Rabu, 03 April 2019

SUKSES TEBUS EKSPOR BERAS ORGANIK KE ITALIA, PETANI BERHARAP TEBUS PASAR LAIN SEPERTI JORMAN

NusanTaRa.Com
byBambanGBiunG, 24/03/2019



Para petani binaan Bank Indonesia (BI) dan Pemkab Banyuwangi dengan gembiro menyaksikan pelepasan ekspor perdana    Beras Organik “  produksi Banyuwangi ke Negara Italia oleh Bapak Difi Johansyah Kepala Bank Indonesia (BI) Jatim.    Ekspor perdana tersebut 40 ton berlangsung di Padepokan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Swadayo (P4S) Sirtanio, Kecamatan Singojuruh Banyuwangi dengan pelepasan dua truk pengangkutan  beras organik, Kamis (21/3).

Beras diekspor  tersebut  produksi PT Sirtanio, perusahaan agribisnis Banyuwangi yang digerakkan anak-anak muda dengan pasokan utama dari petani Banuwangii.   Beras organik yang diekspor adalah Beras Merah Varietas Segobang A3, Beras Hitam Melik A3 dan Beras Sunrise of Java.  Varietas-varietas itu telah didaftarkan sebagai padi asli Banyuwangi oleh Dinas Pertanian di Kementerian Pertanian.   "  Kami bangga dengan ekspor perdana ini. Ini prestasi petani Banyuwangi. BI mendukung pertanian organik di beberapa daerah, tapi yang berhasil tembus ekspor baru Banyuwangi  ", Ujar SiDin Difi.

Beras produksi Banyuwangi  dapat menjadi contoh bagi pertanian organik  karena berkat kegigihan kelompok tani di Banyuwangi Pasar Eropa yang sulit ditembus  bisa  jadi peluang pasar dengan kwalitas yang baik dan jaminan jumlah produksi yang cukup.   Produksi beras organik Sirtanio bersama petani mitranya itu sendiri bisa mencapai 30 ton per bulan di lahan 70 hektar.   "  Kami mengambil segmen terkecil yaitu Italia. Kami kirim ke sana 2,8 ton per bulan. Ada tim yang memantau pengelolaan lahan organik khusus ekspor sembari terus kami tingkatkan lahan organik lainnya agar bisa standar ekspor  ", Ujar SiDin Samanhudi Ketua Kelompok Tani Mendo Sampurno.


Dengan suksesnya ekspor perdana beras organik  ke Italia Pemkab Banyuwangi berharap ke depan  bisa  menembus pasar  luar negeri lainnya,  Seperti China, Jorman,  Amerika Serikat (AS) dan  Maroko sebagai Negara dengan pasar pertanian organik terbesar di dunia, sebagaimana ungkap Samanhudi bahwa permintaan beras organik Banyuwangi  dari China  sebesar 60 ton per bulan. Belum lagi dari Amerika Serikat.    "   Kapasitas kami terbatas. Jadi ini dipenuhi bertahap. Ke depan, kami terus merangkul petani-petani lainnya  ", Ujar SiDin Samanhudi. 

"  Produk beras organik Banyuwangi kian diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Semoga dengan pengenalan yang luas, tahun depan bisa ekspor ke negara lain, seperti Jerman atau AS. Kita ikhtiarkan bareng-bareng, selain tentu garap pasar dalam negeri yang juga besar  ", Ujar SiDin Abdullah Azwar Anas,  Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di pusat produksi beras organik, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, Jumat (22/3/2019).


Anas mengatakan, mengutip data Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik (IFOAM) dan Lembaga Riset Pertanian Organik, pasar produk organik tumbuh cepat. AS adalah pasar organik terbesar di dunia dengan nilai USD 27,04 miliar, diikuti Jerman USD 8,45 miliar, Perancis USD 4,8 miliar, dan Tiongkok USD 2,67 miliar.    Kelompok tani yang berhasil ekspor di daerah tersebut mendapat pendampingan dari Pemkab Banyuwangi dan Bank Indonesia (BI). Beras yang diekspor berasal dari tiga varietas padi asli Banyuwangi yang telah didaftarkan di Kementerian Pertanian.

Ketua Kelompok Tani Mendo Sampurno (produsen beras organik) Samanhudi menjelaskan, penjualannya terus meningkat. Per bulan, mereka mengirim hingga 200 kilogram beras organik ke Australia dan 20 kilogram ke Taiwan. Juga ada pesanan berkala dari China dan Amerika Serikat. Kelompok tani itu bermitra dengan PT Sirtanio, perusahaan agribisnis yang digerakkan anak-anak muda Banyuwangi.   Di luar pesanan itu, tiap bulan mereka mengirim hingga 30 ton per bulan ke produsen makanan nasional.

Pengembangan beras organik dilakukan di 9 kecamatan seluas 81,49 hektar dengan produksi 515,5 ton per tahun.     "  Lewat APBD, kita akan kembangkan tambahan sekitar 120 hektar lahan padi organik bersama petani, sehingga pertengahan tahun depan sudah ada 200 hektar lahan padi organik untuk memenuhi permintaan ekspor yang tinggi  ", Lanjut SiDin Anas.  Sebanyak tujuh kecamatan telah mendapatkan sertifikat pertanian organik Standar Nasional Indonesia (SNI). Tahun ini dua kecamatan dalam proses SNI, kata Anas.


Burung pipit  di bulir Padi tua,
Beras Organik Banyuwangi di Ekspor ke Italia.

1 komentar:

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...