Kamis, 12 Juli 2018

GENCATAN SENJATA ETNIS KAREN MYANMAR TERANCAM GAGAL

NusanTaRa.Com
byJoneDPringgondandI, 4/5/2018


Sejak awal maret  2018 pertempuran antara  militer Myanmar pasukan Karen National Union (KNU) sering terjadi, ini menandakan bahwa pertempuran yang telah berjalan selama 60 tahun belum berakhir di Negara bagian Kayin yang  dikuasai  minoritas bangsa Karen.  Pertempuran ini diduga karena kegiatan pemerintah yang akan membangun infrastruktur dikawasan tersebut yang tidak disetjui bangsa Karen seperti jalan raya, Bendungan dan  Listrik yang bagi  mereka kurang memberikan manfaat sedang lading kehidupan mereka banyak yang terseroboti.  Perang saudara antara Uni Nasional Karen dan tentara Myanmar selama lebih dari 60 tahun menyebabkan lebih dari 160 ribu etnis Karen mengungsi ke kamp-kamp di perbatasan Thailand-Myanmar. Wartawan VOA  Ujar  Steve Sandford  wartawan VOA. 

Lebih dari  2.000 mantan pengungsi  bangsa Karen harus  kembali   mengungsi setelah pasukan pemerintah melanggar perjanjian gencatan senjata tahun 2015 dengan memasuki wilayah yang dikuasai kelompok etnis bersenjata  Karen tersebut ditenggara Myanmar,  untuk membangun jalan militer   maret  2018.   Harapan bangsa Karen untuk pulang dari Karen semakin pupus manakala pertempuran kembali terjadi di bulan maret.     "  Setelah gencatan senjata, saya pikir situasinya akan lebih baik. Kami memutuskan untuk pulang ke rumah sendiri, tanah kami sendiri. Tetapi situasinya memburuk. Kami harus meninggalkan desa kami lagi  ",  Ujar SiDin  Day Wah.
                                                           
Bentrokan dan pengungsian massal di Negara Bagian Kayin, Myanmar Tenggara, semakin menambah keraguan bahwa perang saudara terlama di dunia   yang melibatkan etnis minoritas Karen   dapat diselesaikan dengan proses perdamaian yang dipimpin Aung San Suu Kyi.  Menurut Karen Peace Support Network, jaringan organisasi berbasis komunitas, pada 4 Maret lalu lebih dari 600 tentara Myanmar keluar dari markas-markas mereka ke daerah-daerah sipil yang diklaim oleh Karen National Union (KNU), yang sebelumnya melancarkan pemberontakan melawan pemerintah pusat sejak 1949. 

Militer Myanmar, yang sedang dalam misi memperbaiki jalan rusak di distrik Hpapun di negara bagian Kayin, di dekat perbatasan dengan Thailand, baku tembak dengan para anggota KNU dan milisi lokal.   Ini menyebabkan lebih dari 1.500 warga desa melarikan diri ke daerah-daerah hutan di sekitarnya, di mana mereka bertahan dengan persediaan makanan yang menipis dan sedikit pasokan medis, kata Saw Way Lay, seorang juru bicara bagi jaringan pendukung perdamaian Karen.

Di desa terpencil Kaw Row Ban Tha, makanan dan minuman dibagi antara penduduk setempat dan banyak kerabat mereka yang akhirnya tiba di sana. 16 Tahun lalu, Naw Moo Day Wah ditembak pada bagian perutnya oleh tentara Myanmar saat melarikan diri dari pertempuran di ladang jagung terdekat. Setelah perjanjian gencatan senjata tahun 2015 ditandatangani, harapan kembali terasa pupus untuk pulang dengan aman ketika pertempuran kembali terjadi Maret lalu setelah tentara memasuki wilayah tersebut untuk mengamankan kegiatan pembangunan yang akan dijalankan.

Saw Tender  juru bicara Brigade 5 KNU, yang menguasai daerah itu, memberitahu VOA bahwa bentrokan itu berlangsung  4 hingga 9 Maret, tanpa menimbulkan korban.    Kedua pihak kini sedang  “ melihat dan menunggu  dan pihak Militer Myanmar berlindung di parit di tepi jaalan belum bergerak begitu jauh “ ujarnya.    Pada 16 Maret, KNU melansir pernyataan yang meminta tentara Myanmar mundur agar penduduk desa dapat kembali, organisasi lokal dan internasional dapat memberikan bantuan kemanusiaan, dan agar pembicaraan perdamaian dapat dipercepat.

Padoh Kwe Htoo Win, Pejabat Uni Nasional Karen (KNU),  mengatakan tentara Myanmar kini setuju menghentikan untuk sementara pembangunan jalan dan mengizinkan penduduk pulang ke daerah tersebut.   Tetapi ketua KNU dengan cepat menambahkan orang-orang Karen akan membutuhkan konfirmasi di lapangan untuk melihat apakah itu benar-benar terjadi. 



Suku Karen di Burma,
Perdamaian gagal hidup menderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDI RENDI RUSTANDI ANAK BURUH DAN PENJUAL GORENGAN SERING TERUSIR BEKERJA DI LEMBAGA RISET BESAR JEPANG

NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK,             S    a    b    t    u,      3     0        M     a     r     e     t        2     0     2     4   ...