Rabu, 13 Mei 2020

RIPTO MULYONO PENDAKI INDONESIA YANG PERTAMA MENCAPAI PUNCAK ACONCAGUA CHILI-ARGENTINA.


NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 25/07/2019

  
" Ripto Mulyono  pendaki gunung salju kawakan Indonesia. Dia mendaki Aconcagua untuk menghormati dua rekannya yang meninggal di sana, Didiek Samsu  dan Norman Edwin  ".

  
"  Nanti kalau di surga, saya pilih naik gunung ketimbang bidadari  ", Ujar SiDin Ripto Mulyono, Selasa (24/09/2019), kata-katanya tidak mengalir lancar, seperti kalah oleh kelebatan di pikirannya, " Tapi " katanya lagi,  " lima bidadari boleh, tidak usah 72 ".  Pemahamannya akan tradisi Islam,  seorang martir diriwayatkan dapat beroleh ganjaran 72 bidadari di nirwana. Ripto--demikian panggilannya  berusia 54 tahun tak menganggap dirinya mujahid, hanya sekadar berseloroh sambil menyinggung aktivitasnya sebagai pendaki gunung.

Pada tahun 1992 Ripto Mulyono dan Tantyo Bangun meninggalkan Jukarta menuju Argentina tahun 1992 untuk menaklukkan puncak Aconcagua yang terletak antara Arrgentina dan Chili,  dalam hati semangat untuk menjadi orang Indonesia pertama yang menaklukkan puncak Aconcagua semakin membara.   Sekaligus ingin membalas dendam atas kegagalan beberapa pendaki Tanah air yang gagal sebelumnya serta atas kematian sahabatnya Didiek Samsu dan Norman Edwin di pendakian tersebut.

Menurut Ripto Mulyono, salah satu kesulitan di gunung itu adalah posisi serta ketinggiannya,  tak adanya gunung lain yang lebih rendah darinya  disekitarnya untuk menghalangi angin agar tak langsung menabrak pendaki.  Ia pun terletak dekat jet stream, yakni aliran deras angin yang mengalir bagai arus jet sehingga ia menduga  Norman Edwin dan Didiek Samsu kemungkinan meninggal tersambar angin yang tak mengenal belas kasih saat itu.

Kepercayaan diri Ripto Mulyono semakin mantap dengan kondisi fisiknya saat itu ketika star menapaki gunung Aconcagua dan langkah demi langkah kakinya semakin mantap , meski tertahan cukup lama di Canaleta--bagian terjal Aconcagua berhias batuan runtuh tapi Ripto dan Tantyo Bangun  terus mengayunkan kaki untuk Indonesia.   Saat pendakian makin mendekati puncak, Tantyo Bangun melambat  dan  Ripto Mulyono yang sudah nyaris setengah jam lebih dulu darinya tetap menunggu, seperti tak ingin tiba di puncak sendirian, akhirnya Tantyo Bangun yang sudah merasa tak kuasa untuk melanjutkan pendakiannya lalu memberi tanda agar Ripto melanjutkan sendiri saja.

Sembari mendengarkan La Bamba--lagu yang dipopulerkan Ritchie Valens--dan Symphony No.9 gubahan Ludwig van Beethoven melihat abah-abah itupun patuh,   dia melaju dengan melewati pendaki-pendaki dari negara lain.  "  Sampai di atas puncak, saya teriak ' Allahu akbar ', dan pegang salib. Di puncak dua jam lebih. Saya sejam sendirian nunggu Tantyo  ",  Ujar SiDin Ripto Mulyono dengan Plabomoranya (hebatnya),  ekspresi itu dilakukannya ketik ia melihat Salib Besi pada tumpukan batu di tempat tertinggi gunung pukul 14 waktu setompat.


 " Sampai di atas situ, saya teriak 'Allahu akbar', dan pegang salib. Di puncak dua jam lebih. Saya sejam sendirian nunggu Tantyo Bangun  ",  Ujar SiDin Ripto Mulyono.   Ripto menangis. Keheningan mengingatkannya pada dua rekan pedakinya yang sudah meninggal, terutama Didiek Samsu dan Norman Edwin,  Dia berpikir akan sahabat-sahabatnya yang gugur dalam pendakian sembari beranggapan kalau sahabatnya itu bermoto :  lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas.   Dalam kesendirian itu, seraya menanti Tantyo Bangun, dia membatin untuk menghidupkan kesan akan Didiek,  "  Gue udah nyampe nih. Harusnya lo Tantyo Bangun ".

Sebagai pendaki tentunya ia banyak memiliki sahabat sesama pendaki hingga pendaki luar negeri untuk dapat saling Share akan pengalaman.  Tahun1992 mengenal Junko Tabei  pendaki Jepang Pendaki wanita pertama menakklukkan Puncak Everest tahun 1975 dan penakluk Carstensz tahun 1992,  Junko Tabei menjadi wanita pertama penakluk puncak semua puncak Seven Summits.

Ripto Mulyono tergabung dalam tim ekspedisi Indonesia ke Everest setinggi 8.848 mdpl alias tertinggi di dunia,  yang bersemayam di Nepal dan Tibet tahun 1997 yang  beranggotakan 16 orang,   Namun  proyek kolaborasi antara Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan sipil itu,  Ripto Mulyono tak menginjakkan kaki di puncak  hanya sebatas di Geneva Spur, sebuah padas sempit berketinggian 7.600-7.900 mdpl bersama rekan lain dan Peraih pucuk Everest berjuluk Kepala Langit saat itu Asmujiono, Prajurit Satu (Pratu) dari Kopassus.

Ripto Mulyono bukan nama biasa di ranah pendakian gunung  Indonesia, dialah orang  pertama menginjak puncak  gunung  “ Aconcagua “ di Argentina  setinggi  6.960 meter di atas permukaan laut (mdpl),  hingga 2011 menaklukkan Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya di Papua setinggi 4.884 mdp sebanyak 32 kali. Semasa muda dulunya ia termasuk paling sering mendaki gunung Gede dan  Pangrango Jawa Barat, hingga kuliah ia mendaftarkan diri sebagai pendaki Mahasiswa MAPALA UI.  




Lebih baik pulang nama dari pada gagal,
Ripto Mul penakluk Aconcagua pertama dari Indonesial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...