Sabtu, 11 Juli 2020

BERKIRIM SURAT KE JOKOWI MASYARAKAT BADUY MINTA DICORET DARI DESTINASI WISATA.


NusanTaRa.Com
byMapiroHBorra,                                                       07 Juli 2020 


Masyarakat Adat Baduy mengajukan permohonan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata,  karena sudah merasa terusik oleh 'hilir mudik' pariwisata dan berharap agar wilayah Baduy ditetapkan menjadi cagar alam dan cagar budaya.    Keputusan ini dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (04/07/2020) untuk membahas surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Jaro Saidi, salah satu Pemangku Adat di Baduy mengungkapkan keresahannya bahwa pencemaran lingkungan di wilayah Baduy semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan persoalan baru,   "  Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut  ",   Ujar SiDin  Jaro Saidi.

Pertemuan tersebut juga sekaligus memberikan mandat kepada tim dari luar wilayah Baduy yang dikepalai oleh Heru Nugroho, dan 3 anggota lainnya yaitu Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Mereka dipercaya oleh Lembaga Adat Baduy untuk bisa menyampaikan aspirasi dan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden, beberapa Kementerian dan perangkat daerah wilayah Banten.

Meski demikian masyarakat suku Baduy tidak serta merta menolak wisatawan karena  menganggap datangnya wisatawan sebagai salah satu bentuk silaturahmi yang harus dihargai.   "  Pada prinsipnya, mereka tidak "menolak" silaturahmi. Mereka sangat menghargai silaturahmi dan persaudaraan. Jadi, jika ada pihak yang mau datang ke sana. Ya tetap dipersilahkan  ",  Ujar SiDin  Heru Nugroho, ketua Tim Perwakilan yang ditunjuk oleh Lembaga Adat Baduy sebagai di cover langsung NusanTaRa.Com, Senin (6/7/2020).

Tapi Heru Nugroho menekankan agar wisatawan tersebut harus memiliki tujuan khusus dan krama yang teratur, terutama silaturahmi dengan masyarakat Baduy dan Jangan cuma hanya 'menonton' masyarakat Baduy dalam keseharian yang dapat melahirkan konotasi negatip saja.   "  Demi sebuah tujuan silaturahmi, bukan cuma "nonton" orang Baduy dan tatanan adat yang ada di sana. Istilah mereka gini, Tatanan adat kami itu adalah tuntunan, bukan tontonan  ",    Ujar SiDin Heru Nugroho.

Banyak sekali  wisatawan yang datang ke Badui tapi mereka tidak mengindahkan kelestarian alam, serta adat istiadat suku Baduy,   "  Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut  ",   Ujar SiDin  Jaro Saidi, salah satu pemangku adat di Baduy.


Belum lagi soal masalah sampah. Pencemaran lingkungan di Baduy sudah semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar Baduy yang berdatangan ke dalam  dan  sebagian besar menjual produk makanan minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan masalah baru, sampah plastik di Baduy dan alam yang terusakkan.

Secara lisan, mandat disampaikan langsung oleh Jaro Tangtu Cikeusik, kerap disapa Jaro Alim, yang turut disaksikan oleh Puun Cikeusik dan Jaro Saidi. Selanjutnya diadakan pertemuan dengan lembaga adat Baduy, sekaligus memberikan mandat secara administratif kepada Tim Heru Nugroho, dimana mandat administratif tersebut diberikan langsung dan diwakili oleh Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro Madali (Pusat Jaro Tujuh), dan Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).

Heru Nugroho selaku ketua Tim, mengaku sangat antusias dan siap menjadi narahubung aspirasi masyarakat Baduy ke Presiden Joko Widodo.   "  Karena kedekatan saya kepada masyarakat Baduy yang sudah terjalin sekian lama, mungkin saya diberikan kepercayaan oleh mereka (Pemangku Adat Baduy) untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Bapak Presiden melalui surat terbuka ini  ",   Ujar SiDin Heru Nugroho dengan Plabomoranya (hebatnya).


Desa Budaya desa wisata,

Suku Baduy ingin dicabut dari destinasi Wisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...