Rabu, 02 Januari 2019

KEVIN SANJAYA/MARCUS GEDOAN RAJA DUNIA BULUTANGKIS TANPA MAHKOTA

NusanTaRa.Com
byPutrAPermatATegaRIdamaN, 29/12/2018



"  Bukan Kevin/Marcus yang harus malu karena gagal memenangkan Kejuaraan Dunia, namun Kejuaraan Dunia yang harus malu karena bukan dimenangkan Kevin/Marcus  ".    Kalimat tersebut memang terdengar bombastis, seperti halnya gurauan yang tenar di zaman ini. Namun, seperti mendekati kenyataan bila melihat penampilan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di sepanjang 2018.

Kevin/Marcus meraih delapan gelar di seri turnamen BWF plus medali emas Asian Games 2018. Catatan sembilan gelar di tahun 2018 membuat mereka menorehkan prestasi yang lebih bagus dibandingkan yang mereka catat di tahun 2017.   Tahun lalu, Kevin/Marcus meraih tujuh gelar dan banyak yang menduga hal tersebut akan sulit diulangi di tahun-tahun berikutnya. Namun nyatanya Kevin/Marcus berhasil tampil konsisten dan bahkan mencatat prestasi yang lebih baik dibandingkan tahun 2017.

Kevin/Marcus meraih kemenangan di delapan seri BWF World Tour musim ini,  hal ini membuat Kevin/Marcus jadi pebulutangkis dengan jumlah gelar terbanyak di seri BWF World Tour.   Keperkasaan Kevin/Marcus bertambah lewat medali emas Asian Games 2018. Lewat duel yang sengit melawan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak final, Kevin/Marcus berhasil memenangkan medali emas setelah beberapa kali menyelamatkan match point yang didapat lawan.

Kejuaraan Dunia sejatinya seperti kejuaraan biasa, dengan peserta yang sama dengan turnamen-turnamen BWF lainnya. Bahkan malah terkadang pesertanya punya kualitas sedikit di bawah kejuaraan BWF Super 1000 lantaran adanya pembagian kuota tiap benua.    Jika Kejuaraan Dunia digelar 10 kali dalam setahun, bukan omong kosong bila ada yang mengatakan Kevin/Marcus bisa memenangkan 6-8 di antaranya.    Namun, Kejuaraan Dunia hanya satu kali digelar setiap tahunnya, dan tidak akan digelar di tahun Olimpiade. Kevin/Marcus gagal di 2017 dan 2018, bahkan tidak bisa mendapat medali lantaran terhenti di babak perempat final.

Dengan Olimpiade digelar pada 2020, maka Kejuaraan Dunia 2019 akan memiliki arti penting bagi duet berjuluk Minions ini. Mengukur penampilan, jumlah gelar, dan karisma yang mereka punya, Minions sudah layak masuk sebagai salah satu ganda putra terbaik yang pernah ada dalam sejarah bulutangkis dunia.   Tetapi, mereka jelas tetap butuh gelar juara dunia, dan juga medali emas Olimpiade, sebagai bukti sahih kehebatan mereka.

Jika mengamati performa Kevin/Marcus tahun ini, mereka jauh lebih baik dibandingkan 2017. Di pertengahan 2017, Kevin/Marcus mengalami penurunan performa di pertengahan tahun sehingga gagal juara di Indonesia Terbuka dan kemudian kalah di Kejuaraan Dunia.   Di pertengahan 2018, Kevin/Marcus bisa jadi juara Indonesia Terbuka dan Asian Games, meski harus tergelincir di Kejuaraan Dunia yang digelar tepat di tengah dua turnamen tersebut.

Kevin/Marcus telah membuktikan konsistensi mereka di tahun 2018. Segala macam puja dan puji yang mereka terima di tahun 2017 tak menggoyahkan mereka.   Kepercayaan diri, mental bertanding, teknik, dan skill mereka tetap berada di level atas. Kematangan cara bermain jelas jauh lebih baik seiring bertambahnya jam terbang.

Medali emas Asian Games punya arti besar bagi Kevin/Marcus. Kemenangan di Asian Games membuat permainan Kevin/Marcus kembali ada di level tertinggi pada paruh akhir tahun 2018. Mereka bisa kembali terlihat rileks menikmati permainan dan pertandingan.   Kevin/Marcus terbukti mampu tampil konsisten dan meraih empat gelar juara di paruh akhir 2018. Kegagalan Kevin/Marcus menjadi juara BWF World Tour Finals dikarenakan faktor cedera, bukan lantaran kemampuan di lapangan.

Kevin/Marcus sudah membuktikan bahwa sukses mereka di 2017  dan  Prestasi lebih tinggi di 2018 membuktikan bahwa mereka adalah ganda putra terbaik di dunia saat ini.   Minions adalah tolok ukur kemampuan ganda-ganda dari negara lain dalam dua tahun terakhir, karena menjadi target ukuran bagi seluruh pebulutangkis ganda putra di dunia, karena menaang kalah melawan mereka menjadi tolak ukur kemampuan. 

Tahun 2019 menjadi tahun penting bagi Kevin/Marcus, meski diatas kertas mereka akan mudah meraih tiket ke Olimpiade 2020 dan penentuan bagi mereka hanyalah perihal status unggulan ketika Olimpiade berlangsung nanti.   Sejumlah hal yang harus diperhatikan Kevin/Marcus dan PBSI di 2019.    Pertama, jelas Kejuaraan Dunia 2019. Kejuaraan Dunia masih jadi 'hantu' dalam karier Kevin/Marcus. Kemenangan di Kejuaraan Dunia bakal punya peran penting untuk mengangkat kepercayaan diri dan beban mental dalam diri Kevin/Marcus secara bersamaan.

Bila mampu menjadi juara dunia, Kevin/Marcus bakal datang ke Olimpiade tahun berikutnya dengan beban yang lebih berkurang. Mereka tak lagi dibayangi kegagalan di ajang besar saat turun di Olimpiade nanti.  Kedua, faktor cedera yang dialami Kevin/Marcus. Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi pernah mengatakan bahwa cedera bisa jadi salah satu faktor yang mungkin bisa menghambat laju Kevin/Marcus.

Di tahun krusial saat pengumpulan Olimpiade juga penting,  sehingga Kevin/Marcus tak boleh memaksakan diri atau dipaksakan untuk mengikuti turnamen ketika kondisi mereka sedang tidak ideal. Pengumpulan poin Olimpiade penting, namun jauh lebih penting berusaha memastikan kondisi Kevin/Marcus ada dalam kondisi ideal ketika Olimpiade digelar.   Kevin/Marcus jelas merupakan raja dunia ganda putra. Di tahun depan, mereka ditantang untuk mendapatkan mahkota yang sudah seharusnya ada di kepala mereka. Indonesia tentu berharap mereka bisa mewujudkannya.
drCNN Indonesia, 29/12/2018

Satlecock bola berbulu,
Kevin/Marcus raja dunia tanpa mahkota mutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...