Minggu, 22 Maret 2020

HAJI MALLE PEDAGANG TERIPAN MAKASSAR, LELUHURNYA DULU NELAYAN YANG MERAMBAH HINGGA AUSTRALIA.

NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 02/02/2019  


Gambaran keberadaan nelayan Makassar di Benua Australia terlihat dari pengolahan teripang di Port Essington pada 1845, Jejak badik di dinding gua Mabuludu, lukisan rumah khas Makassar dan wahana pengasapan teripang di Black Rock Wellington Range, dibarat Arnheim Land, Autralia.  Semua itu jejak pelaut dan pencari teripang asal Sulawesi yang merambah bibir benua di tenggara Nusantara sebagaimana diceritakan buku riset C.C MacKnight berjudul The Voyage to Marege : Pencari Teripang dari Makassar di Australia yang terbit tahun lalu.

Marege’ merupakan nama yang diberikan orang Makassar bagi wilayah pesisir Arnhem Land dan Teluk Carpentaria, Northern Territory. Disebutkan pada abad ke-14 dan ke-17 nelayan  Makassar telah  melakukan pelayaran ke Australia guna mengumpulkan teripang di pantai bagian utara benua tersebut sebelum dijual mahal di Tiongkok.   Alkisah godaan teripang itu tertulis di The Voyage to Marege, buku yang diterbitkan Melbourne University Press (1976) dan diterjemahkan kebahasa Indonesia diterbitkan Ininnawa (2017).


Namun saat inipara pemburu teripang berlayar dari Pesisir Galesong ke Papua, ke Fak Fak, Kaimana atau hingga Tual, Dobo dan Saumlaki bahkan hingga Asmore Reef di Australia. Mereka memodifikasi alat atau sarana prasarananya, menggunakan GPS hingga echo-sounder.   Meski mereka dulu belum selengkap saat ini, pengalaman nelayan-nelayan di lingkup Kerajaan Gowa-Tallo di tahun 1800-an menurut tulisan di buku itu, adalah bukti bagaimana mereka telah sampai di Pantai Australia bagian utara, dengan perahu layar dan mampu menjalin kekerabatan dengan warga Australia.
 
Haji Malle (64) pebisnis teripang dan fauna laut berlendir yang telah berpuluh tahun ia geluti turun temurun.  Menetap  di sudut Kampung Bayowa, di sepelemparan batu dari Bungung Barania di pesisir Galesong, ketika itu sedang memilah teripang dihamparan bersemen didepan rumahnya dan enam orang sibuk bekerja, ada yang merebus teripang, membelah dan sebagian menjemurnya.    Awalnya membeli dari pulau ke pulau, sampai ke Dewakang, pulau jauh Pangkep  ”, Ujar SiDin Haji Malle ditemui di Galesong Kota, Kecamatan Galesong, Takalar, 4/12/2018.

  Salloma nakke usaha kammanne, anakkumo nukuta’nang  ”, Jawab SiDin Haji Malle dalam bahasa Makassar, bermakna sudah lama usaha begini, anakku saja yang kamu tanyai, begitu artinya.   Dia mencangkung sambil memilah teripang ukuran kecil.  Daeng Maro adalah pelaut yang datang ke Northern Territory bersama ayahnya pada dua musim terakhir industri teripang orang Makassar.    Lalu H. Supu Daeng Ngewa yang pernah jadi nakhoda perahu yang dibiayai Puddu Daeng Tompo jelang masa akhir industri teripang. Kapal Daeng Ngewa pernah karam di Australia.

Kesuksesan Haji Malle hari ini bermula dari keuletannya tandang saban musim ke pulau-pulau di antara Laut Flores hingga Selat Makassar seperti Pulau Dayang-dayangang, Bahuluang bahkan jauh hingga ke Pulau Sapuka, Sanane dan Dewakang.   Menurutnya, bisnis ini menurun dari leluhur yang ada di Galesong yang memang punya pengalaman berdagang dan mencari teripang. Selama berpuluh tahun, Malle memasarkan berton-ton hasil laut terutama teripang aneka jenis, dari teripang pasir hingga koro. Dari teripang kapok hingga teripang susu.

  Bapak tidak ke pulau lagi, justeru dia yang banyak dikunjungi pada pengumpul yang tersebar di pulau-pulau sekitar Pangkep, Makassar bahkan hingga Maluku dan Papua  ”,  Ujar SiDin Muhammad Saleh, (37) anak kedua Haji Malle.Dari sekian pengusaha atau pembeli teripang antar pulau, Haji Malle adalah yang terbesar. Lahan kantor dan gudang termasuk wahana pengolahan ada di atas tanah tidak kurang 20 x 70 meter.  Hal yang tidak datang tiba-tiba, butuh waktu bertahun-tahun dan dilewati penuh kesabaran. Lima tahun lalu, ketika penulis datang ke Bayowa, Malle masih menjemurnya di tepi jalan.

M Saleh bercurita kalau selama ini ayahnya, hanya fokus di jual beli teripang dengan target Makassar hingga kemudian berinisiatif mengirim langsung ke Jakarta, banyak juga pembeli yang datang  baik dari anggota Asean seperti Vietnam maupun hingga Korea.   Menurut estimasi Saleh, dalam setahun bisa sampai 15 kali mengirim teripang. Jika satu kali pengiriman ditaksir 250 juta, maka total uang yang berputar dari CV Gembira perusahannya, maka 2,75 miliar setahun. Bisa lebih jika misalnya ikan teripang emas atau jenis teripang koro yang harganya di atas 1 juta/kilo.

Teripang adaah hewan laut bercita rasa daging yang enak. Kandungan protein dan gizi pada teripang sangatlah tinggi. Ada banyak jenis dari teripang seperti teripang emas, hitam, pasir, susu, nanas hingga teripang gosok.  Teripang termahal adalah teripang emas. Rp 200.000/kg untuk kondisi basah atau bisa sampai 3 juta/kg kering. Sementara harga teripang bisa sampai 1,5 juta/kg teripang Koro dan  2,5 juta/kg teripang Pasir.

 
Melindas badai menuju harapan,

Haji Malle sejak leluhurnya pedagang teripan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...