkir di Depan stadiun.

Menteri Pertanian RI Ir. Suswono, sebelum menutup Acara para Petani-Nelayan Nasional yang berlangsung selama 7 hari mengumumkan bahwa Juara Umum kegiatan PENAS XIV adalah kontingen Jawa Timur dan PENAS XV berikutnya TAHUN 2017 akan dilangsungkan di Provinsi DAERAH ISTIMEWA ACEH, sesuai hasil rembug utama KTNA Nasional sebelumnya di Pendopo Kabupaten Malang.
by BakriSupian

  
“    SELAMAT TINGGAL PENAS XIV 2014 MALANG DAN SAMPAI JUMPA PENAS XV TAHUN 2017 ACEH DARUSSALAM.   “


Kota Malang legenda Kerajaan Singosari,
Kegiatan Penas telah berakhir namun misinya tetap dilanjutkan Petani.

Senin, 16 Juni 2014

TRADISI BERBURU PAUS DI LAMALERA






Mungkin ada baiknya anda menyisihkan sedikit waktu untuk datang mengunjungi daerah Flores pada bulan Mei bertepatan dengan penyelenggaraan tahunan " Festival BALEO " tepatnya ke desa  Lamalera di Kabupaten Lambata, NTT,   di sana anda  akan dapat  menyaksikan tradisi berburu paus yang melintas di Laut Sawu oleh warga Lamalera,  yang merupakan tradisi turun temurun sejak abad ke-16 sesuai dengan manuskrip Portugis, saat itu di P Lembata ada 15 keluarga Lamalera yang melakukan tradisi ini lengkap dengan Rumah Adat, Rumah Perahu (Najeng) dan tali penangkap Paus (Tale leo).

Desa Lamalera sebuah desa nelayan  kecil yang terletak di pesisir pantai selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggata Timur.   Selain sebagai nelayan yang bergantung pada usaha penangkapan ikan di laut sebagai mata pencaharian, penduduk di desa ini  juga  memiliki tradisi  unik yang membutuhkan keberanian mencabar maut dan hanya dilaksanakan pada bulan tertentu, yaitu berburu Paus mahluk mamalia air (cetacean) terbesar dilautan.   Jenis paus yang diburu pun bukan sembarang  hanya Sperm Whales  (Physeter  macrocephalus)  dan Pilot Whales ( Globicephala  macrorhynchus  dan  Globicephala males ),  khusus untuk Paus Biru,  Blue Whales (Balaenoptera  musculus)  nelayan Lamalera tidak memburunya,  karena masuk dalam manuskrip adat yang melarang penangkapan jenis  Paus Biru yang dianggap sebagai penyelamat leluhur warga Lamalera. Selain itu, Paus Biru juga merupakan paus langka dan dilindungi telah masuk dalam kawasan Conservasi taman laut Lamalera.


Penasaran dengan tradisi ini? Anda bisa datang saat musim perburuan Paus (kotoklema bhs lamalera)  yang biasanya jatuh antara bulan Mei-Oktober. Saat itu, laut sangat tenang dan gerombolan paus banyak yang melintasi peran mereka sebagai salah satu destinasi lingkaran habitat hidupnya, sehingga saat itu  akan sangat memudahkan bagi warga untuk berburu Paus.

Mungkin anda membayangkan perburuan ini menggunakan kapal besar dan senapan Paus yang moderen sebagai mana perburuan Paus di Laut Bering " Ituloh dekat negara Alaska USA ",  anda salah perkiraan karena perburuan ini sangat tradisional jadi bergantung pada keberanian dan penguasaan alam disekitar.  Karena hanya bermodalkan perahu kayu yang kecil (Paledang bhs Lamalera)  dengan seorang didepan perahu yang gagah pemberani memegang Tombak Bambu (tempuling bhs lamalera) yang berujung besi Tajam yang akan melompat kearah Paus dilaut,  bila sang juru mudi yang lihai berhasil mendekatkan perahunya ke Paus dan  lalu ia menghunjamkan tombaknya ke tubuh Paus,  ini bisa terjadi 3 - 6 kali.


