Kamis, 02 Agustus 2018

DATARAN TINGGI DIENG KEDATANGAN SALJU DI PAGI HARI DISEBUT “ BUN UPAS “.

NusanTaRa.Com
byBambanGBiunG, 9/7/2018.




Menemukan fenomena Salju di Indonesia  suatu keanehan kecuali di Puncak Jaya Wijaya Papua dengan ketinggian 5.100 m dpl yang sudah menjadi khasnya.  Namun bagi warga dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah Kamis (5/7/2018)  pagi merasa  kaget dengan fenomena salju yang mendadak menyelimuti pekarangan dan kebun mereka,  sehingga sejauh mata memandang  terdapat hamparan berwarna putih dengan udara dingin yang diperkirakan mencapai minus 5 derajat celsius.

"  Kalau orang sini bilangnya Bun Upas atau embun yang membeku terhampar tipis dilahan tanah atau menempel ditanaman berupa kristal-kristal es halus.  Jadi, sejauh mata memandang itu ya berwarna putih, embun-embun yang berubah menjadi es menutupi seluruh tanaman dan daun pepohonan  ", Ujar SiDin Imron Rosyadi, warga lereng Pegunungan Dieng, Jumat (6/7/2018).    Menurutnya,  sebenarnya  warga disini tidak terlalu asing dengan peristiwa Bun Upas,  sebab  kejadian tersebut  biasa terjadi terutama saat memasuki musim kemarau, namun kali ini  kedatang  salju sangat dadakan  lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya.

Dulu biasanya  Bun  Upas  baru terjadi sekitar bulan  Agustus,   tapi kok sekarang maju menjadi awal Juli, masyarakat Kab. Banjarnegara juga belum tahu kenapa  kejadian ini datangnya lebih cepat,    aktivitas warga  yang umumnya berpropesi sebagai Petani masih berjalan normal turun berladang untuk memeriksa tanaman kentang yang diselimuti embun es.   "  Ya kita tetap berangkat ke ladang. Biasanya es ini munculnya sejak dini hari dan baru mencair ketika matahari terbit. Sekira pukul 06.30 WIB, itu tanaman masih tertutup es, makanya warga kalau ke ladang ya memeriksa kentang  ", Tegas seorang petani di Banjarnegara.  

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),  turut  mengabarkan fenomena alam tersebut   dalam akun media sosial pribadinya, Sutopo mengungkapkan bahwa embun es menutup permukaan tanah dan pertanian di Pegunungan Dieng.   "  Embun es menutup permukaan tanah dan lahan pertanian di Pegunungan Dieng. Fenomena dinginnya cuaca saat ini adalah normal saat kemarau. Cuaca cerah siang hari menyebabkan potensi terjadinya hujan menjadi minim. Angin dominan dari Australia bersifat kering  ",  tulis Sutopo.

Tidak hanya di Pegunungan Dieng terjadi sushu dingin sebagaimana terlihat  foto-foto Bun Upas,  cuaca dingin juga terasa di daerah Temanggung, Jawa Tengah dan Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/7/2018).   Rifqi Choiril, warga Tanurejo, Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, mengatakan, cuaca di daerahnya beberapa hari terakhir lebih dingin dibandingkan biasanya.  "  Biasanya kabut sampai setengah 6 pagi, sekarang sampai jam 7-8 pagi masih kabut. Kalau malam terasa dingin sekali. Beberapa hari terakhir lebih dingin dibanding biasanya. Mulai ada angina  ",  Ujar SiDin Rifqi.  

 Sutopo menuliskan, menurut BMKG, cuaca dingin yang melanda Indonesia bukan disebabkan fenomena aphelion  tapi Cuaca dingin ini lebih doniman karena tidak adanya awan di atmosfer.  Ia menambahkan, angin dari Australia yang dingin dan kering ke Asia melalui Indonesia, sehingga cuaca dingin melanda Indonesia yang dipagi hari mampu mengkristaalkan/memadatkan uap air atau embun  dipermukaan menjadi titik es atau salju.   "  Menurut BMKG, cuaca dingin saat bukan disebabkan fenomena aphelion. Cuaca dingin saat ini lebih dominan karena tidak adanya awan di atmosfer. Angin dari Australia yang dingin dan kering ke Asia melalui Indonesia sehingga cuaca menjadi dingin di Indonesia. Jadi bukan Aphelion (Jarak terjauh bumi dalam orbaitnya mengelilingi matahari, berdampak suhu lebih rendah)  ", Ujar SiDin  Sutopo.

Kepala BMKG Kab. Banjarnegara Hary Tirto Djatmiko mengatakan  Dieng itu bukan salju, sekali lagi bukan salju. Dieng itu dataran tinggi. Otomatis suhunya lebih dingin sehingga,   "  Begitu ada aliran masa udara yang dingin kuat dari Australia, embunnya, udara dinginnya lebih rendah lagi. Dan diindikasikan embunnya menjadi beku, jadi bukan es  ", Tegas SiDin Hary.  Selain di Dataran Tinggi Dieng  negara  berikut ini juga pernaah menghebohkan dunia  karena kemunculan bulir putih tersebut  :  

1. Gurun Sahara

Salju dilaporkan turun hingga ketebalan 16 inci (40 cm) di kawasan Gurun Sahara setelah sebuah anomali musim dingin terjadi di sana, sebagaimana termuat di  laman Daily Mail, Selasa 9 Januari 2018, ini merupakan kali ketiga dalam 37 tahun terakhir wilayah Kota Ain Sefra di Aljazair mengalami hujan salju di atas pasir gurun.

Suhu gurun yang lebih dingin sebagai Anomali suhu yang muncul  secara tiba-tiba  di bulan Januari  Minggu pagi 7/1/2018  mengendap cukup tebal Embun Beku atau salju di gundukan pasirnya. Sementara di pusat kota, salju tampak terlihat hanya setinggi 1 hingga 2 inci, dan seketika mencari kurang dari 24 jam.   "  Kami di sini sangat terkejut melihat salju di pagi hari, dan itu bertahan hingga sepanjang hari hingga mulai meleleh pada pukul lima sore  ", Ujar SiDin Bouchetata seorang fotographer frofesional yang berada disana kala itu..

2. Salju di Arab Saudi

Memikirkan negeri  Arab Saudi yang panas, penuh gurun,  dan berada dekat khatulistiwa akan turun salju adalah hal yang mustahil.    Tapi sebuah media Sosial membuat geger dunia karena memuat gambar temuan SALJU yang turun di Arab Saudi  bagian utara pada Sabtu, 27 Januari 2018.   Salju itu dikhabarkan juga turun di daerah di Lebanon.    Salju yang turun di wilayah itupun dilaporkan menyebabkan tragedi bagi pengungsi Suriah yang berusaha menyeberang ke Lebanon.



Suhu dingin di Dataran Dieng,
Bun Upas, Salju yang terbentuk dari udara dingin dan kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...