NusaNTaRa.Com
byTarmidIKapundjeN, M i n g g u, 1 0 N o v e m b e r 2 0 2 4
Prabu Brawijaya dan selirnya "Siu Ban Ci" China Muslim |
Siu Ban Ci, dalam sejarah Kerajaan Majapahit sering disebut sebagai satu sosok yang sangat ponting yang mempengaruhi jalannya peristiwa di akhir kejayaan kerajaan besar ini. Siu Ban Ci adalah seorang gadis yang memiliki darah dari Tionghwa yang menjadi seorang selir Prabu Brawijaya, seorang raja terakhir dari Majapahit. Kisah Prabu Wijaya, Raja terakhir Majapahit. Kisah Cinta Prabu Wijaya dengan Siu Ban Ci ternyata tidak hanya membawa dampak dalam kehidupan probadi sang raja, tetapi juga membawa pengaruh pada perubahan sejarah di tanah Jawa Dang.
Awal pertemuan dengan Prabu Wijaya.
Pertemuan Prabu Brawijaya dengan Siu Ban Ci terjadi saat Syech Betong, ayah Siu Ban Ci datang ke Istana Majapahit untuk meminta izin berdagang di wilayah Keling. Syech Betong, yang juga dikenal sebagai Kyai Betong atau Tan Go Hwat yang merupakan seorang saudagar yang Kaya sekaligus seorang Ulama Besar dari Tiongkok. Dalam pertemuannya dengan Prabu Wijaya, Syech Betong membawa berbagai hadiah berupa Batu Giok, Kain Sutera, Keramik Tiongkok, Dupa, dan Mutiara. Namun bukan seserahan tersebut yang menarik perhatian Prabu Brawijoyo, melainkan kecantikan putri Syech Betong, Siu Ban Ci yang turut serta dalam rombonam.
Siu Ban Ci dan Kecemburuan Dewi Amarawati
Siu Ban Ci yang mempesona Prabu Brawijaya menimbulkan rasa cemburu di hati Permaisuri Kerajaan, Dewi Amarawati, yang ternyata belum juga dikaruniai keturunan, merasa tersaing dalam kehadiran Siu Ban Ci di Istana. Meskipun demikian, Prabu Brawijaya tetap memperlakukan Syech Betong dengan putrinya dengan penuh kehormatan. Mereka diberi tompat untuk beristirahat di Puri Kanuruhan.
Tak lama setelah pertemuan pertama itu, Prabu Brawijaya mengungkapkan akan keinginannya untuk menjadikan Siu Ban Ci sebagai Garwa Ampeyan (Istri Selir). Syech Betong pun menyetujui permintaan tersebut, dan Siu Ban Ci pun dibawa kembali ke Istana Majapahit untuk menjadi Istri Prabu Wijaya. Ketika kecintaan sang Raja terhadap Siu Ban Ci semakin mendalam, hubungan antara Dewi Amarawati dan Siu Ban Ci ternyata semakin memburuk, apalagi setelah Siu Ban Ci diketahui hamil.
Pengasingan Siu Ban Ci ke Palembang
Kehamilan Siu Ban Ci menambah ketegangan di dalam Istana, Dewi Amarawati, yang merasa merasa tersaing meminta Prabu Brawijaya untuk menceraikan Siu Ban Ci. Meski sangat mencintai Siu Ban Ci, Prabu Brawijaya tidak dapat menolak permintaan Dewi Amaeawati dan akhirnya mengirimkan Siu Ban Ci yang tengah hamil tiga bulan ke Palembang. Palembang kala itu masih masuk bagian dari wilayah kekuasaan Majapahit, dan Prabu Brawijaya menitipkan Siu Ban Ci kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Arya Damar yang juga dikenal dengan nama Swan Liong, meruapakan paman Prabu Brawijaya dan juga keturunan Tionghwa dari Garis Ibunya seorang selira Raja Majapahit sebelumnya.
Kelahiran Raden Hasan.
Sesuai dengan perjanjian dengan Prabu Brawijaya, Arya Damar tidak menikahi Siu Ban Ci sampaikan dengan anak dari kandungan Siu Ban Ci lahir. Prabu Brawijaya telah memutuskan untuk memberikan nama "Naraprakhosa", yang berarti "Laki - laki yang perkasa", kepada anak yang akan lahir, Namun, ketika bayi tersebut lahir, dia diberi nama Raden Hasan dengan Nama Tionghwa "Jin Bun". Setelah dewasa, Raden Hasan kembali ke Tanah Jawa untuk bertemu dengan ayah kandungnya, Prabu Brawijaya. Pertemuan ini membawa kebahagian besar bagi Prabu Brawijaya yang kemudian mengangkat Raden Hasan sebagai Adipati Demak, menanda awal berdirinya Kesultanan Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa.
Warisan Siu Ban Ci.
Siu Ban Ci tidak hanya dikenal sebagai Selir Prabu Brawijaya, tapi juga ibu dari dua tokoh penting dalam sejarah Jawa, Yaitu Raden Hasan, pendiri Kesultanan Demak, dan Raden Husain atau lebih dikenal dengan Arya Pecattanda, Adipati Terung. Kisah Cinta antara Prabu Brawijaya dan Siu Ban Ci, serta pengaruh keduanya dalam sejarah menggambarkan peran penting yang dimainkan oleh hubungan personal dalam membentuk masa depan politi dan sosial di Jawa. Siu Ban Ci meskipun bersal dari Tiongkok dan seorang muslimin, mendadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah transisi Majapahit menuju era Kerajaan Islam di Nusantara.
Siu Ban Ci putri Islam dari Tionkok selir Prabu Brawijaya..
Merupakan awal dari kisah kerajaan Islam di Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar