Jumat, 11 Oktober 2019

KERUSUHAN DI WAMENA MENINGGALAN KORBAN JIWA 32 ORANG DAN PUING-PUING KEBAKARAN

NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG,  29/09/2019



"  Total sudah 32 korban tewas sampai malam ini. Yang ditemukan hari ini terbakar, ditemukan di puing-puing rumah  ", Ujar SiDin Letkol Candra Dianto Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, melalui sambungan telepon, Rabu (25/9/2019) malam.    Korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus bertambah setelah aparat TNI-Polri kembali menemukan 4 jenazah yang terbakar saat terjadi amukan massa, Rabu (25/09/2019)

Sebagian besar korban yang ditemukan tewas dalam keadaan hangus terbakar, yang lainnya ada yang terkena sabetan benda tajam, panah, dan juga luka akibat benda tumpul.   Candra Dianto  menyebut, belum semua lokasi amukan massa pada 23 September 2019 lalu telah disisir oleh aparat dan ia meyakini masih banyak korban tewas yang belum ditemukan.   "  Sementara sudah 75 sampai 80 persen yang disisir, banyak sekali kerusakan  ", Ujar SiDin Candra Dianto.

Kerusuhan di Wamena yang menyebabkan 32 orang meninggal pada 23 September tersebut diduga dilakukan oleh kelompok terorganisasi sebagaimana salah satu temuan Komisi Nasional (Komnas HAM) yang selama beberapa hari mengadakan investigasi.  Kerusuhan tersebut memicu pembakaran beberapa rumah masyarakat, 150 buah kios-kios pertokoan, kantor Bupati dan 5 Kantor pemerintah lainnya, 80 mobil dan 30 motor sehingga terlihat asap yang membumbung keangkasa di langit Wemena.

Akibat kerusuhan tersebut menimbulkan gelombang pengungsian yang besar bagi masyarakat Wamena khususnya warga pendatang untuk dapat keluar dari kota seperti menuju Jayapura atau kota lain karena rasa ketakutan dan rasa tidak aman.   Diperkirakan jumlah pengungsian saat ini sekitar 7.502 orang yang berada di beberapa  titik seperti Kodim, Lapangan udara,  Kantor Pulisi, Gereja dan lainnya yang bersiap meninggalkan Wamena dalam keadaan ketakutan.

D Sibuea, salah seorang korban yang rumah serta harta bendanya hangus terbakar, mengungkapkan, saat ini dirinya berada di pangkalan TNI AU bersama 140 pengungsi lainnya, untuk mengantre tiket penerbangan pesawat Hercules.     Saya ingin segera pulang ke kampung halaman. Di sini nyawa kami sangat terancam. Rumah saya dibakar, kios-kios dibakar, bahkan kantor pemerintahan juga mereka bakar  ”, Ujar SiGaluh D Sibuea wanita asal Sumatra Utara.

Seorang warga asal Surabaya, Agus, mengatakan, sudah seharian di bandara dengan harapan bisa keluar dari daerah Wamena dengan segera,   Agus bercerita ia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa,  selain ingin keluar dari daerah yang membuatnya saat ini sangat trauma dan nyawanya hampir melayang.    Saya ingin pulang kampung.  Saya masih trauma. Rumah kontrakan saya hangus dibakar. Tak ada lagi harta benda yang ku miliki  ”, Ujar SiDin Agus kata dia.

Yang memprihatinkan, salah seorang korban tewas terbakar di dalam mobilnya,  Dr Soeka Marsetiyo tenaga medis padahal   semestinya tenaga medis harus dilindungi.   Menurut imformasi yang diterima NusanTaRa.Com bahwa,    dr Soeko Marsetiyo merupakan satu-satunya dokter yang telah cukup lama dan sejak awal menawarkan diri untuk bertugas di pedalaman Papua,     Dia telah mengabdikan dirinya kepada masyarakat di Tolikara.  Namun justru menjadi korban yang diduga dianiaya secara sadis oleh sekelompok orang  ”, Ujar SiDin Petugas Komnas HAM.

Gubernur Papua Lukas Enembe  menemui para pengungsi meminta mereka untuk menghilangkan rasa takut dan kembali ke rumahnya masing-masing dan mengharapkan mereka tidak takut dan Pemprov akan memberikan bantuan.       "  Kami harap mereka ibu-ibu yang sakit dan anak-anak boleh mengungsi, tapi yang lain kita tidak boleh mengungsi dan takut.   Kita ini Indonesia, berada di wilayah Republik Indonesia  ",  Ujar SiDin Lukas Enembe.


Lukas Enembe senang bersajojo,
Tragedi Wamena antara Puing  kebakaran dan Korban jiwo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...