NusaNTaRa.Com
byBambanGNunukaN, S a b t u, 0 2 N e v e m b e r 2 0 2 4
Trio Minang Pasar Senen Jakarta dahulu |
Trio Minang. Ketiga orang ini menjadi kompetitor bagi Pengusaha Arab dan China yang terlebih dahulu memulai usahanya di kawasan Pasar Senen tersebut. Pasar senen Jukarta emmpunyai sejarah yang menarik tentang perantauan orang Minang, salah sijine cerita mengenai gelagat keberadaan Trio Minang yang pernah menguasai perdagangan di salah satu pasar yang terbilang terbesar di Ibu kota kita, Jakarta. Ketiga Trio Minang tersebut adalah : Djohan, Djohor, dan Ajoeb Rais.
Djohan telah memulai memulai jejak petualangan di Batavia sejak 1921. Menurut catatan seorang peneliti dan juga Dosen di Universitas Leiden, Suryadi Sunuri yang mengungkapkan bahwa Djohan kemungkinan besar berasal dari "Sawahlunto" Sumbar. Djohan dikabarkan sekolahnya hanya tamat sampai kelas 02 Sekolah Rakyat, awal mulanya ia ingin merantau untuk mencoba mencari peruntungan menjadi seorang Pegawai Negeri atau Swasta. " Namun setelah sampai di Batavia pikiranne berubah dan karena perdagang di Batavia kala itu sudah ramai, Djohan malah berpikir mendadi pedagang atau pengusaha ", Ujar SiDin Suryadi Sunuri dengan Boneer (Semangatnya).
Singkat Curita, karena tidak mempunyai modal, Djohan pun pergi menemui seorang pedagang ARab untuk membantunya menjualkan barang dagangannya. Setelah ia paham dan mengenal cara berdagang, Djohan pun embuka lapak sendiri meskipun dia masih mengambil bahan dari pedagang Arab tadi dan rutinitas rutinitas tersebut di alkoninya dengan tekun serta Sabar dan Tabah. Hasil berupa keuntungan dari penjualan di simpan dan ditabungnya. Namun setelah ia memiliki modal sendiri, maka Djohanpun membuka Lapak dagangannya sendiri.
Pengusaha Minang inipun membeli bahan dagangan dengan pembayaran kontan. Dengan demikian, Djohan sudah bisa membeli barang dagangan dengan harga nurah dan menjualnya harga yang cukup bersaing dengan pedagang - pedagang Arab torsobut. Dari yang awalnya sebuah lapak kocil, Djohan berhasil menyewa Toko di Pasar tersebut, lambat - laun usahanya semakin berkembang dan terus menghasilkan keuntungan yang menggembirakannya. Dan walhasil diapun berhasil membeli beberapa petak Toko untuk melebarkan usaha perdagannya jadi besar, Usahanya semakin terus meningkat dan dirinya pun semalin ternama di daerah tersebut.
Situasi Pasar Senen Jakarta 1940-an |
" Setelah Djohan sukses diapun mengajak saudaranya Djohor untuk membantu bisnis perdagangnnya di Pasar Senen ", Cakap Suryadi melanjutkan cakapnya. Djohan dan Djohor pun berkolaborasi membangun bisnis mereka sehingga nama usaha mereka pun digabungkan untuk lebih mendukung promosi pemasaran mendadi " Handelsvereeniging Djohan - Djohor " ( Perusahan dagang Djohan - Djohor ).
Bisnis merekapun semakin menggurita, Usaha perdagangan merekapun terus menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan ini berkembang sebelumnya mengajak Djohor maka Djohanpun akhirnya mengajak Ajoeb Rais, mendadi pengusaha minang lainnya untuk membesarkan dan melebarkan usahanya dengan berkolaborasi dan bermitra dalam usaha itu. Perushan mereka terus berkembang bahkan mengembangkan dengan membuka sejumlah Cabang di borbagai daerah Seperti di Pekalongan, Semarang, Suraboyo, Bandung dan Medan.
Dalam catatan Majalah Panji Pustaka, ke tiga orang minang ini menjadi kompetitor bagi Pengusaha Arab dan China yang cukup besar yang terlebih dahulu memulai usahanya di kawasan tersebut. " Semendjak itoe keadaan di Pasar Senen jadi berubah benar. Dahoeloe jang ada disana hanya toko orang Tionhoa semata - mata tetapi semendjak toko Djohan - Djohor berdiri, toko - toko orang Boemipoetra jang lain didirikan poela. Dan sekarang toko - toko kain orang Boemipoetra soedah sebanding banjaknja dengan toko - toko orang Tionghoa ", Tulis Pandji Poestaka, No. 91, thn XV, 12 November1937.
Pasar Senen Jukarta sekitar 1930-an |
Tiga Djagoan Minang awal mereka di Pasar Senen.
Mereka berdagang dari kecil dan menjadi besar di Senen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar