Jumat, 14 Juni 2019

KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DIKEBUN BINATANG BELUM MEMUASKAN UNTUK KELESTARIANNYA.

NusanTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA,  12/02/2019



Menurut para ilmuwan, Kamis 25/10/2018, Nasib harimau  si raja rimba makin mengenaskan dan memastikan bahwa satwa ini hanya tinggal enam sub-spesies harimau yang masih tersisa saat ini.   Populasi Harimau yang tersisa dimuka bumi ini diperkirakan hanya ada 4.000 ekor yang terdiri dari enam spesies yang masih bertahan, yaitu harimau Bengal, harimau Amur, harimau China Selatan, harimau Sumatra, harimau Indochina, dan harimau Malaysia sementara tiga sub-spesies harimau yang sudah punah adalah harimau Kaspia, harimau Java, dan harimau Bali.
Ancaman utama kelangsungan harimau adalah hilangnya habitat alami mereka karena pembukaan lahan secara  besar sehingga rumah kehidupan mereka menjadi terbatas seperti karena pembalakan di Sumatera, China dan pembukaan lahan di Bengala  dan perburuan liar oleh masyarakat untuk diperdagangkan dan7 kemanan manusia.   Para pakar Harimau masih memperdebatkan bagaimana cara melestarikan satwa ini dengan semakin terbatasnya alam liar mereka serta pembiakan di penangkaran dan kebun binatang, hal ini juga tentunya menjadi perhatian serius buat Harimau Sumatera yang terancam. 

  Kurangnya konsensus mengenai jumlah harimau telah menghambat upaya global untuk memulihkan spesies ini dari jurang kepunahan  ”, Ujar SiDin Shu-Jin Luo dari Universitas Peking di Beijing.   Meski harimau diyakini sudah ada di Bumi selama dua hingga tiga juta tahun belakangan, populasi harimau yang tersisa sekarang bisa dilacak dari 110.000 tahun yang lalu,     saat harimau mengalami hambatan pertumbuhan populasi secara historis  ”,  menurut laporan tersebut seperti dilansir dari kantor berita AFP.

Satu kegagalan lagi dalam pengembangan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)  telah di alami Kebun Binatang London mana kala seekor Harimau Jantan Sumatera bernama Asim yang berasal dari Taman Safari Ree di Denmark, dipindah ke kebun binatang itu pada Selasa (29/1/2019) untuk dipasangkan dengan harimau betina berusia 10 tahun, Melati yang ada di kebun binatang tersebut.

Namun usaha baik ini untuk menambah populasi Harimau dari kebun binatang menjadi gagal, mana kala harimau jantan Asim memangsa Harimau betina Melati hingga meninggal, meski telah berjalan selama dua hari dan awalnya tampak penuh harapan entah bagaimana tiba-tiba Asim menjadi ganas dan memangsa Melati yang berujung gagalnya kebun binatang ini untuk mengukur sejarah mengembang biakkan harimau si satwa langka.

Kathtyn Sanders Kepala penjaga harimau kebun binatang itu,  mengatakan    Asim adalah harimau tampan dan percaya diri yang dikenal sangat sayang dengan harimau - harimau betina dalam hidupnya. Kami harap dia akan menjadi pasangan tepat bagi si cantik Melati  ”, dan  para penjaga berharap mereka akan segera “ mendengar suara bayi harimau ”.    Asim  7 tahun, dipasangkan dengan Melati (10) lewat Program Spesies Terancam Punah Eropa bagi harimau Sumatra, yang dikoordinir oleh para pakar Kebun Binatang London untuk menyelamatkan spesies itu dari kepunahan.

Ditengah kelesuan bagi para pakar dan pencinta Harimau dunia dengan semakin sulitnya menemukan habitat mereka, kegagalan dalam pengembang biakan dan belum menemukan satu system pengembangan mereka , di Sydney Taronga Zoo di Australia baru-baru ini merayakan dan menyambut kedatangan tiga ekor anak harimau Sumatra yang baru lahir di kebun binatang itu, Rabu 6/2/2019.

Pihak Kebun binatang  “ Sydney Taronga Zoo “  pada  hari Rabu  mengumumkan bahwa harimau Sumatra bernama Kartika menjadi induk untuk pertama kalinya pada pertengahan Januari,   melahirkan bayi tiga ekor yang terdiri dari  dua ekor anak betina dan satu ekor anak jantan.   Kebun binatang itu mengatakan kelahiran tersebut merupakan    keberhasilan luar biasa    untuk spesies langka yang kini tinggal tersisa sekitar 350 ekor di Pulau Sumatera.

Sisi kehidupan Harimau yang cukup berat adalah komplik dengan Manusia yang ada disekitar habitatnay sebagimana kejadian  3 Januari 2018, seekor harimau menerkam Jumiati, pekerja perkebunan sawit di Desa Tanjung Simpang, Indragiri Hilir, Riau dan  dua bulan kemudian 10 Maret 2018 harimau itu kembali menyerang warga, bernama Yusri Effendi di Dusun Sinar Danau, kedua itu diduga dilakukan harimau yang sama  diberi nama Bonita.

Rasyid Assaf Dongoran, aktivis dari Forum Harimau Kita wilayah Sumatera, memaparkan, harimau adalah satwa penjelajah. Menurutnya, wilayah jelajah harimaucukup luas, dan setidaknya dalam lima tahun terakhir, wilayah jelajah itu telah bersinggungan dengan wilayah manusia, baik pemukiman maupun perkebunan.

  Fenomena hari ini, ganguan terhadap hutan itu semakin lama semakin besar, baik melalui aktivitas ekstraksi terhadap hutan seperti pembukaan lahan untuk kelapa sawit, pembukaan lahan untuk ijin pertambangan mapun kegiatan illegal logging skala lokal. Dari tiga akar utama masalah itu kemudian memicu adanya konflik harimau dan manusia  ”, Ujar SiDin Rasyid Dongoran. Keadaan ini tentunya menjadi membatasai pertumbuhan kehidupan mereka yang kini berjumlah 400 ekor di hutan Sumatera dan menjadi terancam dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).


Raja Rimba ditepi Sungai,
Harimau Sumatera memiliki setitik harapan survai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...