Kamis, 05 Maret 2020

TIGA MAHASISWA UKSW UBAH KULIT SINGKONG JADI BIOPLASTIK YANG KUAT.


NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN,  20/02/2020


Hasil laporan PBB bahwa keberadaan sampah Plasyik di laut menyebabkan korban kematian terhadap 1 juta burung laut,  100 ribu mamalia laut serta ikan dan penyu yang tak  terhingga jumlah.   Fenomena krisis sampah plastic ini telah menggerakkan hati tiga mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang tergabung dalam tim inovator CASPEEA mengembangkan sebuah produk bioplastik berbahan dasar kulit singkong ramah lingkungan.



Ketiga orang mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga tersebut meraih medali perak di ajang Thailand Inventors Day 2020 yang digelar di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Bangkok, Thailand pada 2-6 Februari lalu.    Adapun karya mereka yang dilombakan diajang tersebut, yakni mengembangkan sebuah produk bioplastik berbahan dasar kulit singkong.


Mereka ialah I Gede Kesha Aditya Kameswara, M Sulthan Arkana, mahasiswa program studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika (FSM), serta Pambayun Pulung Manekung Stri Sinandang mahasiswi prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) UKSW yang berhasil mengembangkan sebuah produk bioplastik berbahan dasar kulit singkong.   Mereka tergabung dalam tim inovator Caspeea menjadi salah satu kontingen dari 30 tim yang mewakili Indonesia dalam kompetisi yang diikuti 500 peserta dari 23 negara, sekaligus melengkapi total raihan medali kontingen Indonesia sebanyak 58 medali baik emas, perak dan perunggu.     


Kesha Aditya mengatakan inovasi pembuatan plastik dengan bahan kulit singkong selain lebih ramah lingkungan dalam kulit singkong juga terkandung sekitar 60 persen polisakarida berupa pati yang belum banyak dimanfaatkan.   Indonesia sebagai salah satu produsen singkong terbesar di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 21 juta ton setiap tahun dan Pati ketela tersebut lebih banyak menjadi sampah doang.



"  Maka memiliki stok kulit singkong sebagai bahan utama pembuatan bioplastik karena memiliki keberlangsungan (sustainability) yang baik  ", Ujar SiGaluh Kesha Aditya pada NusanTaRa.Com, Selasa (18/2/2020).    Menurut Kesha, produk inovasi yang diberi nama 'CASPEEA: A Bioplastic Made from Cassava Peel Wastage to Combat Plastic Waste Crisis Worldwide' tersebut diklaim memiliki ketahanan terhadap beban hingga mencapai 15 Mpa.



Sementara produk bioplastik lainnya hanya dapat menahan beban sebesar 9 Mpa dan Plastik biasa yang diproduksi pabrik pada umunya hanya dapat menahan beban berkisar 20 hingga 30 Mpa.   Kemudian, untuk kemampuan terurainya, bioplastik yang dihasilkan dapat terurai sebesar 34,56 persen selama 3 hari waktu penimbunan didalam tanah.  "Sedangkan produk kompetitor hanya sebesar 18 persen adapun plastik biasa tidak dapat terurai sama sekali.




Hal ini membuat kami yakin kalau produk bioplastik yang kami hasilkan mampu bersaing dengan plastik biasa. “  Kami juga menjamin bahwa produk ini food grade meskipun ada campuran bahan kimia  ”, Ujar SiGaluh Kesha. 



Proses produksinya dilakukan dengan merendam kulit singkong kedalam larutan garam CR (Cyano Reduction) untuk menghilangkan sianida yang terdapat pada kulit singkong, kemudian proses berikutnya mengeringkan sekaligus menghaluskan kulit singkong tersebut hingga bentuknya berubah menjadi tepung.



"Langkah berikutnya tepung kulit singkong dicampur dengan asam laktat untuk meningkatkan ketahanan terhadap panas.  Setelah itu campuran tersebut dicuci dengan aseton untuk memperoleh butiran bioplastik. Selanjutnya, butiran dicampurkan dengan polivinil alkohol (PVA) dan bahan penambah lainnya untuk memproduksi bioplastik yang memiliki nilai kuat tarik yang tinggi  ",  UjAR sIGaluh Kesha. 



Atas raihan ini ketiganya mengaku bersyukur dan bangga dapat terpilih sebagai salah satu dari 30 tim wakil Indonesia. Ke depan, mereka akan terus mengembangkan produk Caspeea.   "  Kami akan menguji produk. Caspeea juga memiliki potensi menjadi pupuk karena bahan dasarnya mengandung mikromolekul yang dapat dijadikan pupuk kompos  ",  Ujar SiDin Sultan.





3 Mahasiswa UKSW temukan Bioplastik,

Bioplastik UKSW Meraih Perak di BITEC Thailand 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...