Rabu, 30 Juni 2021

SILEK DAN SURAU MEMILIKI SEJARAH YANG SAMA DI MINANG HARUS DIHIDUPKAN KOMBALI UJAR GUBERNUR SUMBAR

NusaNTaRa.Com

byMuhammaDBakkaranG,    J  u  m ‘ a  t,   2  5      J    u    n    i      2  0  2  1

Mahyeldi, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar)  menganjurkan silek (silat tradisional Minangkabau) dihidupkan kembali pada setiap masjid dan Surau di daerah untuk memperkuat nilai-nilai budaya dan agama demi memberikan kontribusi bagi keutuhan bangsa dan negara.   “  Silek itu asal katanya sillah atau hubungan silaturahim. Setelah memperkuat hubungan dengan Allah dengan mengaji di masjid dan surau, kemudian dilanjutkan dengan memperkuat hubungan sesama manusia dengan silek  ”,  Ujar SiDin Mahyekdi  saat peresmian sekaligus khutbah Jum’at perdana di Masjid Fathul Barri, Nagari Simawang, Kec. Rambatan Kab.Tanah Datar, Jum’at (25/06/2021).

Gubernur Sumbar mengatakan, sejarahnya silek dan surau di Minangkabau memang sangat erat kaitannya,   hubungan erat antara unsur budaya (silek) dan agama (surau) itulah yang membentuk tokoh-tokoh Minangkabau yang kemudian ikut menjadi pendiri bangsa Indonesia.     Kita berharap Ninik Mamak (tokoh adat), Wali Nagari hingga pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat untuk menjaga nilai-nilai budaya dan agama tersebut  ”,   Ujar SiDin Mahyeldi.

Mahyeldi  menilai gerakan kembali ke nagari, kembali ke surau yang digemakan setelah reformasi adalah momentum untuk menggali kembali nilai-nilai yang telah berhasil membentuk tokoh-tokoh Minang menjadi tokoh pendiri bangsa.   Iapun menyebut kalau ingin membangun Ranah Minang maka perbaiki bangun Nagari kalau ingin membangun Sumbar maka bangun Kabupaten/Kota.

   Darah para pendiri bangsa itu mengalir dalam generasi muda kita. Dengan nilai-nilai budaya dan agama itu diharapkan generasi muda Minang sekarang bisa mengambil peran dalam pembangunan Indonesia   ”,   Ujar SiDin Mahyeldi Laji.

Masyarakat  Tanah Datar Sumbar  dalam rangka mempertahankan Budaya  Silat  terus mengembangkan tradisi budaya dan olahraga pencak silat ini dengan melaksanakan Festival Silat GSB,   sebagaimana disampaikan  Ketua IPSI Tanah Datar Zuldafri Darma dalam laporannya di GOR Cindua Mato saat peresmian Festival  tahun lalu.      Festival silat tradisional ini perlu terus kita kembangkan dan lestarikan. Demi menjaga adat budaya masyarakat Minangkabau   ”,  Ujar SiDin  Zuldafri Darma yang juga Wakil Bupati Tanah Datar, Jum’at (13/12/2019) lalu.

Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian mengharapkan masjid yang dibangun bisa diisi dengan berbagai kegiatan positif untuk pembangunan nagari dan SDM generasi muda.    Ia meminta anggota DPRD ikut pula berperan untuk mengembangkan potensi generasi muda itu dengan mengalokasikan anggaran untuk berbagai kegiatan, termasuk untuk pembangunan masjid.

Namun  Wabup  mengingatkan dalam kondisi pandemi,  semua kegiatan  harus  tetap  menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan.       Nagari Simawang adalah salah satu nagari yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok.   Diharapkan  masyarakat  dapat menjaga  kondunsifitas  di tapal batas antara dua daerah itu   ”,  Ujar SiDin Richi Arpian.

Acara peresmian tersebut  turut dihadiri  Pejabat Pemprov dan anggota DPRD Tanah Datar diantaranya, Ali Muhar Sutan Tunaro, Adrijinil Dt. Rang Kayo Mulie  dan St. Abu Bakar LC.   Kemudian  Kepala Kementrian Agama Tanah datar Drs.H. Sahrul,  Camat Rambatan  Dra. Liza Martini,  Wali Nagari Simawang Ernof S.H   dan   Ketua  Pembangunan  Masjid  H. Masrul Tanjung, S.Ag, M.Pd   serta  masyarakat Tanah  Datar Sumbar.

Kuat iman dan pisik hidup akan tenang,

Silek dan Surau tumbuh bersama di masyarakat Minang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...