Minggu, 30 Juni 2019

PETERNAK AYAM POTONG INDONESIA MERINGIS DENGAN HARGA JUAL RENDAH MENCAPAI Rp 8.000/kg.

NusanTaRa.Com
byLaSikUAgaY, 26/06/2019



Hampir seluruh Peternak Ayam Potong di tanah air mengalami kerugian besar dengan harga pemasaran produknya jualannya yang tinggi berbanding harga ayam dipedagang,  Harga di belian pedagang hanya  mencapai Rp 8.000 – Rp 10.000 sementara harga jualan di Peternak mencapai Rp 14.500 – Rp 20.000.   Menko Darmin mengatakan secara tren setelah Lebaran biasanya harga ayam stabil atau kemungkinan naik namun saat ini justru berbalik.

Tren pemasaran Ayam saat ini yang merugi di tingkat produksi Peternak ayam khususnya setelah lebaran ini yang biasa semakin stabil,  sangat terasa di pasaran  Yogyakarta, Jakarta, Bogor, Semarang, Kendal, Surabaya, Medan, Palu bahkan hingga ke daerah perbatasan Nunukan Prov. Kalimanta Utara.   Jatuhnya harga pasaran ayam ditingkat Peternak membuat yang sangat tajam membuat beberapa peternak ayam membuat kebijakn yang agak lain demi mengatasi kerugiannya dan kepedihan usahanya.  

Para Peternak ayam yang masuk dalam Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo) untuk menunjukkan keprihatianan atas usaha mereka yang merugi Karen harga jual yang murah,  akan membagikan 5.000 ayam secara gratis kepada masyarakat,  "  Tanggal 26 Juni kita akan bagi-bagi ayam gratis untuk masyarakat  ", Ujar Hari Wibowo  ketua Apayo, Senin (24/06/2019).   Bagi-bagi ayam gratis ini  dilakukan di empat titik  yakni Bali Kota Yogyakarta, Kridosono, parkiran depan Taman Pintar dan Alun-alun Utara,  Aksi bagi-bagi ayam gratis ini dimulai siang hari sekitar pukul 14.00 WIB.

"  Ya, daripada dijual murah dan masyarakat tidak bisa menikmatinya, mending dibagi gratis saja. Saya ingin menggugah masyarakat kalau peternak itu merugi  ", Ujar SiDin Hari Wibowo.   Ia menjelaskan harga ayam di pasar Rp 29.000/Kg hingga Rp 30.000/Kg,  padahal pedagang membeli ayam dari peternak hanya Rp 7.000/Kg hingga Rp 8.000 /Kg,  keadaan ini sudah mulai berlangsung sejak bulan September 2018. Imbasnya peternak ayam di Yogyakarta merugi cukup besar.

Kerugian peternak  ayam yang umum terjadi saat ini di Indonesia juga menerpa semua peternak ayam yang ada di Semarang  sehingga mereka menunjukkan keprihatinan mereka dengan membagi-bagi ayam secara  gartis.  Sebanyak 11.000 ekor ayam hidup yang datang dari para peternak ayam di Semarang, akan dibagikan gratis pada masyarakat Kota Semarang sebagai bentuk protes kepada pemerintah menyusul anjloknya harga broiler di pasaran, Rabu 26/06/2019.

Peternak  ayam di Medan juga merasakan kegelisahan dengan produksi yang banyak sementara harga jauh dibawah harga dasar terlebih harga pangan Jagung belum juga stabil, hal ini membuat para peternak terpaksa menjual ayam mereka secara langsung ke  masyarakat dengan harga yang murah Rp 7.000 – Rp 9.000, menurut mereka ini lebih baik dari pada stock  tertinggal banyak, pakan semakin mahal, harga tambah anjlok dan dapat mati begitu saja.   Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara yang berada di Perbatasan dengan Malaysia juga tak luput dari persoalan perdagangan ayam, pertumbuhan peternaka ayam yang cukup pesat sehingga produksi meningkat membuat para peternak ayam menderita karena harga jual menjadi murah Rp 10,000 /kg sementara biaya produksinya sekitar Rp 15.000 /kg  serta masukan ayam dari negeri Jiran Kota Tawau yang cukup murah.  

Sejumlah asosiasi peternak ayam menginginkan agar pemerintah melakukan pembenahan dengan konkret di sektor hulu dalam rangka mengatasi kelebihan stok yang ditengarai menjadi penyebab utama menurunnya harga ayam.   "  Sebenarnya sekarang sudah ada yang mengurangi, tapi tidak semua. Semestinya ada peraturan menteri yang mendasari kebijakan itu supaya lebih efektif. Kalau seperti ini cuma memberi harapan palsu saja  ", Ujar SiDin Singgih Januratmoko,  Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), (26/6/2019).

Singgih mengakui Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengambil sikap dengan mengeluarkan instruksi untuk memangkas jumlah anak ayam (day old chicken/DOC) selama periode 24 Juni hingga 23 Juli mendatang. Pada masa tersebut, Kementan meminta pelaku usaha menarik 30 persen telur yang siap menetas.   Namun kebijakan Hilir tersebut tidak efektip jika kondisi dan kebijakan Hulu tidak terbenahi sebagai kebijakan yang telah efektif per 24 Juni lalu belum terasa realisasinya di lapangan.

Bambang Suwignyo pakar peternaka dari UGM secara terpisah mengatakan,  masalah harga sangat rendah ini berawal dari tidak adanya data yang riil dan akurat mengenai pasokan dan permintaan ayam di dalam negeri dan kalaupun data perusahaan besar itu ada sulit di akses oleh public dan romorentah.  Sehingga suplai yang berlebihan dipasaran dan melebihi kebutuhan akan menjatuhkan harga pasar didukung harga pangan ternak yang masih tinggi.

"  Data yang diketahui itu peredaran ayam hidup di Indonesia sekitar 50 juta ekor per pecan  ", Ujar SiDin Bambang.   Ia menambahkan jika data sudah akurat, maka masalah ini harus diatasi mulai di hulu oleh kementerian terkait.  Tanpa data yang akurat, lanjut dia, produksi pun tidak dilakukan dengan dasar yang jelas,  Terkait harga kewenangannya ada di Kementerian Perdagangan yang sudah mengeluarkan Peraturan Mendag Nomor 96 Tahun 2018 yang mengatur tentang harga acuan dari peternak.

   
Ayamditernak untuk di potong,

Para Peternak ayam meringis karna harga jual jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...