Kamis, 24 Juni 2021

KEHIDUPAN WONG JOWO YANG MEMBUMI DI NEGARA KALEDONIA BARU FASIPIK

NusaNTaRa.Com

byFarhaMTukirmaN,  S   e   n   i   n,   1  0      M    e    i     2  0  2  1

 

Masyarakat keturunan Jawa yang telah membumi di Kaledonia Baru, sebuah wilayah yang terletak di sub benua Melanesia di Samudera Pasifik sebelah barat daya merupakan populasi kedua terbanyak orang-orang Jawa di luar negeri, setelah Suriname.  Saat ini tercatat ada lebih dari 7.000 orang keturunan Jawa di negara yang beribukota Noumea itu yang merupakan  generasi keempat dan kelima.

Jika orang-orang dari generasi yang lebih tua masih bisa berbahasa Jawa, namun generasi milenial nya sudah tidak bisa karena  mereka hanya bisa berbahasa Perancis.   Status negara ini memang masih kolonial Perancis,  hal ini  berdasarkan hasil referendum yang digelar pada 4 Nopember 2018 dimana  57,4 persen penduduk Kaledonia Baru masih ingin tetap bersama Perancis  sedangkan sisanya yang 43,6 persen ingin berdiri sendiri.

Warga Kaledonia Baru  yang beragama ISLAM  sekarang  sekitar  5 persen atau sekitar 25.000 orang dari keseluruhan penduduk Kaledonia Baru yang berpopulasi 241.000 jiwa dengan mayoritas adalah beragama Katolik (75 persen), Protestan (16 persen), dan animisme 5 persen.   Islam masuk ke Kaledonia baru seabad lalu oleh orang-orang Arab, Maroko, Aljazair menyusul Indonesia, saat ini umat Islam banyak bermukim di bagian utara negara itu. Orang-orang keturunan Jawa ini memang memegang peranan penting bagi berkembangnya agama Islam di sana, selain juga oleh mereka yang keturunan Aljazair.

Saat ini ada sebuah pusat Islam yang dibangun di Noumea dan direncanakan  akan dibangun lagi di Bourail.   Menjadi tempat diselenggarakannya ibadah-ibadah keislaman, Noumea Islamic Center juga menjadi tempat penyelenggaraan hari-hari raya seperti IdulFitri, Idul Adha, Isra Miraj, Maulid Nabi Muhammad SAW  dan lainnya.

Kendati jauh dari kampung halaman di tanah leluhur, namun nuansa Jawa tidaklah pudar banget,  termasuk dalam kegiatan atau tradisi dalam menyambut tibanya bulan Ramadhan atau Lebaran.   Jika di Jawa, Sunda, atau wilayah lainnya di Indonesia mengenal tradisi Nyadran, yaitu mengunjungi dan membersihkan makam, masyarakat etnis Jawa di Kaledonia Baru pun masih melakukan yang sama.

Namun ada yang berbeda. Karena etnis Jawa di sana sudah beranak pinak dan kawin campur dengan etnis lainnya yang ada di Kaledonia Baru.   Seperti yang terlihat dalam acara Nyadran itu,   usai membersihkan makam bersama-sama, maka Pak Kyai berdoa secara Islam,     "  Dilanjutkan dengan doa secara Katolik  ",   Ujar SiDin Widyarka Ryananta Konsul Jenderal RI.  Hal itu karena suami atau isteri mereka beragama Kristen.

Tahlilan adalah  tradisi untuk memperingati seseorang keluarga yang telah meninggal juga masih  digelar di sana oleh biospora Jawa di Kaledonia Baru.  Masyarakat Jawa di Kaledonia Baru bekerjasama dengan Islamic Center dan Konsulat Jenderal RI di sana menggelar aktivitas Ramadhan  diantaranya Tausiyah agama dan sholat Tarawih, selain aktivitas adat dan keagamaan lainnya.  Tidak sulit menemukan kebutuhan Ramadhan pada bulan suci bagi etnis Jawa di sana,  karena Islamic Center Noumea menyediakan berbagai informasi sekitar tempat Islam termasuk restoran dan barang halal apalagi wong Jawa dan Arab banyak yang membuka Restoran halal.

Ketika ditemukan pertamakali tambang nikel di Sungai Diahot pada tahun 1864, Perancis membutuhkan para pekerja untuk mengerjakan tambang yang kemudian mendatangkan sejumlah pekerja dari wilayah Indo-Cina, Jepang  dan Hindia-Belanda.  Menyusul warga Jawa sebanyak  170 orang dikirimkan ke Kaledonia Baru pada tahun 1896 berdasarkan perjanjian Koeli Ordonantie yang juga dipekerjakan di perkebunan Kopi.

Setelah masa kontraknya yang berdurasi lima tahun habis mereka tidak ingin kembali ke Jawa  namun ingin menetap di sana.   Orang-orang Jawa kini sudah sangat berbeda dibandingkan ketika mereka tiba di sana,  karena sudah banyak yang berhasil dan menjadi pejabat seperti berpangkat militer, pengusaha  atau menjadi petinggi romorentah.

Pada masa pemerintahan Napoleon III Kaledonia Baru menjadi tempat pembuangan sekitar 22.000 penjahat politik antara tahun 1860-1897,  mayoritas dari mereka kembali lagi ke Perancis, hanya sedikit yang tetap tinggal di Kaledonia Baru.   Kaledonia Baru ini ditetapkan pada tahun 1946 menjadi bagian dari wilayah luar negeri Perancis, baru  tahun 1953 status kewarganegaraan Perancis diberikan kepada semua penduduk di Kaledonia Baru tanpa memandang etnis dan status.

Nusantara juga di apit laut Fasipik,

Wong Jawa hidup membumi di Kalenodia Baru Fasipik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...