NusaNTaRa.Com
byIndaHPalloranG,
K
a m i s, 1
4 N o
v e m
b e r
2 0 2 4
Bendungan. Untuk
mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 65 bendungan pada periode 2014-2019 yang
terdiri dari 16 bendungan lanjutan yang belum selesai tahun 2014 dan 49
bendungan baru. Dengan dibangunnya 65 bendungan tersebut maka ketersediaan
tampungan air di Indonesia akan meningkat menjadi 19,1 miliar meter kubik dari
sebelumnya yang hanya 12,6 miliar meter kubik yang berasal dari 230 bendungan
yang ada saat ini.
Berbagai upaya juga terus dilakukan Pemerintah untuk menguatkan ketahanan pangan nasional mulai dari sisi supply terkait dengan peningkatan produksi, upaya diversifikasi pangan, efisiensi distribusi pangan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan, hingga penguatan stok pangan nasional.23 Sep 2023. Penambahan volume air yang bisa ditampung akan memberi pengaruh terhadap luasan areal irigasi yang diairi. Saat ini dari 7,1 juta hektar sawah, sebanyak 760.000 hektar sawah atau 10,5 persen dari irigasi yang sumber airnya berasal dari bendungan, sementara sisanya masih berasal dari air non bendungan seperti tadah hujan maupun bendung saja.
Dengan
selesainya 65 bendungan tersebut, luasan sawah yang mendapat air dari bendungan
bertambah 173.000 hektar atau secara total menjadi 933.000 hektar atau 13,5
persen yang bersumber dari air bendungan.
Dengan sumber air dari bendungan,
maka kebutuhan air pertanian diharapkan bisa terpenuhi sepanjang tahun dengan
begitu usaha peningkatan produksi dapat
dipertahankan bahkan ditingkatkan sebagaimana
program yang ada untu luasan
kawasan pertanian.
Perlu
diketahui, untuk membangun bendungan tidak dapat (satu tahun) langsung selesai,
namun butuh waktu tiga sampai empat tahun. Sehingga dari 65 bendungan yang dibangun,
ditargetkan 29 bendungan selesai tahun 2019 dan akan selesai seluruhnya pada
2022. Berdasarkan data dari Ditjen SDA,
pada 2015 lalu telah selesai lima bendungan, kemudian 24 bendungan dalam proses
pembangunan (on going) yang akan bertambah dengan delapan bendungan baru pada
2016 dimulai pembangunannya. Selanjutnya pada 2017 akan ada tambahan sembilan
bendungan, lalu 2018 ada 11 bendungan dan pada 2019 ada delapan bendungan akan
dibangun sehingga total 65 bendungan.
Beberapa
manfaat waduk atau bendungan antara lain
dalam menyokong pertumbuhan pertanian diantaranya menyimpan Cadangan Air, mencegah Banjir dan Menyediakan Irigasi yang mendukung
pertanrtanian. Pembangunan Bendungan
dirancang untuk mengatur aliran sungai, mengurangi risiko banjir dan mengatur suplay air
bagi perkembangan pertanian. Pembangunan bendungan dilakukan untuk pengelolaan
sumber daya air, Bendungan sebagaimana dimaksud di ayas berfungsi untuk penyediaan air baku,
penyediaan air irigasi, pengendalian banjir, dan/atau pembangkit listrik tenaga
air.
Pembangunan
aset bendungan akan menyebabkan perubahan yang cukup ekstrem di area hulu. Jika
hal ini tidak dimitigasi dengan baik, maka dapat berdampak pada resiko
hilangnya atau berubahnya lapangan pekerjaan, sistem irigasi hulu yang
cenderung terbatas, atau potensi banjir ketika sistem irigasi tidak berjalan
baik. Fungsi bendungan adalah sebagai wadah untuk
mengendalikan aliran air secara teratur melalui turbin hidrolik, sehingga energi mekanik dari air dapat diubah
menjadi energi listrik, bendungan
bekerja untuk menciptakan reservoir tempat air disimpan pada ketinggian tertentu.
Kehadiran
bendungan juga dapat membuat petani
dapat memiliki pendapatan tambahan dengan memanfaatkan bendungan sebagai sarana
pariwisata yang menjadi bagian dari desa wisatanya. Visi
Indonesia Emas 2045 mensyaratkan masyarakat Indonesia dapat mencapai
kemandirian pangan dengan akses mudah dan terjangkau pada tahun 2045, tujuan ini sesuai dengan tren global di mana
kebutuhan masyarakat di Bumi ini akan komoditas pangan terus mengalami
peningkatan hingga 2045 sebagai akibat dari pertumbuhan populasi dunia.
Kendati demikian, permintaan akan komoditas pangan secara global mengalami tantangan berat akibat perubahan iklim ekstrem. Tantangan ini menyebabkan komoditas pangan yang sebelumnya mulai terbatas akibat meningkatnya permintaan global, menjadi semakin langka dikarenakan perubahan iklim ekstrem. Semakin langka komoditas pangan ini kemungkinan besar dipengaruhi kian terbatasnya sumber daya air akibat perubahan iklim ekstrem sehingga menyebabkan ketiadaan air bagi irigasi dan membuat musim tanam menjadi tertunda dan bahkan menyebabkan kegagalan panen.
Bendungan Cipanas termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang secara administratif
berada di Kec. Ujungjaya, Kab Sumedang dan Kec Terisi, Kab Indramayu, Jawa Barat (Jabar).
Pembangunan
Bendungan mendukung ketahanan Pangan.
Bendungan
mengatur Banjir dan suplai air pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar