Kamis, 03 Januari 2019

EKSISTENSI KEHIDUPAN BUDAYA PERANAKAN DI SINGAPORE.

NusanTaRa.Com
byPakeLee,  24/11/2018



Tak heran bila Singapura sebuah negara kecil yang dihuni dari berbagai etnis karna pulau ini terletak di segi tiga jalur transportasi yang sangat strategis dari alur pelayaran Asia Timur, alur timur tengah dan eropah dan dari alur Nusantara.   Sehingga kini kita masih menemukan  empat etnis berbeda yang utama yakni Melayu, Chinese, India, dan juga Eurasia. Keempat etnis tersebut berbaur dan berturunan membuat Singapura memiliki keunikannya sendiri yang tertuang dalam budaya, bahasa, cara hidup mereka sehari-hari, menjadi satu kelompok etnis dan budayanya sendiri yang unik, salah satunya adalah Peranakan.

Peranakan atau yang dalam bahasa Melayu berarti  "lahir di sini"  merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut masyarakat Singapura yang lahir dari campuran etnis/budaya yang berbeda. Pada masa silam, banyak keturunan pedagang asing, terutama dari Tionghoa dan India, yang menikah dengan wanita lokal Melayu. Para keturunan dari perkawinan multietnis inilah yang disebut Peranakan dan dominannya dari peranakan China.

Masyarakat Peranakan Singapura sebagian besar adalah Tionghoa Peranakan dari keturunan pedagang Tionghoa yang menetap di pelabuhan Penang dan Singapura dari abad ke-19.  Sebagian besar Peranakan di Singapura adalah campuran antara Tionghoa dan Melayu yang dikenal dengan Tionghoa Peranakan. Berbeda dengan masyarakat asli Tionghoa mereka juga memiliki berbagai budaya kehidupan tersendiri yang wujut dari kompilasi kehidupan yang telah mereka lalui yaitu Melayu dan Tionghoa.  


Ingin mengenal lebih jauh tentang sejarah masyarakat peranakan di Singapura? Kamu bisa mengunjungi beberapa tempat unik dan bersejarah di Singapura seperti Peranakan Museum dan juga wilayah Joo Chiat/Katong.

Peranakan Museum

Peranakan Museum (Museum Peranakan=bhs Indonesianya), terletak di 39 Armenian Street, Peranakan Museum merupakan gerbang untuk mengetahui lebih dalam tentang masyarakat Peranakan Singapura. Museum ini memiliki koleksi berbgaai artefak budaya masyarakat Peranakan seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, dan tekstil.  Terdapat 10 galeri dalam bangunan tiga lantai ini, yang menampilkan berbagai aspek budaya peranakan sejak dahulu hingga kini.  

Joo Chiat/Katong
                       
Kawasan Katong di Singapore
Tidak asing dengan wilayah yang satu ini? Tentu saja, sebab wilayah Joo Chiat/Katong merupakan salah satu lokasi shooting dalam webseries persembahan kumparan dan Singapore Tourism Board, “Mereka yang Hidupkan Mimpi”. Dalam webseries, Rai mengajak Vei untuk melihat keunikan rumah-rumah dengan sentuhan peranakan dan sebuah mural di kawasan Jousting Painters.

Kawasan Joo Chiat/Katong satu kawasan Singapore sejak dahulu yang dilestarikan, sehingga para pengunjung kawasan ini masih dapat menyaksikan sederetan Rumah Peranakan dan berbagai toko antik dengan desain yang sangat unik  serta lebih dari itu para pengunjung destinasi objek wisata ini masih dapat menemukan dan menikmati  kuliner khas peranakan yang terbaik. Beragam pilihan kuliner dapat kamu temui di wilayah ini, yang paling terkenal adalah Katong Laska, Kueh Chang (Pangsit),  Kandea Maiwa dan berbagai hidangan Nyonya yang lezat.

Pesona ini menampakkan bahwa Singapura hingga kini dengan keragaman etniknya yang didominasi warga China selalu Intimed dengan berbagai etnis sesamanya,  dan mewujutkan satu negara dengan budaya tersediri yang berkesepahaman tinggi tak heran bila dalam sejarahnya kita menemukan pelakon utama negara ini dengan Perdana Menterinya China, Raja India dan Presidennya Melayu, dengan latar belakang mereka yang sudah peranakan. 

Rasakan kekayaan seni, budaya, dan sejarah yang tidak ada duanya di Singapura.
Saatnya mimpi menjadi nyata.  




Singapore di alur pelayaran strategik,
Warganya hidup intimed dari berbagai etnik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...