Jumat, 11 Januari 2019

TEMUAN JOHN PEAKE KNIGHT LAMPU LALU LINTAS JALAN TAHUN 1868, TELAH DIGUNAKAN DI SELURUH DUNIA.

NusanTaRa.Com
byRyaN SyaHPutrA,  25/12/2018



Sejak tahun 1868 penggunaan Teknologi lampu lalu lintas untuk mengatur padat dan kelancaran kendaraan telah digunakan  di jalan-jalan Kota London.   Karena sejak dahulu taka sing dengan kemacetan,   Business Insiders menyebut kota London sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di Eropa karena kemacetan,  London berada di peringkat nomor empat di Eropa, bahkan Tom Tom menempatkan London sebagai kota paling macet nomor ke-25 di dunia.

Lampu lalu lintas jalan pada dasarnya sebuah lampu yang terletak di persimpangan jalan untuk mengatur jalannya kendaraan seperti tanda lampu untuk kendaraan berhenti dan tanda lampu untuk kendaraan berjalan dalam masa waktu tertentu sehingga tidak terjadi kemacetan, biasanya lampu berwarna Hijau = jalan dan Merah = stop.   Namun sekarang rambu lalu lintas tersebut memiliki tambahan seperti warna Kuning kendaraan bersiap jalan dan tanda lain seperti Lampu gambar manusia atau becak  yang berarti saatnya manusia atau becak berjalan.

Kota London yang sejak dahulu telah memiliki banyak kendaraan transportasi jalan sejak   dahulu juga telah mengenal dengan yang namanya kemacetan,  diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-19  kota ini telah mengalami kemacetan yang cukup parah.      Victorian London :  The Life of a City 1840-1870  ” judul sebuah buku yang ditulis oleh Liza Picard,   buku itu mencatat bahwa saat itu sudah ada 13 ribu kendaraan, termasuk kereta kuda yang lalu-lalang di jalan-jalan Kota London.

Buku itu juga mengkisahkan bagaimana semrawut  Jalan Temple Bar, Bank of England, dan London Bridge,  kepadatan kendaraan di jalan-jalan itu terjadi pada jam-jam kerja.   Selain  mencatat banyaknya kendaraan yang melintasi,   jalanan Kota London masa lampau juga sudah dipenuhi  para pejalan kaki dan disitu tercatat bahwa pada 1854 tercatat ada 200 ribu pejalan kaki memadati  pusat Kota London, keadaan tersebut tentunya perlu pengaturan bukan saja oleh manusia tapi juga sarana yang stand by dijalan.

Gambaran kepadatan lalu lintas yang  menyulitkan para pejalan kaki kala itu seperti ungkapan orang penting Picard,   “ anggota parlemen bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyeberang Bridge Street untuk menuju gedung parlemen dan kesulitan menyeberangi St. James Street   ”, kesulitan lalu lintas juga dirasakan disemua persimpangan.    Pada 1868, tepat 149 tahun silam, lampu lalu lintas pertama diperkenalkan untuk mengatur persimpangan jalan, yang dipasang di dekat gedung parlemen Inggris di Westminster, mengatur  persimpangan jalan antara Great George Street dan Bridge Street.

Bentuk lampu lalu lintas pertama itu  berbentuk serupa petugas yang berdiri tegak setinggi 20 kaki dan memberi aba-aba dengan “tangannya”.   Tangan atau rentangan besi 90 derajat dengan lampu merah menyala artinya berhenti dan rentangan besi 45 derajat  lampu Hijau menyala berarti jalan, kala itu  belum dikenal lampu kuning.  Lampu lalu lintas berjalan  memanfaatkan bensin untuk menggerakkan secara mekanik.   Lampu lalu lintas pertama tersebut diciptakan  John Peake Knight, seorang insinyur dan juga manajer kereta api  serta perancang  sistem persinyalan jaringan kereta api di Inggris.

Buku bertajok     How the Automobile Changed History  ” karangan Diane Bailey  mengatakan bahwa sebuah persimpangan jalan antara Euclid Avenue dan East 105th Street di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada 1914 atau 46 tahun kemudian  sebagai tempat lampu lalu lintas modern pertama hadir di dunia,  untuk memenuhi tuntutan kebutuhan lalu lintas dengan semakin maraknya jumlah kendaraan di AS.    Dua tahun setelah pemasangan di East 105th Street,  pemerintah mengimplementasikan produk hukum “  Federal Aid Road Act “  guna meningkatkan kualitas jalan-jalan di AS.

Garret Morgan dari Cleveland, Cuyahoga, Ohio, Berhasil menciptakan lampu lalu lintas dengan tambahan warna kuning yang diterapkan pada 1914 dengan nomor hak  paten  “ US1475024 A “ 20 November 1923,  warna kuning tersebut sebagai tanda pengendara untuk bersiap atau berhati-hati.    Paten berjudul “Smart Traffic Signal” dengan nomor “US 6989766 B2” ciptaan sebuah tim dari IBM, mencoba  terobosan baru.  Tehnologi  IBM ini dapat mengirimkan data pada kendaraan yang memiliki receiver.   Data-data tersebut berupa lokasi serta status lalu lintas secara waktu riil,  data dari lampu lalu lintas pintar ditampilkan dalam bentuk data visual maupun audio di kendaraan.

Problem lalu lintas jalan raya tentunya juga terjadi di Indonesia khususnya di Jukarta yang memiliki  jumlah pergerakan lalu lintas harian cukup tinggi.   Bambang Prihartono Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan tahun  2003  jumlah pergerakan lalu lintas Jabodetabek 37,3 juta perjalanan/hari meningkat 58 persen atau mencapai 47,5 juta perjalanan/hari di tahun 2015.    Perjalanan di Jabodetabek rata-rata didominasi oleh sepeda motor 75 persen,  mobil pribadi sebesar 23 persen dan  2 persen  angkutan umum.

Akibat kemacetan lalu lintas  di Jukarta bukan saja mengganggu keamanan berlalu lintas saja tapi juga berakibat kerugian Finansial yang besar bagi semua terkait pengguna lalu lintas.   Data  Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), kemacetan di kawasan ibu kota Jukarta  pada tahun 2017, berdampak kerugian ekonomi senilai Rp67, 5 triliun. Nilai kerugian itu semakin membengkak untuk dampak kemacetan di seluruh wilayah Jabodetabek, yakni Rp 100 triliun. 

 Tiga warna bercahaya  dipersimpangan jalan,
Trapic Light mengatur  ketertiban kendaraan di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...