NusaNTaRa.Com
byRaisALembuduT, S e l a s a, 0 3 S e p t e m b e r 2 0 2 4
Terasi atau Belacan dikenal sebagai bumbu masak yang dibuat dari fermentasi ikan dan udang rebon yang berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna hitam-coklat. Bentuk terasi pun berbagai macam dari bulat hingga persegi panjang, bumbu ini bisa digunakan dalam berbagai jenis masakan. Sebelum marak digunakan seperti saat ini, terasi sudah hadir di Indonesia sejak zaman kerajaan Cirebon.
Pada abad ke 14-15 makanan di tanah Sunda itu tidak ada
enak-enaknya sama sekali, sebelum ditemukan bumbu memadai sebagai penyedap
makanan yang menyerupai Pasta erbuat dari udang dan ikan. Travelling
Chef Wira Hadiansyah mengatakan, terasi mulai hadir saat pemerintahan Sultan
Cirebon I Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana.
Chef Wira Hadiansyah mencakapkan dahulu, Pangeran
Cakrabuana sering meluangkan waktu untuk mencari udang atau rebon, “
Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon sering meluangkan waktu
mencari udang atau rebon. Hasil tangkapan udang itu kemudian diolah menjadi
terasi oleh Pangeran Cakrabuana ”, Cakap Besar SiDin Wira Hadiansyah dengan
Plabomoranya (Hebatnya), Selasa (01/12/2020).
Sementara menurut Carita Purwaka Caruban Nagari, bahwa
orang yang mula-mula membuat terasi (bumbu Masakan kala itu) adalah Ki Danusela
dan Istrinya Nyi Arumsari. Terasi terbuat dari olehan rebon (udang kecil),
Tumbukan Nasi, garam dan bahan-bahan lain yang dirahasiakan. Selain membuat terasi, dibuat juga Petis oleh
keduanya, selain itu Cirebon juga sebagai Penghasil Garam Unggulan di Tanah
Sunda waktu itu. Keterampilan pembuatan Trasi dan Petis itu kemudian diwariskan
kepada menantu dan anaknya (Pangeran Walangsungsang & Kencana Larang).
Terasi yang berkemasan |
Dalam tiap tahunnya, Cirebon mengirimkan Upeti berupa
Terasi, Petis dan Garam kepada kerajaan atasannya, termasuk kepada Rajagaluh
yang kala itu menjadi Pusat Administrasi Kerajaan Pajajaran diwilayah Pantai
Utara bagian Timur Pulau Jawa. Konon
Terasi berasil dari kata "Asih" yang artinya disukai Raja, dahulu
perbedaan antara masakan para Bangsawan / Raja dengan rakyat jelata itu
terletak pada ada atau tidak adanya Terasi dalam campuran makanannya. Harga
trasi masa itu sangat mahal, sebab makananya kaum bangsawan.
Setelah sudah banyak dipasarkan di Nusantara, pemimpin armada dagang dari China Laksamana
Cheng Ho bahkan sangat tertarik dengan terasi ketika berada di kawasan
Nusantara yang ia temukan. “ Naskah Purwaka Caruban Nagari menulis
laksamana terkenal Cheng Ho sekitar 1415 selalu membawa pulang terasi ke
negerinya di China ”, Cakap SiDin Wira Hadiansyah menjelaskan.
Dalam cerita yang lain, Ketika Cakra Ningrat (raja dari
Kerajaan Rajagaluh) menyantap makanan di Meja Makannya, tiba-tiba ia merasa
makanan yang dihidangkan sangat gak enak sekali, kemudian ia memuntahkannya
keluar, sembari mukane mengernyit sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang
lain-lain (gak enak) ia rasakan.
Setelah bertanya pada Pelayan dan Patihnya, rupanya makanan yang dihidangkan itu tidak diberikan terasi. Ketika Sang Raja menanyakan alasannya, patihnya menjawab, jika Cirebon sudah menghentikan pengiriman Upeti Trasi. Cirebon telah menyatakaan kemerdekaannya. Hal inilah yang dikemudian hari menjadi tanda bahwa Kemerdekaan Cirebon dimulai dari peristiwa dihentikannya pengiriman upeti Trasi, Petis dan Garam. Peristiwa ini terjadi pada 1482.
Terasi penyedap makanan khas Indonesia.
Terasi terbuat dari udang ikan di daerah sunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar