Minggu, 02 Agustus 2020

PRODUKSI GARAM NTT TURUNKAN KUOTA IMPOR NASIONAL DARI KEBUTUHAN 4,4 JUTA TON.


NusanTaRa.Com
byDannYAsmorO,                                                                                          24  Juli  2020



Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Agus Suparmanto memuji potensi garam yang ada di NTT.   Potensi garam yang dimiliki NTT yang cukup besar diyakini dapat menurunkan kuota impor garam untuk kebutuhan nasional.   Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perdagangan  Agus Suparmanto saat melakukan kunjungan kerja di Nunkurus, Kupang Timur Kabupaten Kupang, pada Jumat, 24 Juli 2020.

  Saya mendukung penuh terhadap aktivitas berkaitan dengan produksi garam ini. Saya berharap dalam kurun waktu setahun ini, kita bekerja sama dalam meningkatkan produksi garam ini. Karena kebutuhan nasional kita sekitar 4,4 juta ton per tahun. Saya yakin NTT mampu mendukung nasional dalam menurunkan angka impor garam dalam negeri  ”,  Ujar SiDin Agus  Suparmanto dalam kunjungan tersebut.   

Suparmanto mengatakan, dalam upaya meningkatan produksi garam di NTT, Kemendag siap memberikan dukungan penuh  dan mengajak berbagai pihak terkait lainnya termasuk pihak perbankan agar terlibat secara nyata.     Tentunya, mesti adanya dukungan nyata terhadap pengembangan garam di NTT. Berupa stimulus bagi petani, memfasilitasi para pelaku investasi, mengoordinasikan KUR bagi para petani garam dan dibentuk resi gudang. Sehingga para petani bisa menyimpan dan mendapat akses pendanaan untuk menciptakan dunia usaha sejuk yang kami prioritaskan di tempat ini  ”,  Ujar SiDin Suparmanto.

Mendag Agus juga memberikan apresiasi yang besar terhadap kerja keras Gubernur NTT untuk pengembangan produksi garam di NTT yang tentunya akan mendorong kesejahteraan petani garam dan menambah produksi garam NTT.      Sekali lagi saya tegaskan, potensi Garam NTT dapat mendukung kami dalam memenuhi kebutuhan industri maupun kebutuhan konsumsi dalam negeri  ”,   Ujar SiDin Laji,  Garam termasuk satu bahan pokok yang berada perhatian perhatian romorenta karena teekait pada masyarakat dan Industri.

Di akhir sambutannya, Mendag Agus juga memberikan dukungan penuh kepada pihak yang berwenang untuk mengusut tuntas kartel Garam dari luar (negeri).     Pesebaran Garam Himalaya di daerah yang tidak memiliki ijin edar, kami lakukan pemusnahan untuk melindungi para petani dan produksi garam nasional. Dukungan terhadap hal ini bukan sekedar dari pemerintah (pusat) saja tapi juga perlu keterlibatan dari pemerintah daerah dan masyarakat  ”,  Ujar SiDin Suparmanto dengan Plabomoranya (hebatnya). 

Kunjungan kerja Menteri Perdagangan RI merupakan respons atas Surat Gubernur Nusa Tenggara Timur kepada Menteri Perdagangan nomor Hk.03.5/171/2020 tanggal 6 Juli 2020 perihal Permohonan Peninjauan Produksi Garam Premium Nusa Tenggara Timur.   Diharapkan kunjungan tersebut akan memberikan satu kejelasan bagi pemerintah dalam mendukung pemasaran maupun dan memajukan produksinya kedepan.

"  Saat ini garam nasional masih menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi keterbatasan produksi maupun kualitas hasil akhir yang relatif rendah. Namun saya melihat di sini potensi peningkatan produksi garam dengan kualitas di atas rata-rata. Jika kualitas ini dipertahankan, maka produksi garam NTT dapat mendorong penurunan impor garam untuk kebutuhan industri, maupun untuk diekspor  ",   Ujar SiDin  Menperindag, Sabtu (25/7/2020).

Salah satu tantangan kondisi pergaraman dalam negeri yang paling krusial ungkap Suparmanto,  ialah tingkat produksi yang belum mencukupi kebutuhan nasional.   Kebutuhan garam nasional pada 2020 diperkirakan sebesar 4,4 juta ton, terdiri atas kebutuhan industri sebesar 3,74 juta ton, rumah tangga 321 ribu ton  dan lainnya sebesar 398 ribu ton.   Sedangkan produksi garam tahun 2020 diperkirakan sebesar 2,5 juta ton sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan garam di dalam negeri.

Produktivitas rata-rata lahan garam di Nunkurus adalah 100 ton per hektare (ha) untuk setiap siklus panen (sekitar 40-45 hari),     lebih tinggi dari produktivitas rata-rata lahan garam lainnya yang berkisar 60-70ton/ha dengan  kualitas garam yang baik dengan NaCl minimal 97%.   "  Rendahnya produktivitas garam di dalam negeri disebabkan produksi garam yang rentan terganggu cuaca, lahan pegaraman yang tidak luas dan tidak terintegrasi, serta sistem pemanenan garam yang sederhana.  Selain membuat jumlah produksi yang rendah, hal ini juga berdampak pada kualitas garam yang tidak seragam  ",   Ujar SiDin Suparmanto pada Jurnalis NusanTaRa.Com.


Garam diproduksi  dari air laut dangkal,
Produksi Garam NTT kurangi kuota Import Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...