Senin, 06 September 2021

INDONESIAN HOSPITAL DI GAZA UTARA, RUMAH SAKIT TERBESAR DI JALUR GAZA UTARA DIBIAYAI MASYARAKAT INDONESIA.

NusaNTaRa.Com

byKariTaLa  L  A,      S   a   b   t   u      2   2        M      e      i         2   0   2   1

 

Rumah Sakit Indonesia  yang  pertama  ada di Jalur Gaza  diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla tahun  2016  di Palestina,  Rumah sakit inipun  menjadi rumah sakit terbesar yang ada di Gaza Utara ysng dibangun  dari hasil sumbanagan rakyat Indonesia untuk Palestina.    Untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit ini  memakan biaya   Rp 30 miliar dan  untuk bangunan pelengkap rumah sakit sebesar Rp 7,5 miliar   serta  sebesar  Rp 65 miliar untuk pengadaan  alat-alat  kesehatan.

Pembangunan  Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara tak lepas dari peran Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang melakukan kerja relawan medis di Palestina, mengambil inisiatif membangun rumah sakit di utara Gaza  karena saat 2009  rumah sakit utama Assyifa tidak bisa menampung korban serangan Israel.   "  Kita melihat korban banyak berjatuhan (pada serangan Israel 2008) dan Rumah Sakit Assyifayang pusatnya rumah sakit di Gaza penuh. Kita juga mendapat kabar bahwa korban-korban yang dari utara tidak bisa sampai ke Assyifa, karena persoalan transpotasi, peperangan, intersepsi dari pasukan Israel  ",   Ujar  SiDin  MER-C Joserizal Jurnalis,   Jumat   (04/05/2018).

"   Berpikir mungkin perlu rumah sakit di sebelah utara. Akhirnya kita survei dan kita dapat (lokasi) di Beit Lahiya, Gaza utara  ",  Ujar SiDin menimpali Laji.    Sebulan setelah selesainya konflik itu, MER-C kembali merealisasikan keinginan membangun rumah sakit khusus trauma di Gaza  dengan penandatangan nota kesepahaman  Pembangunan Rumah Sakit Indonesia  yang ditandatangani  Baashim Naim  Menteri Kesehatan Palestina  Pada  23 januari 2009, dengan pemberian tamah wakap di Beit Lahiya dan berbekal sumbangan masyarakat Indonesia lewat MER-C Indonesia pembangunan rumah sakit pun dimulai.   

Proses pembangunanpun  fisik melibatkan tenaga perancang bangun sukarelawan Indonesia yang dimulai tiga tahun kemudian,    Faried Thalib  Ketua Tim Konstruksi pembangunan rumah sakit itu yakin bahwa pembangunanya bisa dilakukan sendiri.   "  Nih kayanya kita bisa kerjain sendiri nih. karena hampir material selanjutnya, arsiteknya, ada di dalam Gaza mereka jual. Masuknya ya itu tadi dari terowongan, baik dari terowongan yang ke Mesir maupun yang ke Israel. Kita kirim tenaga dari Indonesia  ",   Ujar SiDjn  Faried Thalib dengan Plabomoranya (hebatnya).

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia  ditengah wilayah konplik bukan tanpa masalah,   Isu keamanan tentu akan menjadi perhatian sebagaimana di laporkan Muhammad Hussein  Kontributor Metro TV terkait penjelasannya tentang  kondisi keamanan di Gaza saat itu.   "  Untuk kondisi keamanan Palestina di Gaza saat ini cukup mencekam, karena terjadinya aksi Great Return March atau Aksi Pulang Massal. Pihak militer israel mulai memperbanyak personel mereka di perbatasan dan juga pesawat drone makin sibuk mengelilingi wilayah udara Gaza   ",   Ujar SiDin Muhammad Hussein.

Rumah sakit Indonesia di Gaza ini  memiliki luas  lahan bangunan 10.000 meter persegi dengan luas lahan keseluruhan  16.216 meter persegi yang merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina,   terdiri dari dua lantai, serta satu lantai ruang bawah tanah.   Fasilitas yang dimiliki oleh Indonesian Hospital ini meliputi ruang rawat inap di rumah sakit tersebut berjumlah 90 ruang rawat, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang radiologi dan 10 ruang perawatan intensif berkapasitas 100-150 pasien.

Sebelumnya, dibutuhkan waktu    Pembangunannya berlangsung  selama tiga setengah tahun hingga rumah sakit tersebut bisa rampung diselesaikan awal tahun 2016,  setelah  itu barulah dilengkapi peralatan medisnya seperti tempat tidur pasien dan city scan.  Sementara pengoperasian  setiap hari ditangani  sepenuhnya  pihak  Palestina  sementara  MER-C hanyak berperan sebagai fasilator saja kalau ada tenaga medis asal Indonesia yang ingin membantu disana.

Rumah Sakit Indonesia  di Gaza  mengalami rehab atau perluasan tahun 2018, perluasan itu dapat menyediakan  300 kamar yang dapat menampung fasien dan pasilitas kesehatan tambahan.   Dana pembangunan  diperoleh dari sumbangan masyarakat Indonesia yang di fasilitasi   MER-C  Indonesia,   . "  Mari kita sama-sama membantu mereka yang sedang menderita terutama saudara-saudara kita di Palestina  ",    Ujar SiDin Suryopratomo  Direktur  Utama Metro TV.  

Sedikitnya sudah 350 warga Gaza yang tercatat telah menerima pengobatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza hingga  akhir  tahun  2016. Diketahui bahwa selain Indonesia, negara lain yang turut membangun rumah sakit di Palestina adalah Turki, di bawah pimpinan Recep Tayyip Erdogan, dia menggelontorkan biaya hingga USD34 juta atau setara dengan Rp  472,2 miliar,  sementara keinginan Amerika Serikat untuk membangun Rumah sakit di Palestina di tolak oleh M Abbas selaku Presiden Palestina.

Roket berhamburan nyawa bersebaran,

Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun dari hasil sumbangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...