Sebagai suatu kegiatan tradisional sebagai mana di daerah lain di Indonesia yang mempunyai makna transendental dengan kekuatan mistik atau yang kuasa, maka kegiatan ini sebelumnya dimulai dengan kegiatan ritual, yang pada dasarnya untuk memohon berkah, keselamatan dan kemudahan dari yang menguasai laut.    Pada tanggal 28 atau 29 April, biasanya Suku Wujon di Lamalera yang tinggal di atas gunung akan turun ke pantai dan berdoa memanggil Paus sebelum perburuan di mulai.

Ritual tidak sampai di situ, pada tanggal 30 dan 31 April semua masyarakat Lamalera akan berdoa untuk keselamatan nelayan yang akan berangkat ke laut.   Karena kebanyakan masyarakat Lamalera menganut agaman Kristenn doa pun dilakukan sesuai agama Kristen,  seorang pemimpin adat atau agma akan berdiri di depan mimbar yang telah disediakan di pantai untuk memimpin acara ritual berdoa tersebut.


Keesokan harinya pada 1 Mei  akan  banyak perahu yang berbaris dipantai untu berburu Paus biasanya sebanyak  20 kapal atau perahu,  jumlah 20 perahu tersebut menandakan jumlah suku yang ada di Lamalera, tapi dari 20 perahu  hanya satu yang diperbolehkan untuk berlayar pada hari pertama. Perahu tersebut adalah perahu Paraso Sapang yang menandakan suku tertua di Lamalera.

Apabila Paraso Sapang berhasil menemukan paus, 19 kapal yang lain baru diperbolehkan keluar dan membantu Paraso Sapang untuk berburu paus. Namun apabila Paraso Sapang tidak berhasil menemukan paus, maka pencaharian dilanjutkan pada keesokan harinya bersama 19 perahu lainnya.

Perahu atau Paledang pemburu Paus biasanya akan memuat krue sebanyak 9 orang dengan 3 pembagian tugas penting yaitu, Lamuri sebagai pemegang kendali perahu atau juru mudi dan biasa merangkap pimpinan 1 orang, Matros krue paledang yang akan mendayung dan kegiatan pendukung lain sebanyak 7 orang dan Lamafa adalah jabatan terpenting di dalam perburuan Paus seorang yang berdiri di ujung kapal dan akan menombak Paus 1 orang.

Hasil buruan Paus tersebut setiap tahunnya sangat tidak menentu atau fluktuatip, menurut sebagian pakar ikan Paus di daerah itu sangat dipengaruhi Meteorologis seperti cuaca dan kondisi perairan dan Peta Populasi Paus itu sendiri yang melewati perairan Laut Sawu, fluktuasi hasil tangkapan tersebut berkisar 4 - 56 ekor menurut informasi masyarakat di daerah itu hasil terbesar tersebut di capa pada tahun 1969.

Hasil buruan tersebut akan ditarik kepantai untuk di potong menjadi Daging, Tulang, Kulit dan Darah/minyaknya yang pertama mendapat bagian adalah para pemburu tersebut, Kepala suku dan tetua adat dan seluruh masyarakat yang ada dipantai saat itu, aturan pembagian semua telah ditentukan secara adat.  Ikan tersebut dimakan, diawetkan,  diasapkan dan dikeringkan dapat bertahan hingga satu tahun atau dibarter dengan kebutuhan lain.




Kegiatan tahunan masyarakat Lamalera inipun telah dijadikan satu kalender wisata daerah dengan nama Festival " BALEO "  yang secara rutin diselenggarakan oleh daerah dengan pestifal berburu Paus disertai kegiatan lain yang terkait dengan masyarakat Lamalera dilaksnakan dengan meriah dengan harapan dapat melestarikan budaya dan Cinta akan adat daerah serta menarik wisatawan manca negara untuk datang berkunjung.
by BakriSupian
Refrensi dr berbagai tulisan



Paus melintasi samudera untuk sampai di Laut Sawu,
Kehidupan merenangi berbagai ragam pase bak sebuah Menu.  

