Kamis, 30 Januari 2020

LIMA LEGENDA KEBERADAAN SEJARAH KEBESARAN MAJAPAHIT SEBAGAI TERBESAR DI NUSANTARA.

NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI,  04/01/2020.


Saat mendengar kata Majapahit, ingatan kita mungkin akan kembali ke guru sejarah yang menerangkan bahwa Majapahit adalah kerajaan besar yang berpusat di Jawa Timur.   Beberapa sumber terpercaya menyebut kerajaan Majapahit berkuasa cukup lama, sekitar tahun 1293 sampai 1500 M.

Sehingga tak ayal lagi hanya sedikit bukti sejarah tentang Majapahit yang bisa dijadikan jadi perhatian kita, karna ia bagai sirna ditengah sejarah kehidupan.  Pusat kerajaannya pun hingga kinipun lokasinya masih menjadi misteri, sehingga Majapahit yang berkembang  lebih kearah kisah  mitos dan cerita folklore.    5 fakta tentang kerajaan Hindu-Budha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap yang terbesar dalam sejarah Indonesia, yaitu  :

1. Pendiri Majapahit

Majapahit tak akan ada jika Raden Wijaya tidak membangunnya. Dia adalah pendiri sekaligus raja pertama Majapahit yang lihai dalam berstrategi,   Siapakah Raden Wijaya dan dari mana dia berasal ?.    Raden Wijaya lazim digunakan untuk menyebut pendiri kerajaan Majapahit oleh para sejarawan,  saat dia hidup sekitar abad ke-13, istilah Raden belum ada,  nama Wijaya sendiri ada di kitab Paraton yang ditulis sekitar abad ke-15.

Pendiri kerajaan Majapahit dalam kitab Nagarakertagama  tertulis  adalah Dyah Wijaya.  Dyah adalah gelar kebangsawanan dan merupakan cikal bakal gelar " Raden ",  tapi nama aslinya adalah Nararya Singgramawijaya sesuai dalam prasasti Kudadu yang dibuat Wijaya pada 1294.  Menurut kitab Pararaton, Raden Wijaya adalah putra Mahisa Cempaka yang merupakan pangeran Singasari. Dia tumbuh di istana kerajaan Singasari.  Namun, ada banyak informasi berbeda terkait asal usul Raden Wijaya.

2. Masa kejayaan dan peran Hayam Wuruk

Kerajaan yang berdiri sekitar 1293 hingga 1500 M ini mencapai puncak kejayaan saat dipimpin Hayam Wuruk yang berkuasa sejak 1350 sampai 1389. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, daerah kekuasaan mencakup seluruh nusantara, yakni meluas sampai ke Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada di genggaman Majapahit.

Hayam Wuruk menjadi pemimpin saat usianya 16 tahun. Meski sangat muda, tindak tanduknya memimpin kerajaan tertuang dalam  Nagarakertagama. Tertulis bahwa tidak ada satu pun yang mampu mengganggu kedamaian pemerintahannya. Dia adalah raja keempat kerajaan Majapahit setelah mewarisi tahta ibunya, Tribhuwana Tunggadewi atau putri Raden Wijaya.

3. Panglima tertinggi Gajah Mada

Keberhasilan Hayam Wuruk tak lepas dari pengaruh Gajah Mada sebagai mana dalam  Negarakertagama mengungkapkan bahwa ia  panglima tertinggi, mahapatih, sekaligus tangan kanan Hayam Wuruk.   Gajah Mada lahir sekitar awal abad ke-14 dari kalangan rakyat biasa ketika menjadi pasukan kerajaan, dia harus menempa diri melebihi orang lain dan menjadi Maha Patih tidak didapat dengan cuma-cuma.

Gajah Mada diyakini sebagai Lembu Muksa atau titisan dari Dewa Wisnu menurut keyakinan masyarakat sehingga Gajah Mada mendapat legitimasi sangat kuat dari rakyat Majapahit dengan wujut  kepatuhan yang kuat dari rakyat dan kepercayaan yang besar dari Raja.   Awal kariernya dimulai sebagai anggota prajurit Bhayangkara,  kemudian menjadi Bekel atau Kepala Prajurit Bhayangkara dengan tugas memimpin pasukan pengaman dan pengawal Raja.

Pada 1321, dia dipromosikan menjadi Patih di Daha, wilayah yang lebih luas dibanding sebelumnya menggantikan Arya Tilam. Di sana, Gajah Mada mendapat pendidikan, pelatihan, dan bimbingan dari Maha Patih Maja Patih saat itu  Arya Tadah.   Melihat kemampuan Gajah Mada yang luar biasa tampaknya membuat Arya Tadah sengaja mengkader Gajah Mada untuk menggantikan posisinya kelak.

4. Sumpah Palapa

Sumpah Palapa sebenarnya adalah janji politik yang diucapkan Gajah Mada ketika dilantik sebagai Maha Patih,   sebuah janji yang sangat melegenda hingga kini dan akan selalu dikenang,  Janji politik yang benar-benar diwujudkannya untuk menyatukan Nusantara, yaitu kawasan yang lebih besar dari Indonesia tapi meliputi seluruh semenanjung Malaya (Malaysia dan Singapura), Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sunda kecil, Bali, Maluku, Papua, hingga wilayah Darwin (Australia).  Berikut Sumpah Palapa seperti dimuat dalam kitab Pararaton  :

" Sira Gajah Mada Pepatih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada : “  Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saman ingsun amukti palapa  ”.   Battoanna  :  Beliau Gajah Mada menjabat Patih Mangkubumi tidak ingin menikmati palapa, beliau Gajah Mada berkata : “  Kalau sudah kalah seluruh Nusantara, saya akan menikmati palapa :  "  Kalau sudah kalah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang (Semenanjung), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Singapura), pada waktu itulah saya menikmati palapa  ".

5. Runtuhnya Majapahit

Kematian Gajah Mada pada 1364 menjadi awal redupnya kejayaan Majapahit, meski belum ada yang dapat memastikan penyebab kematian sang Maha Patih.   Sepeninggal Gajah Mada,  Hayam Wuruk sangat terpukul dan menolak menunjuk Maha Pahit lain dengan  alasan Hayam Wuruk melakukan itu karena dia berutang budi pada Gajah Mada yang membawa puncak keemasan dan sangat menghormatinya.
drNGI,GloriaSetyvaniPutri,  16maret2019.


NusanTaRa bumi mejik di Khatulistiwa,
Majapahit kerajaan terbesar di NusanTaRa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...