Minggu, 14 November 2021

PULAU BULAN BATAM, SUMBER IMPORT LISTRIK DAN BABI UNTUK SINGAPURA

NusaNTaRa.Com

byMuhammaDBakkaranG,     R  a  b  u,    2   7      O  k  t  o  b  e  r      2  0  2  1

Pemerintah Singapura memutuskan untuk mengimpor pasokan listrik dari Indonesia.  Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong mengatakan negaranya berencana mengimpor hingga 4 gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada tahun 2035  atau sekitar 30% dari total pasokannya.   Dalam tahapan uji coba awal, negara kota itu rencananya akan mengimpor sebanyak 100 megawatt (MW) pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang berlokasi di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau pada 2024 mendatang,  kebijakan ini  menurut Kim Yong,  untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.

Rencana  uji coba import listrik ini untuk menyelesaikan masalah teknis dan peraturan mengenai perdagangan listrik lintas negara, seperti rencana untuk mengimpor 100 megawatt (MW) listrik dari Malaysia dan 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan di Indonesia.  Perusahaan produsen listrik Singapura, YTL PowerSeraya, mengatakan pada Senin (25/10/2021)  bahwa mereka telah ditunjuk sebagai importir listrik dalam uji coba 2 tahun untuk mengimpor 100 MW listrik dari Malaysia melalui struktur jaringan yang telah tersedia.

"  Uji coba ini memungkinkan kami untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses kami saat kami meningkatkan impor  ",  Ujar SiDin Gan Kim Yong Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura  dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week sebagaimana dikutip Reuters, Senin (25/10/2021)  dan  "  Kami juga akan mengimpor berbagai jenis energi rendah karbon dari berbagai belahan dunia untuk mendiversifikasi sumber kami dan meningkatkan keamanan energy.  "

Dalam tahapan tersebut, nantinya konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan pembangkit listrik PacificLight Power akan menghubungkan pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Bulan ke pembangkit listrik PacificLight Power yang berada di Singapura.  Nyatanya, Pulau Bulan tidak hanya menyimpan potensi kelistrikan. Pulau yang berada 2,5 km barat daya kota Batam itu juga menjadi pemasok daging babi yang besar ke Singapura. Setiap harinya, terdapat 1.000 ekor babi yang diekspor dari Pulau Bulan menuju negara yang berada di depan kota Batam itu.

Menurut pemberitaan di situs Badan Karantina Pertanian Kementan, Kementan pernah melakukan seremoni pelepasan ekspor babi potong sebanyak 985 ekor atau senilai Rp 3,5 miliar tujuan Singapura,  "  Ini maksud kami yang adalah potensi yang kita punya, ini menyerap ribuan pekerja, pendapatan peternak, devisa Negara  ",   Ujar SiDin Agus Sunanto selacu Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Barantan Kementan saat melepas ekspor babi di Instalasi Karantina Hewan Pulau Bulan, Kepulauan Karimun (2/10/2021

Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas II Tanjung Pinang  Raden Nurcahyo Nugroho mengatakan bahwa ,  ekspor Babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau ke Singapura mencapai 1.000 ekor per hari itu masih jalan rutin setiap hari kecuali hari Kamis bahkan di saat-saay masih krisis Pandemi ini.   Bahkan Ujar sidin Pemberlkuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlaku di Kepri tidak mengurangi  aktipitas ini,  dan ia menambahkan  Objek ternak Babi di Pulau Bulan harus dilindungi  keamanan, kesehatannya dari virus flu Baby Afrika atau ASF. 

Ternak Babi di Pulau Bulan  Kepri

Singapura akan mengeluarkan dua permintaan proposal (request for proposals/RFP) untuk impor listrik 4 GW rendah karbon dalam upaya tersebut, yang mana mirip dengan pendekatan diversifikasi sumber gas alam saat ini. Proposal pertama akan diluncurkan pada November sementara yang kedua diharapkan pada kuartal kedua tahun depan.  Selain itu, Singapura akan mengerahkan beberapa turbin gas alam yang semula operasinya telah dihentikan sebagai cadangan jika terjadi gangguan jangka panjang pada pasokan energi, kata Gan.

Berdasarkan data Energy Market Authority (EMA), lembaga yang berada di bawah Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura, hingga saat ini, sekitar 95% listrik Singapura dihasilkan dari gas alam. Meskipun demikian pemerintah telah berencana untuk meningkatkan sumber energi terbarukan.   Transisi ke energi terbarukan, termasuk impor listrik, tidak menjadikan harga listrik lebih murah karena ongkos transmisi, cadangan, dan peningkatan jaringan akan membengkakkan biaya, tambah Gan.

Negara Singa memberikan SG$ 55 juta  setara  Rp 579 miliar (kurs Rp 10.541/SG$) untuk mendanai penelitian guna meningkatkan kelayakan teknis dan ekonomi dari teknologi rendah karbon, seperti hidrogen dan penangkapan karbon (carbon capture) serta pemanfaatan dan penyimpanan energi, Ujar  Gan Kim Yong Laji.    Sementara EMA dan lembaga negara Singapura yang fokus pada pembangunan industri berkelanjutan, JTC Corporation, akan meluncurkan permintaan proposal senilai US$ 6 juta atau setara dengan Rp 85,8 miliar (kurs Rp 14.300/US$) untuk menguji energi terbarukan, sistem penyimpanan energi dan solusi rendah karbon di Pulau Jurong Singapura.

Sementara itu, kondisi kelistrikan Singapura tidak lepas dari campur tangan RI. Negara kota itu diketahui mendapatkan 60% pasokan gas alam dari Indonesia, tepatnya pipa gas West Natuna dan juga Sumatera Selatan (Sumsel). Gas sendiri meliputi 95% penggunaan listrik di negara itu.

Singapura memerlukan energi penerangan besar

Saling memudahkan sesama  tetangga,

Pulau Bulan produsen listrik dan Babi bagi Jiran Singapura.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...