Minggu, 29 Juni 2025

SEKILAS SEJARAH BATAK DI MATA KALANGAN PENJAJAH

NusaNTaRa.Com             

byBahrIHasupiaN,           M   i   n   g   g   u,    2   9      J    u    n    i      2   0   2   5                  

Rumah ADAT BATAK
BATAK.   Catatan pertama yang diketahui mempunyai  kaitan dengan  masyarakat  Batak  dibuat  oleh  Geograf  Yunani,  Ptolemaeus,  yang di buat pada abad  ke - 02  Masehi,  ia melukiskan  bahwa  bagian Utara Sumatera  sebagai suatu  kumpulan pulau yang diantaranya dihuni  oleh  orang - orang  pemakan manusia.   Setelah itu,  muncul tulisan - tulisan  lain dari  sumber - sumber pengelana orang - orang Arab  yang memberikan  informasitambahan mengenai  cara hidup Kanibal  di Sumatera.

Di  gambarkan pada akhir  sekitar abad ke - 13  hingga  awal abad  ke -16,  tentang  populasi kehidupan  di Sumatera yang semakain  jolas  dengan  persinggahan  Marco Polo  di bagian  utara Sumatera  pada tahun  1291.   Ia adalah  orang pertama  yang mencatat  kehadiran Islam dan juga  pertentangan antara kaum minoritas  penganut  Paganisme  dan sebagian Kanibal  yang menetap  di kawasan Pegunungan.

Batak  TOBA

Nicolo de' Conti  pada tahun  1430  mendadi  orang pertama  yang menyebut  nama tempat  " Betech " yang dikaitkan  dengan  sebuah populasi  yang bersifat  Kanibal dan Gemar Berperang.   Nama tempat ini  diketemukan kombali  pada  awal abad  ke - 16  melalui  Pires  yang  menyebut  "  Seorang Raja dari Bata "  dalam laporannya  Suma Oriental.   Nama suku " Bata "  muncul berkat F Mendes Pinto dan mungkin ia orang Eropah Portama yang ke Pedalaman Utara Sumatera  dan meninggalkan jejak tertulis.  Dalam Peregrination, penjelajah Portugis ini moncatat kunjungan datu " Raja Orang Bata " ke Kapten Melaka yang baru.

Pada 1563,  Joao de Barros menggunakan kembali nama suku  " Batas " dan menyebutkan bahwa masyarakat Kanibal yang gemar berperang ini menghuni bagian  pulau yang berhadapan dengan Malaka.   Beaulieu  mengunjungi Aceh  tahun  1620 - 1621 mencatatkan bahwa penduduk pulau adalah Orang Melayu,  tetapi dipedalaman terdapat orang - orang  dengan bahasa  yang sangat berbeda dengan  Bahasa Melayu dan  diantaranya  ada  yang Kanibal sifatnya.

Sumber yang tertulis mengenai kunjungan  ke  Sumatera bagian Utara  dari abad  ke - 17  berasal dari seorang   Tionghoa yang menggambarkan  penduduk  daerah  Panda dan Bata,  sepuluh atau  sebelas  hari perjalanan  jauhnya dari  Barus yang menghuni  gunung dan hutan dan  sama  sokali  tidak  berhubungan dengan  orang - orang  Melayu dari daerah endah.   Ia menceritakan  secara mendetail  cara mereka  memakan daging  manusia.

Di tahun 1772,   Charles Miller  masuk ke pedalaman  Tapanuli,  ia terkesan keaneka ragaman   bahasa penduduk  di pedalaman yang meskipun   demikian memiliki  abjad yang sama.   Charles juga mencatat totang sebuah masyarakat Kanibal bernama " Batas " yang berbeda  dari semua penduduk  lain di Sumatera dari segi bahasa, kobiasaan,  dan Adat.   Dua Sintesia  tentang Sumatera muncul  berturut - turut akhir abad ke - 18.   Sintesis Radermacher tahun 1781 masih tetap menawarkan pembedaan yang sudah dikenal,  yaitu antara orang - orang  gunung yang kemungkinan  adalah Penduduk Lama pulau itu dan masyarakat pesisir tang kebanyakan terdiri dari  orang - orang  asing.

William Marsden mendadi orang portama mempertanyakan kompleksitas  masyarakat - masyarakat Pulau Sumatera dalam karyanya yang terbit di London tahun 1783.   Radermacher dan Marsden  adalah orang pertama yang menawarkan deskripsi mengenai geografi  politik  " Kerajaan Orang Batas ".   Pada akhir abad ke - 18,  nama suku " Batta "  ("Batak" menurut Radermacher) sudah diketahui umum  sebagai  sebutan untuk mengidentifikasi penduduk di pedalaman utara  Sumatera.  Tapi, mungkin oleh Marsden  sebutan itu terlaluumum.  Ia membuat perbedaan antara penduduk  "Carrow" dan "Batta".

Tahun 1823 John Anderson bertualang cukup jauh ke pedalaman pesisir timur laut Sumatera.  Lebih maju dari Marsden, ia adalah orang pertama yang mulai menyebut  nama - nama  "Suku",  yaitu "Mandiling atau Kataran, Pappak, Tubba, Karau - karau, Kappak, atau Alas".   Tahun berikutnyaRaffles  menugasi dua orang missionaris  baptis Inggris, Burton dan Ward  untuk mulai mengkristenkan  orang " Batak ", dari Sibolga menuju Podalaman " Tanah - tanah Toba ".   Kedua  misionaris itu mendadi orang pertama yang memberikan perkiraan  batas-batas sebuah daerah yang disebut " Tanah Batak ".

Pengakuan Penjajah Belanda terhadap keberadaan bangsa " Batak " diteskan dengan dibentuknya jabatan kontrolir urusan " Batak " tahun 1888.   Bersama dengan berjalannya waktu, pelan - pelan identitas suku Batak terbentuk seperti Sokarang.  Perlu dicatat pula, proses penyatuan identitas tersebut tidak mudah karena masyarakat yang disebut sebagai Batak itu sendiri sebenarnya tidak pernah menyatakan dirinya sebagai bangsa "Batak ".

Kata Batak di masa itu umunya digunakan oleh orang masyarakat Melayu yang tinggal di pesisir untuk menunjuk kepada  sekelompok orang tinggal di pedalaman.   Penyatuan identitas Batak semakin rumit dengan munculnya pertentangan antara kelompok Mandailing yang menetap di Selatan dengan kelompok masyarakat yang berada di utara  seperti Toba.   Tepai, syukurlah setelah melalui perdebatan selama bertahun - tahun,  pelan - pelan semua komunitas tadi melobur mendadi satu seperti sekarang. (dr laman Efri Ritonga).

Kalangan Batak KARO

Utara Sumatera dahulu di huni pemakan manusia.

Batak suku yang mendiami Sumatera utara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKILAS KISAH BELA DIRI PENCAK SILAT DI NUSANTARA YANG MENDUNIA

NusaNTaRa.Com        byBakuINunukaN,          S   a    b   t   u,    0   6     S  e  p  t  e  m  b  e  r     2   0   2   5     Sekilas kisah...