Minggu, 07 April 2019

PROYEK INISIASI ONE BELT ONE ROAD CINA BULAN DEPAN DI TEKEN, UJAR PAK LUHUT

NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI, 24/03/2019



Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator  Bidang  Kemaritiman,  mengatakan tahap pertama proyek  skala  besar  dari  inisiatif  One Belt One Road Cina akan ditandatangani pada bulan depan.    Proyek ini merupakan satu perwujutan sistem jaringan  pembangunan yang akan mengawasi  dan mewujutkan meliputi pengembangan pertahanan, ekonomi, regional,  transportasi,  budaya  dan sebagainya menjadi satu system yang utuh  dan terkoordinasi dengan baik.

Adapun pada pertemuan Global Maritime Fulcrum Belt And Road Initiatives  (GMF –BRI) yang lalu,  Cina sudah menyiapkan rancangan Framework Agreement untuk bekerja sama di Kuala Tanjung, Sumatra Utara (Sumut) sebagai proyek tahap pertama.   Untuk lebih mematangkan, ada beberapa tahap proyek kerja sama lain yang telah disepakati yang diperkirakan akan mengokohkan sistem one belt tersebut, seperti Kawasan Industri Sei Mangkei dan kerja sama strategis pada Bandara Internasional Kualanamu untuk tahap kedua.

Kemudian, pengembangan energi bersih di kawasan Sungai Kayan, Kalimantan Utara (Kaltara), pengembangan kawasan ekonomi eksklusif di Bitung, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kura-Kura Island di Bali.      Tahap pertama hampir selesai dengan nilai proyek beberapa miliar dolar AS yang akan ditandatangani pada waktunya dalam satu bulan ke depan  ”, Ujar SiDin  Luhut, Kamis malam, 21 Maret 2019.

Pada umumnya kawasan atau proyek pengembangan yang akan di realisasikan itu telah mendapat peninjauan oleh kedua belah pihak bahkan ada yang telah sampai pada tahap SF telah rampung.    Beberapa pemerintah bahkan telah ada yang mengusulkan proyek daerah tertentu yang akan mendukung kesempurnaan proyek tersebut jika terwujutkan  karena di anggap proyek yang melingkupi bidang yang besar dan jangka waktu yang panjang.

Secara umum, berdasarkan pengajuan bisnis, Pemerintah Indonesia menawarkan dua kelompok proyek prioritas. Kelompok pertama mencakup empat koridor wilayah yakni di Sumut, Kaltara, Sulawesi Utara (Sulut), dan Bali.   Sementara itu, kelompok kedua terdiri atas beberapa proyek di Sumatra Selatan (Sumsel), Riau, Jambi, dan Papua.

  Kita terus berunding, kita tidak ingin diatur semua, mereka harus comply (tunduk) dengan empat ketentuan yang kita buat. Ada added value, tekonologi first class, transfer teknolofgi, dan menggunakan sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia  ”, Ujar SiDin  Luhut.

Luhut menegaskan proyek yang dikerjasamakan tersebut murni dilakukan secara Business-to-Business (B2B).  Kehadiran Pemerintah Indonesia dan Cina disebut hanya untuk memfasilitasi bertemunya masing-masing badan usaha antara kedua negara. Adapun kerja sama dilakukan pada badan usaha swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun perguruan tinggi.

Contohnya, proyek Kura-Kura Island yang akan dilakukan antara Institut Teknologi Bandung (ITB) di Indonesia dan Universitas Tsinghua di Beijing.  Kerja sama ini pun tidak terbatas pada badan usaha di Cina saja, melainkan juga pengusaha luar negeri seperti Jerman dan Jepang yang beroperasi di negara tersebut.
Pidana, Rr. Ariyani Yakti Widyastuti, Kompas.Co,  Jumat, 22 Maret 2019


One Belt One Save Global,
Satu jaringan sabuk Pengembangan Total

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...