Kamis, 18 Mei 2023

SETELAH AIDIL FITRIE, RATUSAN UMAT MUSLIM DIKAIMANA GELAR HADRAT SEBAGAI BENTUK SILATURAHMI DENGAN KELILING KOTA

NusaNTaRa.Com

byMcDonalDBiunG,     K  a  m  i  s,   2  7    A  p  r  i  l    2  0  2  3

 

Pawai Hadrat di Kaimana setelah Aidhil Fitrie  1444 H

Hadrat sebuah kebiasaan unik yang dilakukan warga Kaimana, Papua Barat, dalam merayakan seminggu setelah Idul Fitri,   mereka berombangan  dalam barisan  melakukan silaturahim  keliling Kota Kaimana  untuk saling bermaaf-maafan yang disebut Hadrat.   kegiatan ini diikuti ratusan warga, tua dan muda berkeliling kota menari diiringi lantunan shalawat dan musik hadrat.   Muslim di Kota Kaimana menggelar tradisi hadrat atau tradisi silaturahmi pasca idul fitri 1444 hijriah,    tradisi hadrat mengambil garis start dari  Masjid Djami Kampung Seram dan finish di Masjid Nurul Huda Kampung Coa,   tradisi dilakukan  turun temurun yang digelar  kaum muslim di Kab Kaimana.

Warga berjalan berkeliling dari rumah ke rumah sambil menari dan melantunkan sholawat yang diiringi dengan pukulan hadrat serta tari-tarian,  dalam perjalanan  berkeliling merekapun yang berpapasan atau bertemu  akan bersalam-salaman saling memaafkan antara satu sama lainnya.    Bahkan  warga yang  dilewati  barisan  atau rombongan  hadrat  akan  menyediakan makanan dan minuman bagi rombongan hadrat yang  banyak diikuti oleh kaum muda.    Silahturahmi dan tradisi hadrat tidak hanya dilaksanakan oleh kaum muslim saja, tetapi juga diikuti oleh kaum nasrani sebagai satu keluarga, karena toleransi umat beragama di Kabupaten Kaimana sangat tinggi dan dikenal sebagai agama keluarga

Muhammad Karet, Wakil Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) Kabupaten Kaimana mengatakan, kegiatan ini sudah berlangsung sejak 1970-an  dam   dilaksanakan terus menerus hingga sekarang,     Hadrat merupakan budaya Islam yang kami ambil dari Syekh Abdul Qodir Jailani. Pukulan Hadrat ini di mana-mana ada, tapi di Kaimana punya pukulan tersendiri   ”,  Ujar SiDim Muhammad Karet  dengan Plabomoranya (hebatnya).

M Karet  menjelaskan,  kegiatan silaturahim hadrat ini biasanya dilakukan  hari kedua Idul Fitri, tapi karena tahun ini jatuh pada hari Jumat sehingga dipindahkan ke hari berikutnya.      Silaturahim hadrat dilakukan dua hari, pertama berkeliling di dalam Kota Kaimana dari Kampung Sran (Seran),  Kampung Bumi Surmai, Kampung Anda Air, Kampung Coa,  hingga ke Kampung Kaki Air. Dan pada hari berikutnya dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat keluar kota seperti Kampung Kroy, Kampung Baru, dan Kampung Coa  ”,  Ujar SiDin Muhammad Karet.

Pada Rabu  (26/04/2023) siang,  ratusan anggota remaja Masjid dari anak kecil hingga dewasa sejak pagi telah berkumpul di Masjid Nurul  Huda , Kampung Coa. Mereka kemudian berjalan membentuk barisan memanjang dari remaja masjid diikuti rombongan penabuh rebana mengiringi pelantun shalawat yang berada diatas mobil pengangkut pengeras suara.  serta alat music lain seperti alat tabuhan Tipa.  Sembari melantungan nyanyian shalawat mereka berjalan diiringi tabuhan rebana dan Tipa mereka mengelilingi kampong sembari bersilaturrahim dengan sesame muslim yang bertemu.

Para peserta hadrat tak perlu takut kehausan ataupun lapar, karena beberapa rumah yang dilewati rombongan sudah menyiapkan kue-kue dan minuman didepan rumah,  tak jarang anak-anak yang ikut rombongan terlibat rebutan minuman dan kue, yang menjadi pemandangan tersendiri yang meramaikan kegiatan ini di sopanjang perjalanan.    Kesempatan ini juga dipakai untuk saling memberikan ucapan Idul Fitri dan saling bermaaf – maafan  dengan gembira.   Menurut Muhammad Karet, kegiatan ini merupakan ajang silaturahim dengan semua warga, selain menyinggahi rumah tokoh masyarakat seperti bersilaturahim di rumah mantan Bupati Kaimana, Hasan Aituarauw.

Muhammad  Karet juga menjelaskan kalau  kegiatan ini juga diikuti oleh warga yang beragama lain  dengan  memeriahkan di tempat-tempat yang menyediakan makanan dan minuman sambil ikut menari di tengah jalan serta ada pula yang memberikan sumbangan di kotak amal.     Sejak awal kita ada toleransi, sebagian umat Kristiani ikut rombongan dengan tifa panjang dan ada juga memberikan sumbangan di kotak amal. Silaturahim ini memang sangat bermakna, bukan hanya untuk umat Muslim tapi dirasakan seluruh warga Kaimana  ”,  Ungkap M Karet dengan Soppengernya (Jumawanya).

Dibandingkan pemeluk agama Islam, pemeluk agama Kristen menjadi yang terbesar di Kaimana. Tercatat dalam laporan BPS, pemeluk Kristen berada di angka 56,46 persen, Islam 41,94 persen, sementara sisanya pemeluk agama Hindu, Buddha, dan lainnya. Namun, tidak ada permusuhan di sana, yang ada justru toleransi dan itu diperlihatkan dalam pawai hadrat.   Tokoh Pemuda Kaimana, Randy Ombaier, menjelaskan pawai hadrat adalah wadah tempat Muslim dan Non-Muslim membaur.    '  'Tradisi hadrat dilaksanakan setiap Lebaran. Ini merupakan tradisi peninggalan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kami. Ajang silahturahmi ini juga diikuti warga Non-Muslim  '',  Cakap  Randy Ombaier.

 Meski perjalanan terbilang jauh, rombongan tak pernah lelah untuk bershalawat diiringi suara rebana sambil diikuti anak-anak remaja masjid yang tetap semangat untuk menari.   Hasil sumbangan yang mereka dapatkan dalam  perjalanan itu, menurut Muhammad Karet, nantinya akan dibagikan ke seluruh masjid dari Kampung Sran hingga ke Kampung Coa.

Hadrat ajang silaturrahmi warga Kaimana

 

Bergembira setelah lebaran mengitari kota.

Hadrat keliling Kota saling bersilaturahmi  di Kaimana.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...