Rabu, 15 Januari 2020

PENDAKIAN BATU MONOLIT GUNUNG KELAM VIA FERRATA , SINTANG KALBAR RESMI DIBUKA.



NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG,  03/01/2020

Kantong Semar  (Nephentes  clipeata) dilereng gunung Kelam Sintang
Mungkin kita  pernah membayangkan betapa hebatnya jika  berada diatas bongkahan batu besar sembari tidur-tiduran menatap langit, menikmati sentuan angina sejuk, menikmati keindahan alam disekitarnya dan sebagainya yang membuat kita lebih happy dan fresh.  Kegiatan seperti ini sudah menjadi suatu kegiatan olah raga tersendiri dengan sarana khusus, lokasi tersendiri dengan bongkahan batu besar yang super ganal dan terjal dan perlu skill  untuk dapat melakoninya dengan happy.  Gunung Kelam di Kecamatan Permai, Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat, salah satu area yang cocok dengan imajinasi tersebut.
 
Taman wisata Alam (TWA) Gunung Kelam, Sintang  menjadi area Pendakian via ferrata – jalur pendakian yang dilengkapi dengan kabel baja dan tangga besi dengan pengaman harness dan penambat, menjadi tonggak baru dalam sejarah pengembangan wisata alam di Taman Wisata Alam (TWA).   Demikian, dikatakan  Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar), pekan lalu, Selasa (3/12/2019), saat peresmian jalur pendakian via ferrata Gunung Kelam, di aula serbaguna TWA Gunung Kelam.

  Pengembangan wisata TWA Gunung Kelam, arahnya jelas.   Hutan lestari, Destinasi  Wisata dan masyarakat sejahtera.  Bagi kami itu bukan hanya basa basi. Harus dapat terwujud nyata. Ini bukan slogan. Karenanya, kami bangun via Ferrata di Gunung Kelam  ”, Ujar SiDin Sadtata saat memberi sambutan pada acara peresmian Ferrata Gunung Kelam yang juga dihadiri Bupati Sintang, Jarot Winarno.   Gunung Kelam  merupakan satu undukan batu monolit terbesar di dunia dan menjadi jalur pendakian via ferrata tertinggi di Indonesia, pihaknya ingin membawa Gunung Kelam menjadi destinasi wisata alam internasional.

  Karena diamanahkan mengelola TWA Gunung Kelam, saya berpikir bagaimana agar kawasan tetap lestari dan utuh, tetapi masyarakat di sekitarnya tetap happy. Karenanya, saya akan memastikan Gunung Kelam  akan menjadi destinasi wisata alam internasional  ”, Ujar SiDin Sadtata dengan plabomoranya.   Bupati  Sintang Jarot Winarno, mengatakan bahwa dirinya akan mem-branding kalau bicara Sintang, itu Kelam. Sebaliknya, kalau mengatakan Kelam, itu Sintang,   “ Dari mana bapak. Dari Sintang. Kelamkah. Kira-kira seperti itu misalnya?  ”, Ujar SiDin Laji sembari memukul Gong sebanyak tujuh kali sebagai pertanda jalur pendakian via Ferrata Gunung Kelam resmi diLaunching.   

“  Saat ini kondisinya memang belum sempurna. Pembangunan Via Ferrata Gunung Kelam baru tahap awal. Sambil jalan akan kita perbaiki dan sempurnakan. Ada beberapa hal yang terus dan akan terus dibenahi, dalam upaya mengoptimalisasi konservasi dan pengembangan serta pemanfaatan ekowisata di TWA Gunung Kelam  ”, Ujar SiDin  Sadtata yang juga turut serta mengikuti pendakian perdana Via Ferrata Gunung Kelam.
 
Peserta asal Jakarta, Cheddi Dahlan, yang mendapat kesempatan dari Balai KSDA Kalbar untuk mengikut Launching pendakian perdana Via Ferrata Gunung Kelam terlihat  sangat antusias.   Menurut pria lulusan MBA dari University of Canberra yang juga pensiunan konsultan pendidikan International Development Program (IDP) Australia yang pernah mengunjungi batu monolit Ayers Rock, Uluru, di Northern Teritory, Australia,  banyak orang Indonesia yang mungkin belum mengetahui kalau ada aset kekayaan alam yang sangat menarik, seperti Gunung Kelam yang merupakan salah satu dari 14 batu monolit terbesar dunia.

  Sudah setahun sebelumnya, saya berencana mengunjungi Gunung Kelam. Bangga rasanya, Indonesia memiliki salah satu dari 14 batu monolit terbesar di dunia. Makanya, begitu kesempatan itu datang, walaupaun hanya satu hari sebelumnya mendapat informasi, tanpa pikir panjang, langsung memesan tiket penerbangan menuju Sintang  ”, Ujar SiDin Cheddi,  sebelum melakukan pendakian Via Ferrata Gunung Kelam.

Gunung Kelam yang berbentuk seperti kubah batu raksasa ini, diklaim sebagai batu monolit– batu tunggal–terbesar di planet bumi.  Mempunyai tinggi lebih dari 950 mdpl atau hampir mencapai 1.000 meter dan membentang besar dan masif dari timur ke barat.  Ketika mendaki dan anda beruntung anda bias menikmati keberadaan si cantik Nephentes clipeata, kantong semar berukuran besar  yang merupakan endemiknya Gunung Kelam tentunya sangat dianjurkan untuk tidak dibawah moleh.

  
Menyusur  alam mencari Inspirasi hidup,
Gunung Kelam pendakian batu Monolit via Ferrata  yang tegap. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...