Selasa, 18 Agustus 2020

MBAH LINDU MAESTRO GUDEG YOGYAKARTA LAYAK MASUK GUINNESS WORLD RECORDS.


NusanTaRa.Com
byMapirroHBorrA,                                                     26/juni/2020





“  Jatuh bangun, merangkak, kadang harus berpegangan tiang. Bahkan menarik satu kayu dari ikatannya pun dia terlihat kepayahan  “, tapi setelah bekerja baru terlihat energi semangat menjualnya yang kuat meski dalam kesehariannya dibantuh anaknya Ratiyah.

Mbah Lindu penjaja Nasi Gudeg di Yogyakarta
  William Wongso, pegiat dan pakar kuliner Indonesia yang menyebutkan Mbah Lindu patut masuk Guinness Book World Records  “,   Sepengetahuan William, tidak ada orang yang konsisten, persisten seperti apa yang dilakukan Mbah Lindu dalam berniaga Nasi Gudeg.    Dalam sebuah film pendek karya Riz Creative Visual, sang pakar dan pegiat kuliner Indonesia, William Wongso, menyampaikan bahwa Mbah Lindu patut masuk dalam buku kumpulan rekor dunia itu.

‘’  Saya kaget. Kok masih ada satu orang ibu yang melakukan jualan satu jenis makanan selama 80 tahun lebih di tempat yang sama. Saya langsung bilang ini harus masuk Guinness karena nggak ada di dunia setahu saya (orang) yang masih hidup, yang setiap hari jualan makanan dan masak seperti Mbah Lindu. Nggak ada  “, Ujar SiDin William Wongso.

Gudeg  adalah makanan khas Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan, berwarna coklat yng dihasilkan daun jati yang dimasak cukup lamaa hingga berjam-jam. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini.   Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu dan sambal goreng krecek, dan mengucapkan Waddah ucapan yang keluar dari mulut setelah menyantapnya.

Adalah Setyo Utomo atau banyak orang mengenalnya dengan sebutan Mbah Lindu salah seorang penjual nasi Gudeg yang cukup melegendaris dikota Yogyakarta tepatnya  mudaah ditemukan di salah satu sudut jalan Sosrowijayan, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Tidak jauh dari Jalan Malioboro.    Kalau tidak digantikan oleh anaknya, Ratiyah, Mbah Lindu yang akan melayani sendiri para pelanggan setianya yang berebut berkumpul di kedainya. Mereka sudah menunggu sejak pukul setengah lima pagi dan dengan sabar mereka mengantre sampai gilirannya tiba untuk bilang, ‘’ Gudeg telornya satu ya, Mbah “.

Ketika Rekan-rekan NusanTaRa.Com (FarhaMTukirmaN)  mencicipi menu legendaris  sejak zaman Belanda dari Mbah Lindu tersebut , hanya dengan merogoh kocek Rp 20.000.     Mbah Lindu itu hidup sepanjang jaman dan dia sebagai contoh untuk generasi muda. Bagaimana seseorang yang mempunyai profesi dan menekuninya selama dia bisa hidup  “,  Ujar SiDin Wongso William dalam acara RTV nya.

Popularitas Mbah Lindu sebagai penjual nasi Gudeg sempat di filmkan dalam RTV,  film pendek yang dibuat 2017 silam kala itu  Mbah Lindu sudah berusia 97 tahun.   Artinya pada tahun 2020 genap usianya satu abad atau bahkan mungkin sudah masuk ke usia 101 tahun.   Oleh karena itu, banyak pihak yang mengatakan bahwa Mbah Lindu adalah penjual gudeg tertua di Yogyakarta  dan ia pun merasakan pahit manisnya menjual Nasi Gudeg saat perjuangan melawan Belanda, sangkin bencinya ia  enggan menjual Nasi Gudeg ke Wong Londo tersebut. 

William Wongso Pakar Kuliner
Sekilas, mungkin tidak terlihat ada yang istimewa dari Gudeg Mbah Lindu yang sudah berjualan sejaak berusia 13 tahun.   Baskom-baskom yang mengelilingi penyajinya—baik itu Mbah Lindu atau Ratiyah—masing-masing berisikan gudeg, ayam, sambel goreng, krecek, tahu, tempe, nasi, dan bubur. Semua baskom itu terlihat biasa.  

  Banyak yang nggak suka gudeg, (tapi kalau sudah) makan di Mbah Lindu dia akan bilang dia suka. Bahkan orang Jerman yang pertama ngeliat cara sajikennya itu dianggap kurang higienis, semua pakai tangan begitu, akhirnya bisa nambah  “,  Ujar SiGaluh Mbah Lindu.   Gudeg buatannya merupakan jenis gudeg basah dengan cita rasa yang tidak terlalu manis seperti kebanyakan gudeg. Hal itulah yang membuat banyak orang yang awalnya tidak suka karena merasa gudeg adalah makanan manis, setelah mencoba Gudeg Lindu akan menjadi suka.

Meski dari mulai memasak sampai menjaga kedai sudah dibantu Ratiyah, Mbah Lindu mengaku bahwa resep yang dibuat masih seperti dulu. Ratiyah bahkan mengungkapkan kalau Mbah Lindu tidak bisa dilarang kala dirinya ingin turun langsung dalam proses memasak untuk menjaga cita rasanya,    Resep masih seperti dulu, tidak pernah berubah sama sekali. Jenisnya juga masih sama, krecek, gudeg, tahu, tempe, dan telur ayam  “, Ujar SiGaluh Mbah Lindu.   Atas tekad mempertahankan cita rasanya inilah, tidak heran kalau Mbah Lindu sampai dilirik para pegiat kuliner internasional. Netflix dalam program Street Food pernah meliput secara khusus gudeg legendaris itu.


Maestro Nasi GudeG Mbah Lindu,
Nasi Gudeg, Guinnes World Records  layak Mbah Lindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...