Kamis, 21 Maret 2024

MASJID AN-NUR BATU MERAH PENUH SEJARAH, MESJID TERTUA SIMBOL PERDAMAIAN AMBON

NusaNTaRa.Com 

bySolanaNEnembE,          S  a  b  t  u,    1   6      M   a   r   e   t     2   0   2   4    

Masjid An-nur Negeri Batu Merah dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Kota Ambon, Maluku.

Masjid An-nur Negeri Batu Merah dikenal sebagai masjid pertama di Kota Ambon, Maluku dibangun sekitar tahun 1575 silam oleh saudagar bernama Ibrahim Safari Hatala,  ia membangunnya di tahun pertama di era masa pemerintahannya memimpin Negeri Batu Merah.   Masjid dengan luas  10x15  meter persegi ini mulanya didirikan berbahan kayu dan atap rumbia hingga berlantai pasir putih yang diambil di sekitar pesisir pantai Batu Merah,  selain menjadi masjid yang terbilang tertua di ibu kota  Provinsi Maluku  rumah ibadah yang berada di Kecamatan Sirimau pun  menjadi simbol toleransi beragama di kota yang berjuluk Manise tersebut.

Masjid An-nur yang terletak di pusat jantung Ambon Manise juga menjadi tempat berziarah warga hingga tokoh-tokoh bangsa banyak  yang sempat berkunjung ke kota itu,   "  Jadi Masjid An-nur itu merupakan masjid pertama di Kota Ambon bahkan diklaim Masjid An-nur merupakan masjid tertua di Ambon setelah Masjid Jami yang dibangun oleh Imam Kadir Hatala pada tahun 1668 Masehi  ",   Ujar SiDin Raja Negeri Batu Merah, Ali Hatala  pada NusaNTaRa.Com,   Jumat    (01/03/2024),  dan  "  Sehingga Masjid An-nur dan Masjid Jami memiliki kesinambungan karena kedua masjid tersebut dibangun oleh keturunan Hatala  ",  Ujar  SiDin Ali Hatala dengan Soppengernya (Jumawanya).

Mesjid yang secara keseluruhannya masih menyerupai bentuk asli  Masjid  An-nur awalnya,  dibagian dalam masjid  ini juga  masih  tersimpan makam seorang tokoh  yang menjadi  penyebar  agama Islam pertama di bumi Ambon bernama Habib Muhammad Bin Syeh Abubakar yang wafat pada abad ke-20 masehi.   Di sebelah makam Habib Muhammad Bin Syeh Abubakar  terdapat   makam seorang Raja Kaidipang ke XI bernama Mohammad Nurdin Korompot yang sempat dibuang dari Gorontalo  pada abad ke-16 oleh Belanda.

Masjid An-nur yang dibangun di bibir pantai tersebut sempat menjadi  tempat  pembelajaran tokoh cendekiawan muslim yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama di Indonesia Buya Hamka dan ulama kondang dari Jawa Timur, Bey Arifin.   Mereka pernah mengaji dan belajar ilmu agama bersama ulama-ulama pembesar di Masjid Batu Merah pada masa kebangkitan nasional Indonesia,   Masjid ini juga menjadi simbol yang menggambarkan kerukunan pela gandong antara warga muslim Batu Merah dan warga Ema dan Passo yang mayoritas warga Kristen.

Pada masa 1990an silam,  Ambon adalah wilayah yang berdarah dan penuh konflik,  tapi  Alhamdulillah  konflik itu akhirnya berujung damai  dan salah satu media yang menyatukan warga Ambon adalah tradisi pela gandong.  Pela gandong adalah salah satu tradisi khas di Maluku, khususnya Maluku Tengah,  Pela yang berarti relasi perjanjian antara satu negeri dengan negeri lain, sementara gandong berarti adik. Jadi bisa dibilang pela gandong adalah nota kesepakatan damai antar dua entitas yang berada disana sejak dahulu.
Bagian dalam Masjid An-nur Batu Merah
Sehingga warga disana hidup damai dan saling bergotong royong,   begitupun sebaliknya, warga muslim Batu Merah--yang merupakan penduduk muslim terbesar di Kota Ambon--turut berpartisipasi membantu gandong Ema dan Passo apabila ada pekerjaan Gereja.   Mereka juga terlihat romantis ketika setiap ada pagelaran budaya adat atau acara-acara yang bernuansa keagamaan selalu eksis dan menampilkan musik totobuang dan hadrat yang dimainkan bersama.

