Senin, 04 Maret 2019

SATELIT NUSANTARA SATU INDONESIA DILUNCURKAN DENGAN FALCON 9 SPACEX.

NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI, 02/02/2019



Pasifik Satelit Nusantara (PSN) hari ini berhasil meluncurkan satelit komunikasi broadband Nusantara 1 pada 08.45 WIB, Jumat (22/2). Nusantara 1 merupakan satelit pertama Indonesia dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS).   Nusantara 1 diluncurkan dari Cape Canaveral, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Nusantara 1 akan menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur tepat di atas Papua.

"  Semalam pada 21 Februari pukul 20.45 waktu Florida atau pukul 08.45 WIB, satelit Nusantara telah berhasil diluncurkan dari Cape Carnaveral  ", Ujar SiDin  Heru Dwikartono Direktur Jaringan PSN  saat acara konferensi pers di Kantor PSN, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/2).

Satelit Nusantara 1 adalah satelit High Throughput Satellite (HTS) komunikasi broadband pertama di Indonesia, biaya  pembuatannya  sekitar US$250 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun.    Satelit ini memiliki berat ketika peluncuran mencapai 4.100 kilogram.   Teknologi Next Generation Electric Propulsion yang disematkan pada Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan dan menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.

"  Nusantara Satu dirancang sangat efisien untuk menekan biaya angkut kargo SpaceX satelit ini hanya berbobot empat ton, sementara kapasitas kargo SpaceX adalah tujuh ton. Jadi biaya angkutnya bisa lebih murah  ", Ujar SiDin   Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso dalam keterangan resmi.   Setelah sukses melewati dua fase dan terlepas dari roket pendorong, Nusantara 1 saat ini sedang melakukan perjalanan ke slot orbit 146 derajat Bujur Timur. Heru mengatakan satelit membutuhkan waktu dua minggu untuk sampai di slot orbit.     "Semua sesuai dengan yang direncanakan. Dan sekarang sedang dalam perjalanan orbit slot di 146 derajat di atas Papua  ", Ujar SiDin   Heru.

Setelah sampai di sana, satelit akan melakukan in orbit test . Satelit akan melakukan uji coba selama kurang lebih tiga minggu sebelum beroperasi untuk memancarkan sinar broadband.   "  Kondisi di luar angkasa itu ekstrem, jadi kami lakukan tes untuk lihat apakah fungsi satelit di luar angkasa sama dengan sebelum diberangkatkan  ", Ujar SiDin Heru.

Setelah sampai di sana, satelit akan melakukan in orbit test . Satelit akan melakukan uji coba selama kurang lebih tiga minggu sebelum beroperasi untuk memancarkan sinar broadband.   "  Kondisi di luar angkasa itu ekstrem, jadi kami lakukan tes untuk lihat apakah fungsi satelit di luar angkasa sama dengan sebelum diberangkatkan  ", Ujar SiDin Heru.

HTS yang dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas lebih besar sampai dengan 15 Gbps atau sekitar tiga kali lipat kapasitas satelit konvensional.   Heru menjelaskan Satelit Nusantara 1 memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps.

Menurut  Indri Prijatmodjo  dari Group Head Space System Group PSN dalam peluncuran Sateli Nusantara Satu akan menggunakan roket Falcon 9 SpaceX  mengantarkan ke luar orbit bumi,  dan ongkos yang dibutuhkan untuk sekitar  US$ 60 juta atau Rp 843 miliar.   "  Daftar harga SpaceX terbuka di internet. Ada harga SpaceX yang Falcon 9 di situsnya. Falcon 9 itu memakan US$60 juta  ", Ujar SiDin  Indri saat acara konferensi pers di Kantor PSN, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/2).

SpaceX  yang mengantarkan satelit Nusantara 1 memiliki teknologi reusable rocket,   teknologi tersebut membuat perusahaan bisa menghemat manufaktur roket dan berpotensi menurunkan biaya untuk setiap misi peluncuran. Bahkan Indri mengatakan SpaceX menguasai pangsa pasar jasa pengiriman satelit ke luar angkasa.

" Kompetitif dan reliable sehingga SpaceX jadi pilihan. Nanti mungkin ke depan ada inovasi yang buat peluncuran lebih murah  ", Ujar SiDin Indri.    Indri juga menilai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) belum siap untuk membuat roket yang mampu mengantarkan objek ke luar angkasa  dan    mimpi Indonesia untuk memiliki roket buatan dalam negeri sepertinya masih jauh.

"  Karena Lapan belum mempunyai kemampuan seperti ini. Lapan cuma punya roket kecil untuk 20 kilometer ke 30 kilometer. Jadi Indonesia masih sangat jauh  ", Ujar SiDin  Indri.


1974 mengorbit Palapa 1 satelit pertama,

Nusantara Satu diluncurkan 2019 posisi Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...