Minggu, 31 Maret 2019

ISUE KIAMAT WARGA PONOROGO DAN SEKITARNYA MENGUNGSI KE PONPES MALANG

NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 28/03/2019



Berawal dari  seorang warga yang diisukan menyebarkan  isu tentang  “ Kiamat tak lama lagi datang " menyebabkan 52 orang  warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, memutuskan untuk mengungsi ke sebuah pondok di Malang, untuk menghindari kiamat tersebut dan katanya kalau berada di pondok Malang tersebut akan terhindar dari kiamat.   Desas-desus kiamat tersebut akhirnya berkembang ke daeah lain seperti Jember, Mojokerto, Bojolala, Wonogiri bahkan hingga ke Jawa Tengah yang diikuti mengungsinya para warga ke Pondok di Malang.

"  Dua bulan lalu, Katimun (warga Desa Watu Bonang) setelah pulang menimba ilmu datang dari rumah ke rumah mempengaruhi warga dan menyebarkan ajaran tersebut  ", Ujar SiDin Ipong Muchlisson Bupati Ponorogo pada NusanTaRa.Com, Rabu (13/3/2019).  Dalam ceramah-ceramahnya Katimung dari rumah-kerumah di Desa Watu Bonang    selain menyebarkan dunia akan segera kiamat, Katimun juga diketahui menjelaskan tentang kericuhan saat bulan Ramadhan dan Hujan Meteor yang menghujani bumi, tapi katanya bagi yang berlindung di Malang mereka akan terlindungi dari semua itu.

Pengasuh Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin M Romli atau Gus Romli. Pihak ponpes tidak pernah mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat.  Menurutnya, ia hanya menyampaikan 10 tanda  kiamat  yang ada dalam Alquran serta Hadist seperti yang disampaikan oleh para ulama.   "  Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan dalam Alquran dan Hadist. Nah, para jemaah di sini, ingin bersama mursyidnya ketika tanda-tanda itu akan terjadi  ",  Ujar SiDin  Gus Romli di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).

Ustad di Ponpes Dusun Pulo Sari mengatakan,  dalam sebuah hadis mengatakan kiamat akan datang didahului dengan hujan meteor, Punahnya tanaman gurun temurun dan mengeringnya air danau Tiberias di Israel.   Mengeringnya air danau Tiberias diikuti bermunculannya Dajjal dari dasar danau yang menyebar ke permukaan bumi dengan membawa kesesatan dan keonaran di muka bumi.    Akhirat tersebut juga diperkirakan akan datang sekitar tahun 2024 berdasarkan data karena dua poin diatas telah terwujut sebagian hanya masalah mengeringnya air danau Tiberias lagi.


Selain memberi informasi tentang kiamat, Katimun dan kelompoknya juga  menyatakan Ramadhan yang akan datang akan ada huru-hara atau perang, sehingga para jemaah diminta membeli pedang kepada kiai seharga Rp 1 juta.   "    Bila tidak membeli pedang, diminta menyiapkan senjata di rumah. Ini tidak masuk semua  ", Ujar SiDin  Ipong Muchlisson.  Untuk pengungsian para warga terpaksa harus menjual harta mereka seperti rumah, tanah, ternak dsbnya untuk membiaya keperluan selama pengungsian yang diserahkan pada Ponpes berupa beras atau uang.

Sementara itu, sejak sebulan lalu 52 warga tersebut sudah pindah ke pondok yang berada di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.   "  Tak hanya pindah, rumahnya juga sudah dijual, tetapi ada yang belum laku  ", Ujar SiDin Ipong.   "  Ketika kami konfirmasi kenapa dijual, warga mengatakan hasil penjualan itu nanti akan menjadi bekal selama mondok di Kasembon, Kabupaten Malang  ", Ujar SiDin Bowo Susatyo kepala Desa Wotu Bonang.

Kondisi rumah Katimun paska pengunsian tersebut diketahui terkesan kosong tak berpenghuni sejak dua bulan lalu, pintu rumah Katimun terkunci rapat dan   bagian depan rumah dipagar dengan jaring plastik melingkar, tetanggapun tidak mengetahui pasti selain dari issue-isue tersebut,  sebagaimana pantauan NusanTaRa.Com.

  Mereka percaya bahwa dunia akan segera kiamat. Dan jika ikut pak kiai di ponpes tersebut katanya bisa selamat nggak ikut kiamat  ”, Ujar SiDin Ipong Muchlisson Bupati Ponorogo,  diapun sangat memprihatinkan hal ini, karena masih adanya orang yang mempercayai begitu saja hal-hal yang nggak masuk akal itu dan jika ada di Ponpen Kesebon tersebut akan Slamet.

Menurut Ipong pihaknya sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman kepada warganya,   “ Tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini  ” dan  dia pun meminta agar ada upaya serius dari ormas-ormas keagamaan, MUI, Pemkab Malang, dan Pemprov untuk menangani pusat ajaran tersebut di Kasembon, Malang.

Gubernur Jawa Timur Ibu Kofifah Indar Parawangsa menanggapi phenomena tersebut setelah mendapat informasi terakit pengungsian Kiamat ke Malang menanggapi, agar pengungsi tersebut dibina dengan benar dari paham sesat tersebut dan diusahakan untuk dikembalikan ke rumahnya karena mereka Cuma tidak paham, dan bagi warga yang telah menjual rumahnya untuk dikembalikan semula agar mereka dapat hidup tenang kembali, jadi dibutuhkan partisipasi untuk membina mereka.


Bintang kejora Bulan Sabit,
Ketimun ngajak warga menghindari kiamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...