Selasa, 01 September 2020

SEKITAR 50 RIBU ORANGUTAN PUNAH KARENA PENEBANGAN DAN PERBURUAN DI KALIMANTAN


NusanTaRa.Com
byKariTaLa  LA,                                                                                             14    J  u  n  i    2020


Setidaknya ada sekitar 50 ribu orangutan yang punah dalam 16 tahun terakhir,  kata Para Ilmuwan.  Untuk mendapatkan gambar kongkrit tentang jumlah  50 ribu orangutan,  Coba anda bayangkan  berada di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya ?  stadion yang menjadi kandangg Persebaya dengan berkapasitas 50 ribu orang.   Saat pertandingan Persebaya dengan pull penonton, maka jumlah 50 ribu orangutan yang mati itu sitandeng dengan sekali penonton yang hadir memadati stadion saat itu,  luar biasakan  !!.    

Orangutan juga kerap dibunuh oleh warga setempat karena dianggap hama bagi ladang dan perkebunan warga.,     Orangutan paling banyak hilang di area hutan yang pohon-pohon tingginya ditebang secara selektif  ”,  Ujar paraa peneliti,  dilansir dari The Conversation Indonesia.   Data tersebut di peroleh para ilmuwan dalam melakukan riset di Pulau Kalimantan dengan menggunakan  helikopter,   mereka mengidentifikasi sarang-sarang orangutan dihutan dengan  beragam veriabel dan mereka menemukan kemerosotan populasi yang sangat tajam pada kawasan hutan yang digunduli dan berubah menjadi kawasan perkebunan.

Orangutan,  hewan langka  hanya mampu hidup di hutan dataran rendah dan bisa bertahan di hutan berkanopi antara 20 hingga 100 kaki dari permukaan tanah, termasuk hutan primer,   orangutan tergolong hewan omnivora yang sudah makan buah-buahan manis, pucuk daun, dan serangga. Orangutan juga hidup nomaden alias berpindah tempat dari satu pohon ke pohon lain.   "  Biasanya jika sudah kenyang, ia akan membuat sarang di atas sebuah pohon  ",  Ujar SiDin Carey salah satu peneliti.  Karena itu, di sepanjang Sungai Sangatta banyak terlihat sarang-sarang kering bekas orangutan tidur.

  Semakin kita mengetahui tentang orangutan, semakin banyak kita dapati bahwa mereka adalah spesies tangguh yang bisa beradaptasi dengan tantangan-tantangan baru   ”,  Ujar para peneliti dalam tulisannya.   Sisi baiknya, para peneliti juga menemukan bahwa jumlah populasi orangutan lebih banyak daripada yang diduga.   Mereka ditemukan berada di beberapa taman nasional di Indonesia dan Malaysia.  Mirisnya, orangutan berkembang biak sangat lambat. Tim peneliti mengungkapkan bahwa sebuah populasi dapat punah jika hanya satu betina yang bisa bereproduksi, sementara 50 orangutan dewasa lenyap setiap tahunnya.

Di kawasan  Kutai Timur :   Habitat orangutan terus menipis, karena  krisis ekonomi dan lingkungan semakin menyeret hewan berbulu lebat yang dahulu tersebar di Asia semakin berada  di  tepi jurang kehancuran.    Kini, orangutan hanya bisa ditemui di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra. Tapi, sanggupkah mereka bertahan dalam sepuluh atau 20 tahun mendatang tanpa bantuan manusia untuk menolong hewan primata tadi  ?  Terutama, ketika harus berhadapan dengan keserakahan manusia yang suka berburu orangutan demi segepok uang.

Para peneliti mendapati bahwa orangutan bisa menempuh jarak yang lebih jauh di atas tanah tanpa harus bergantung di pohon  dan   mereka juga menyesuaikan makanannya dengan sumber daya baru seperti akasia dan kelapa sawit,      Jika tidak diburu, kemampuan-kemampuan ini bisa memungkinkan orangutan bertahan di lanskap terfragmentasi yang kini meliputi sebagian besar wilayah Kalimantan  ”,  Ujar tulisan mereka.    Mencegah punahnya orangutan juga dapat dilakukan dengan dukungan kuat warga setempat, perusahaan industri, dan pemerintah. Para peneliti menyarankan perbaikan hutan sebagai habitat asli orangutan serta menghentikan kegiatan perburuan.

Ketika orangutan dewasa berusia 15-20 tahun, mereka akan mencari pasangan hidup sampai umur 35 hingga 40 tahun,  sehingga orangutan betina hanya bisa melahirkan maksimal lima anak seumur hidupnya.   "  Untuk menyelamatkan habibatnya, WWF membuat program Indonesia Bioregion Sundaland  ",   Ujar SiDin  Bambang seorang,  program ini bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa orangutan penting bagi hutan dan sekitarnya.

Kini, baik Indonesia maupun Malaysia sedang mengembangkan rencana aksi jangka panjang untuk konservasi, seiring dengan pengembangan bisnis perkebunan sawit yang berlangsung tanpa harus melakukan pembantaian pada orangutan.     Kami mendesak pemerintah Indonesia dan Malaysia agar menerapkan strategi-strategi tegas untuk menghentikan pembantaian orang utan  ”,  Ujar para peneliti.


Orangutan menggelantung di pohon,
Habitat hutannya harus direhabilitasi agar dapat bertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...