Kamis, 18 Agustus 2022

KEUNIKAN 4 KAMPUNG INDONESIA, DIANTARANYA BERWARGA KOPITING DAN SIMATA BIRU.

NusaNTaRa.Com

byMcDonalDBiunG,   J  u  m ‘ a  t,    1   9      A  g  u  s  t  u  s     2  0  2  2

 


 

Indonesia yang terbentang dari  Sabang sampai Merauke memiliki  ke aneka ragaman  wisata baik alam  maupun  budayanya,  hal ini tak heran bila daerah yang berbaris di sepanjang wilayah Garis Khayulistiwa ini  memiliki  banyak keunikan tersendiri  yang  tentunya sangat menarik untuk  diketahui dan dikunjungi.   Di bawah ini NusaNTaRa.Com akan menyajikan Empat (4) Desa di Indonesia yang dianggap memiliki  keunikan tersendiri berbanding Desa  lainnya,  yaitu  : 

 

Dusun Ulutaue dengan  “Manusia Kepiting”.

Desa unik yang berada di Dusun Ulutaue, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan,  karena  di desa ini  hampir seluruh penduduknya memiliki  “jari-jari kepiting”  karena  hampir semua  masyarakat di sini  mulai dari anak-anak  hingga yang berusia lanjut  akan  kita temukan memiliki jari-jari  tangan yang terbelah menjadi dua hingga mirip capit kepiting.   Fenomena  “ Berjari – jari Kepiting “ ini bagi masyarakat  Dusun Ulutaue dianggap sebagai kutukan bagi mereka dari garis keturunan yang sama.

Dari sisi ilmiah, hal ini dianggap sebagai penyakit atau kelainan jari tangan dan kaki lantaran asupan gizi yang kurang sejak usia dalam kandungan.   Meski  demikian bagi mereka “keunikan Jari-jari Kepiting”  yang terbilang langka tidak membuat mereka  dalam keseharian hidupnya  dan dianggap sudah biasa  tapi hal tersebut  sedikit dapat mempersulit pekerjaan mereka sehari-hari sebagai nelayan.

 

Desa Kaimbulawa dengan  “Warganya Bermata Biru”.

Umumnya manusia bermata Biru hanya dimiliki  warga  Amerika dan Eropah,  tapi jangan  heran di Indonesiapun ada warga  daerahnya yang bermata sangat Indah itu yaitu bermata Biru Terang,  Salah satu Desa yang memiliki mata indah berwarna Biru adalah warga  di Desa Kaimbulawa, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.    Daerah lain di Indonesia yang  memiliki Mata Biru Cerah  meski tidak sedominan warga  di Desa Kaimbulawa Buton adalah Suku Lingon  Maluku di Podalaman  Halmahera dam Suku Lamno di Suku Lamno di Desa Lamno Kab.  Aceh Jaya hasil perkawin suku Portugis dan Warga Asli tahun 1492-1511 namun tragedi  Tsunami  tahun  2004 hampir memunahkannya.

Kisah keberadaan Warga Buton berawal  pada abad ke-16, ketika Desa Kaimbulawa sempat dikuasai bangsa Portugis dan komunikasi antara bangsa Portugis dan Warga Asli  terjalin baik bahkan terjadi perkawinan antara warga Portugis dan Warga Asli yang membuahkan warga Buton bermata Biru itu.   Meski Kelainan berMata biru juga bisa disebabkan penyakit kelainan Genetik langka yang disebut Waardenburg Syndrome sehingga dapat melahirkan orang bermata Biru meski dari kedua orang tua yang memiliki mata Hitam atau Cokelak.


Kampung Pitu  dengan   “Warganya Hanya  Tujuh Keluarga”.

Kampung di Puncak Timur Situs Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta,  memiliki keunikan karena   di Kampung Pitu  hanya bisa ditinggali sebanyak tujuh Kopala Keluarga saja  tidak bisa kurang dan tidak bisa lebih.    Menurut  kisah kalangan keluarga yang tinggal  di situ  adalah keturunan dari Eyang Iro Kromo,  seorang abdi dalem yang telah berhasil menjaga keris sakti dan Kampung Pitu sehingga ia mendapat hadiah Kampung Pitu dengan syarat, kampung itu hanya boleh dihuni oleh keturunannya kelak dan tidak melebihi Tujuh Keluarga.

Di katakan  kalau ada yang berani tinggal di desa ini selain keturunan sang abdi dalem dan melanggar batasannya maka akan  mendatangkan akibat  tak baik menghampirinya.   Mulai dari sakit, terkena musibah hingga meninggal dunia, seakan ada kekuatan gaib yang akan mengatur  hukum dan mengawasi  di  Kampung Pitu. 


Desa Bengkala  dengan   “Warganya yang Tuli dan Bisu”.

Jika berada di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali  jangan heran atau kaget  bila menemukan  keunikan banyak warganya  yang berkomunikasi atau berbicara menggunakan Bahasa Isyarat,  karena banyak warganya yang mengidap penyakit bisu dan tuli sejak lahir.  Gestur dan kosakata bahasa isyarat sudah digunakan sejak lama,   mereka  menyebutnya Bahasa Kolok sehingga disebut juga Desa Kolok,   penduduk desa  yang normal telah terbiasa dengan gaya hidup orang bisu tuli trsebut dalam keseharian.

Persentase warga tunarungu di Desa Bengkala memang terbilang cukup tinggi. Hal ini disebabkan gen yang disebut DFNB3 dan telah ada dari nenek moyang mereka selama 7 generasi.   Namun warga desa juga percaya, banyaknya penderita tuli karena adanya kutukan, yang berawal dari cerita legenda atau sejarah akan keberadaan warga tunarungu tersebut.   Berawal  dari dua kelompok dalam suatu desa  satu kelompok menyembah dewa dan lainnya lagi tidak menyembah Dewa, sehingga  yang tak menyembah Dewa memutuskan keluar desa sambil membawa emas ketika dipanggil tidak menoleh maka  dikutuk  tidak bisa mendengar dan berbicara.  

 

 

Indonesia berbaris di sepanjang Khatulistiwa,

Nusantara  berhias  keunikan  anekaragam Budaya.


1 komentar:

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...