Jumat, 28 Desember 2018

KEMATIAN SUGITO BERUJUNG PEMBANTAIAN 300 BUAYA OLEH MASYARAKAT.

NusanTaRa.Com
byLaDollaHBantA, 24/09/2018



Sugito warga sorong yang sedang merumput untuk ternaknya sambil memetik kangkung untuk keperluannya di sekitar perusahaan PT. Mitra Lestari Abadi (MLA), tanpa disadarinya telah berada di dekat kolam dan iapun tewas karena di terkam oleh buaya yang ditangkar disitu.    Berita kematian Sugito di penangkaran tersebut  tersebar luas di masyarakat  dan tak terduga sekitar  24 jam setelah kejadian naas itu 300 buaya yang ditangkar disitu  mati di bantai  membabi buta oleh 400 warga masyarakat. 

Penangkaran buaya komersil itu dikelola perusahaan  PT Mitra Lestari Abadi sebagian masih milik Negara  di mana di dalamnya terdapat ratusan buaya tangkaran yang akan di produksi,  Sugito  tewas diterkam buaya dari situ.    "  Menurut pengakuan salah satu pegawai CV MLA, korban masuk tanpa izin. Di sekitar dan di dalam kolam tumbuh rumput dan kangkung. Kemungkinan korban mau ambil rumput dan kangkung tanpa memikirkan akibatnya  ", Ujar Sidin Wiratno,  Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Minggu (15/7/2018).

Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat Basar Manullang dalam laporannya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan cerita bermula saat Sugito mencari sayur dan kangkung di sekitar penangkaran buaya pada Jumat (13/7) pagi kemudian diterkam buaya dari penangkaran tersebut.    Sabtu (14/7),  Sugito dimakamkan,  tak lama setelah pemakaman berakhir sebanyak kurang lebih 400 orang warga sekitar mendatangi penangkaran yang dikelola CV MLA dan  langsung melakukan tindakan perusakan kantor.

Sebelumnya,  Pasca tewasnya sugito  Jumat malam warga sekitar menjadi  marah,  mereka mendatangi penangkaran untuk meminta agar penangkaran itu ditutup,  menanyakan izin usaha yang dimiliki leh CV MLA dan  dalam pertemuan itu  CV MLA berkomitmen akan menunjukkan izin usaha dan menyanggupi memberikan uang santunan.  "  Kelompok massa langsung melakukan tindakan perusakan kantor, mess dan membantai semua persediaan buaya yang ada di dalam kolam pemeliharaan. Dalam kerumunan massa yg anarkis tersebut, ada Wakil Bupati Sorong (Pak Sunaryo) dan aparat Polsek namun tidak mampu berbuat banyak untuk menenangkan massa  ", Ujar SiDin Basar Manullang  Kepala BBKSDA Papua Barat.

Setelah olah kejadian atas kematian dan penjarahan  buaya tersebut,  "  Pada saat olah TKP, terdapat 300 ekor buaya mati dibunuh massa, yaitu sepasang indukan dan 292 ekor berukuran 8 sampai dengan 12. Pada saat pembantaian buaya, sebagian besar masyarakat melakukan penjarahan anakan buaya berukuran di bawah 8  ", Ujar SiDin Basar.

BBKSDA maupun KLHK menyesalkan kejadian ini dan  menyerahkan pengusutan kasus ini ke polisi. Wiratno mengatakan 300buaya yang mati dibantai itu merupakan milik pemerintah atau negara.   "  Semua milik pemerintah. Indukan bisa diambil dari penangkaran lain ataupun bisa mengambil dari alam ketika masih muda. Semua satwa liar itu adalah milik kita  ", Ujar SiDin Wiratno.  Kematiaan tersebut menjadi sorotan media dunia seperti Jepang terkait isu Lingkunan.

Sementara itu polisi masih melakukan pengumpulan bahan keterangan bekerja sama dengan pemilik PT MLA.  "  Polisi melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan koordinasi terhadap saudara Albert Siahaan selaku pemilik PT Mitra Lestari Abadi dan masyarakat  ", Ujar SiDin Kabid Humas Polda Papua Barat Hary Supriyono.  


Menemukan Buaya itu  sulit,
Tapi warga kalap menghabisi Buaya Darat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...