Selasa, 20 Agustus 2024

PRATIWI SUDARMONO WANITA CALON ASTRONOT INDONESIA YANG HAMPIR MENGANGKASA BERSAMA NASA

NusaNTaRa.Com   

byBakrIRoYMarteN,        S   e   n   i   n,     1   9      A   g   u   s   t   u   s      2   0   2   4

Astronaut perempuan Indonesia pertama Pratiwi Sudarmono (kanan) dan astronaut pengganti Taufik Akbar

Hampir saja negara Indonesia  mencatatkan sejarah dengan mengirimkan seorang astronot pertamanya keangkasa.    Adalah Pratiwi Sudarmono, astronot pertama Indonesia yang hampir mengudara bersama Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).   Dikutip dari Kompaspedia, Pratiwi dijadwalkan untuk ikut dalam misi penerbangan ruang angkasa dengan menggunakan pesawat ulang-alik Challenger pada Juni 1986.    Misi tersebut rencananya akan membawa tiga satelit, termasuk satelit kebanggaan Indonesia, Palapa B-3 sebelum dibatalkan karena adanya sebuah insiden.    

Rencana penerbangan Pratiwi bersama NASA,   Perempuan bernama lengkap Pratiwi Pudjilestari Sudarmono ini terpilih sebagai astronot  pertama  Indonesia yang akan ikut dalam penerbangan ruang angkasa dengan Challenger pada Juni 1986.   Ia berhasil lolos dari seleksi ketat, baik di dalam maupun luar negeri untuk misi penerbangan tersebut,   selain Pratiwi, seorang Sarjana Teknik Telekomunikasi ITB, Ir Taufik Akbar juga menjadi astronot cadangan dalam misi tersebut.

Pratiwi dan Taufik berhasil menyingkirkan dua calon terbaik lain dalam seleksi, yaitu kapten pilot dari Dirjen Perhubungan Udara, MK Yusuf dan wartawan majalah mingguan Tempo, Ir Bambang Harymurti.   Pratiwi bersama astronot lain seharusnya terbang bersama NASA selama tujuh hari dalam penelitian Indonesian Space Experiment (Inspex),  Penelitian tersebut antara lain percobaan sel darah merah dalam kondisi tanpa bobot, pemantauan flora mikroba, dan pengembangan awal pertumbuhan sel binatang dan tumbuhan di luar angkasa.

Presiden Indonesia saat itu, Soeharto sangat berharap bahwa Pratiwi untuk berpartisipasi dalam misi angkasa  tersebut sebagai  landasan awal Indonesia dalam dunia antariksa.   Namun, rencana Pratiwi untuk  turut terbang mengangkasa  bersama NASA menjadi  pupus usai adanya insiden pesawat Challenger meledak yang menggemparkan dunia.   Pasalnya, insiden nahas itu disiarkan secara langsung melalui siaran televisi di seluruh dunia dan ribuan penonton yang diundang ke lokasi. 

Pesawat tersebut meledak setelah 75 detik diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS)  dan insiden itu  berakibat  Tjuh astronot asal Amerika Serikat meninggal dunia dalam insiden itu.   Pesawat Challenger itu sebenarnya sempat tiga kali ditunda mengudara dan pada  jadwal penerbangan terakhirnya juga diundur selama dua jam  dan  insiden  pesawat milik AS tersebut meledak diduga karena tangki bahan bakar yang berkapasitas 1,9 juta liter pecah.

Setelah eksiden angkasa  tersebut,   kepastian jadwal bagi  Pratiwi mengudara tak pernah jelas,  meski  demikian, Pratiwi masih tetap wajib menjaga kebugarannya karena program tersebut belum resmi dinyatakan bubuar.    Lima tahun kemudian, daftar nama calon astronot yang berasal Indonesia sudah tidak ada lagi di NASA  kemudian   satelit Palapa B-3 yang rencananya terbang bersama Pratiwi akhirnya diluncurkan pada 21 Maret 1987 satelit asal Indonesia   dibawa dengan menggunakan Roket Delta tanpa awak yang dioperasikan oleh NASA.

Usai batal mengudara, perempuan kelahiran Bandung, 31 Juli 1952 ini kembali menekuni bidang ilmunya sebagai doktor mikrobiologi  dengan  menghabiskan waktunya di laboratorium yang dikembangkan dengan Bantuan Presiden yang sering disebut  “Laboratorium Indah”.   Ia memiliki minat utama pada mikrobiologi klinik, khususnya penyakit menular  dan  Pratiwi pernah menjadi Kepala Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kedokteran yang bertanggung jawab pada Menteri Kesehatan (Menkes).

Sebelum pensiun pada Juli 2022, ia masih membimbing mahasiswa S3 dan menjadi Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UI  dan  Pratiwi juga masih menangani sampel Covid-19 saat perlengkapan PCR masih terbatas pada 2020.   Pratiwi ikut menangani sampel dari 37 rumah sakit di Jakarta dan jumlahnya pernah mencapai 2.000-an sampel per hari,     Pengerjaan kami lakukan dalam 2-3 shift, tapi asisten yang mengerjakan (yang jumlahnya ditambah dari beberapa hingga 30-an) di antaranya sempat merasa ’seram’ bekerja di gedung tua Lab Mikrobiologi  ”,  Ujar SiGaluH  Pratiwi Sudarmono dengan Ahmadernya (Manisnya).

Gambar Pratiwi Pujilestari Sudarmono, Astronot Pertama Indonesia, 
saat kini dan 35 tahun silam 

 

Pratiwi Sudarmono Astronot pertama Indonesia.

Gagal mengangkasa karena Pesawat meledak diangkasa.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BANJIR BESAR MELANDA NEGERI MYANMAR TELAH MENELAN KORBAN 226 KORBAN

NusaNTaRa.Com       byPunGKadA,       J  u  m  a  t,    2   0     S   e   p   t   e   m   b   e   r     2   0   2   4 Banjir di Myanmar mene...