Raja Negeri Batu Merah, Ali Hatala mengatakan masjid An-nur pada 1605 silam dipugar  menjadi bangunan permanen oleh Hasan Hatala--saudagar yang diberi gelar oleh pemerintah Belanda dengan julukan Pati Raja Hatala.   Pemugaran kedua pada tahun 1805 Masehi oleh Abdurrahman Hatala karena faktor jumlah penduduk yang semakin banyak, sehingga bangunan masjid diperbesar meningkatkan daya tamping,  pemugaran selanjutnya tahun 1924  di bawah pemerintahan Abdul Wahid Nurlete seorang ulama terkenal pada masa itu.  Di tahun 1973-1974 pemugaran  oleh Raja Ahmad Nurlete dan tahun 1988 pemugaran  menggantikan tembok yang mengelilingi masjid dengan pilar-pilar,  Tahun 1914 Masehi pemugaran masjid oleh Abdul Kahar yang berkuasa kala itu  dan terakhir pada 1980.

Ia kemudian wafat, sebelum wafat, Ali sempat mengumpulkan sembilan marga adat dan memutuskan untuk memberikan rekomendasi kepada Awak Ternate sebagai Raja Negeri Batu Merah periode 2006-2012.   Usai Awak Ternate wafat, Negeri Batu Merah sempat mengalami kekosongan beberapa tahun dan hanya dipimpin seorang pejabat yang ditunjuk langsung dari Pemerintah Kota (pemkot) Ambon agar roda pemerintahan Negeri Batu Merah berjalan lancar.   Per 2023, Negeri Batu Merah kembali memiliki seorang raja defenitif setelah Pemkot Ambon melantik Ali Hatala sebagai Raja Negeri Batu Merah pada 11 Desember 2023.

Negeri Batu Merah punya tradisi unik di bulan suci ramadan, salah satunya antar dulang makanan oleh sembilan marga adat di malam tujuh likur atau malam 27 ramadan.   Sembilan marga masing-masing Lebeharia, Hatala, Masahoy, Lisaholet, Tahalua, Nurlete, Waliulu, Mamang dan Hunsow. Marga ini, setiap malam tujuh likur atau malam 27 Ramadan mereka membawa aneka ragam makanan dan buah-buahan.   Setiap dulang makanan diberi hiasan ornamen-ornamen unik dan tanda atau tulisan nama marga. Tanda tersebut bertujuan untuk mempermudah mereka bisa mengenali dulang mereka saat ratusan dulang makanan dikumpulkan di masjid.

Setelah diarak, dulang makanan kemudian dibawa ke masjid untuk disantap bersama. Sebelum disantap, mereka menggelar khataman Al-quran mulai dari surat Ad-Duha hingga surat An-Nas yang dibacakan secara bergantian oleh remaja masjid hingga perwakilan marga-marga.   Tradisi antar dulang makanan di bulan ramadan digelar sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki selama setahun yang diberikan Allah SWT.

Masjid An-nur Batu Merah Ambon simbol Perdamaian

 

Mesjid An-nur Batu Merah Mesjid tertua di Ambon.

Mesjid An-nur penuh sejarah Ambon jadi Mesjid Perdamaian.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERUNG TAKOKAK PERDU YANG NYAMAN DI LALAP, BERKHASIAT DALAM MENYEMBUHKAN ASAM URAT DAN PENYAKIT LAINNYA.

NusaNTaRa.Com      byAsnISamandaK,            S    e    l    a    s    a,       0    7        M     e     i       2    0    2    4 Perdu...