Jumat, 04 September 2020

SEJARAH PELAUT KUNO DI P OBI MALUKU DAN PENEMUAN KAMPAK BATU KUNO


NusanTaRa.Com
byBambanGNunukaN,                                                        03   S e p t e m b e r   2020.

Temuan para arkeologi  menunjukkan bahwa orang prasejarah yang tinggal di Obi mampu hidup dengan baik di darat dan di laut, berburu di hutan hujan yang lebat, mencari makan di tepi laut  dan bahkan mungkin membuat kano untuk bepergian antarpulau.      Semua itu juga menjadi bukti arkeologi pertama yang mendukung argumen hasil penelitian mereka, bahwa pulau-pulau di sana sangat penting bagi manusia yang bermigrasi antar-pulau seribu tahun yang lalu.

Pada awal April 2019   arkeolog Universitas Gadjah Mada dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menjadi arkeolog pertama yang mengeksplor Obi,   menemukan  kampak edge-ground (kapak yang salah satu sisinya diasah tajam) tertua dari Indonesia timur,    Kampak sebuah batu yang salah satu ujung diasah tajam menggunakan material kasar seperti sandstone (batu sedimen).   Kapak dan manik-manik prasejarah yang ditemukan di gua-gua di Pulau Obi, Maluku Utara, menunjukkan bahwa area itu adalah tempat penting bagi pelaut-pelaut yang tinggal di wilayah itu ketika Zaman Es terakhir mulai berlalu.

Kapak dan manik-manik prasejarah yang ditemukan di gua-gua di Pulau Obi, Maluku Utara, menunjukkan bahwa area itu adalah tempat penting bagi pelaut-pelaut yang tinggal di wilayah itu ketika Zaman Es terakhir mulai berlalu  dan  manusia tiba di pulau tropis tersebut paling tidak 18.000 tahun,  kemudian berhasil terus bermukim di sana selama 10.000 tahun kemudian.    Penelitian kami adalah bagian dari proyek untuk memahami bagaimana orang-orang pertama kali tersebar dari benua Asia, melalui kepulauan Indonesia dan tiba di Sahul - sebuah benua prasejarah yang dulu menghubungkan Australia dan Papua.

Penelitian tersebut adalah bagian dari proyek untuk memahami bagaimana orang-orang pertama kali tersebar dari benua Asia, melalui kepulauan Indonesia dan tiba di Sahul - sebuah benua prasejarah yang dulu menghubungkan Australia dan Papua.

Kondisi di Kelo dan Pulau Obi saat itu sangat berbeda  permukaan air laut lebih rendah yaitu 120 meter lebih rendah  sehimgga daratan lebih luas dari sekarang ketika tim penggalian bekerja.    Migrasi melewati  wilayah lokasi Pulau Obi dan situs-situs yang digali  karena wilayah ini diduga menjadi tempat orang-orang berangkat melakukan perjalanan laut yang lama,    Obi – sebagai  “ batu loncatan ” yang paling mungkin digunakan oleh manusia dalam perjalanan mereka ke arah timur menuju daerah utara Sahul (kini Pulau Papua), sekitar 65.000-50.000 tahun yang lalu.

Penelitian kami terdahulu menunjukkan bahwa pulau-pulau di bagian utara Wallacea, termasuk Obi, menawarkan rute migrasi paling mudah.   Tapi untuk mendukung teori ini, kami membutuhkan bukti arkeologis bahwa manusia bermukim di tempat terpencil ini pada zaman dulu,  maka kami pergi ke Obi untuk mencari situs gua yang dapat memiliki bukti pemukiman awal.

Kami menemukan dua situs naungan batu, di wilayah pedalaman desa Kelo di pesisir utara Obi, yang cocok untuk penggalian,   ditemukan banyak artefak, termasuk pecahan kapak edge-ground, beberapa berumur 14.000 tahun dan kapak tertua di Kelo dan Pulau Gebe dibuat dari cangkang kerang digunakan untuk melubangi pohon yang dibuat Kano dan membuka hutan.   Lapisan kultural tertua dari situs Kelo, yang berisi campuran serpihan alat kerang dan batu, memberi kami catatan paling awal dari pemukiman manusia di Obi, berusia sekitar 18.000 tahun.

Dilihat dari tulang-tulang yang di temukan di gua Kelo, orang-orang yang tinggal di sini dulu  berburu Rothschild’s cuscus, sejenis tupai yang masih hidup di Obi hingga hari ini.   Penggalian terrsebut juga menemukan manik-manik kerang dan obsidian - yang sepertinya dibawa dari pulau lain, karena tidak ditemukan sumber obsidian di Obi - mirip dengan yang ditemukan di pulau-pulau di utara Wallacea,  hal Ini  mendukung teori bahwa penghuni Obi secara rutin bepergian ke pulau-pulau lain.   Ada kemungkin bahwa kapak-kapak dari batu volkanik - yang tajam lebih lama dan diketahui telah digunakan di Papua - pertama kali muncul dalam catatan arkeologi saat iklim mulai berubah.

Penggalian kami menunjukkan bahwa orang-orang berhasil hidup di Kelo selama 10.000 tahun,  kemudian  8.000 tahun yang lalu kedua situs itu ditinggalkan,  Apa alasannya ?.  Apa pun alasannya, kami tidak menemukan bukti gua-gua ini digunakan untuk hunian hingga, sekitar 1.000 tahun lalu, datang orang-orang yang memiliki barang-barang gerabah dan logam.


Melaut melintas antar pulau,

Dunia pelaut P Obi Maluku telah ada sejak dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PARI GERGAJI GIGI KECIL DAPAT SURVIVE DENGAN BAWAAN PARTHENOGENESIS BILA TERTEKAN

NusaNTaRa.Com byIrkaBPiranhA,         S     e    n    i     n,        0    6      M    e    i      2    0    2    4   Pari Gergaji Gigi Ke...