Minggu, 01 Juni 2014

DHARMA SAMUDERA MARATHON 10 K DI PERBATASAN




Di ikuti sekitar 450 pelari dari  warga PerBatasan seperti dari Nunukan, Sebatik, Tarakan, dan Malinau serta peserta dari kalangan TNI,  DHARMA SAMUDERA MARATHON 10 K ke-1 digelar pagi tadi Minggu, 01 Juni 2014.    Star dari Jalan Arif Rahman Hakim  menyusuri  jln Angkasapura, Jln P Antasari, Jln RA Bessing, Kamp. Selisun, Jln Membunut,  Jln Ujang Dewan Kantor DPRD dan Finish di Dermaga Lanal Nunukan Pantai Ichim.   Finish di Lanal Nunukan peserta disambut Dan Lanal Nunukan, Assisten II Pemda Nunukan,  beberapa kepala SKPD, instansi lain dan ratusan penonton.
 
Jefri k(003) Juara 1 Putra
Perombaan ini dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Lanal Nunukan ke-13 sekaligus Hari Dharma Samudera Indonesia.  Setelah perlombaan para penonton disajikan  pentas hiburan dengan Artis dan Band Nunukan, Pasar bazar menyajikan makan lezat dengan paket murah dan Opening Ship, menyaksikan kapal  KRI Karel  Satsuitubun-356, semuanya berada dalam areal Lanal Nunukan.

Merliana Juara 1 putri

 HARI DHARMA SAMUDERA, Merupakan suatu hari untuk mengenang Jasa pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan di Perairan Arapura,  yaitu Komodor Muda Youdarso dengan Kapal  KRI Macan Tutul bersama KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau Namun beliau gugur bersama dengan Tenggelamnya KRI Macan Tutul saat perjuangan membebaskan Irian Barat dari Belanda pada 15 Januari 1962.   Kegiatan ini merupakan  kegiatan utama TNI Angkatan Laut bersama instansi lain,  penyelenggaraannya berupa apel  di atas laut menggunakan kapal perang yang relatip besar, melarungkan rangkaian bunga, tabur bunga, memberikan santunan buat keluarga pahlawan, berbagai olah raga dan berbagai kegiatan yang dpt lebih memotipasi semangat kejuangan dan bela neara putra-putri Indonesia..

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono mengemukakan bahwa makna peringatan Hari Dharma Samudera untuk mengingatkan kembali jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan, termasuk pahlawan Komodor Yos Sudarso yang gugur dalam pertempuran di Laut Aru.  



Dharma Samudera Marathon 10 K ke-1 diharapkan dapat menjadi ajang pembinaan Kaula muda dan Atlit PerBatasan  untuk membentuk atlit-atlit berprestasi disamping sebagai perayaan hari Jadi Lanal Nunukan ke-13 dan mengenang jasa para pahlawan yang gugur di pertempuran perairan dalam membela bangsa.  

Lomba Marathon yang diikuti sekitar 450 pelari akhirnya menetapkan tiga pemenang putra putri, masing – masing Putra juara 1. Jepri Kamuba 34 menit  2. Vidian Toro dan 3. Perseroan Samosir  sedangkan untuk Putri Juara 1. Merliana  47 menit  2.  Widi 3. Hermin.   Jepri sejak star  selalu memimpin didepan di ikuti peserta lain hingga memasuki pinish ia tak terkalahkan bahkan meninggalkan  Vidian T sekitar 245 meter.

by BakriSupian






 La Dollah Marathon dengan Wear Sprot Cakar,
Marathon itu murah, sehat dan Bebas Polusi di sekitar.



SEJARAH MASJID AGUNG SANG CIPTO RASA DIBANGUN WALI SONGO PADA ZAMANNYA, MESJID TERTUA DAN PERNAH DIBANGUN SATU MALAM !

NusaNTaRa.Com  byBambanGBiunG,   S   a   b   t   u,    2   7    A   p   r   i   l     2   0   2   4 Masjid Agung Sang Cipto Rasa di Cirebo...