Selasa, 13 Oktober 2020

PENDEMO “SAMPAH DEMOKRASI” UJAR ALI MOCHTAR NGABALIN DI PAGAR ISTANA

NusanTaRa.Com                                                                                           byMc DonalDBiunG,                                                                           13    O k t o b e r    2020

Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP),  menyebut masyarakat yang tetap menggelar aksi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja di tengah pandemi Covid-19 sebagai sampah demokrasi.    Hal itu Ngabalin sampaikan dari balik pagar Istana Negara, Jakarta saat memantau aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Nasional Anti Komunis (Anak) NKRI, di sekitar kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (13/10). 

Ulama Dr. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. kelahiran   Fakfak, Irian Barat, 25 Desember 1968; umur 52 tahun,  seorang pengajar dan politisi Indonesia dan beliau pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD) melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan II.   "  Dalam masa pandemi, dia kirim orang untuk berdemonstrasi. Di mana logikanya coba. Jangan jadi sampah demokrasi di negeri ini   ",   Ujar  SiDin Ngabalin lewat telfon video pada NusanTaRa.Com, Selasa (13/10/2020).

Beberapa hari inii aksi demonstrasi dari berbagai kalangan dan beberapa kota Indonesia lagi maraknya yang menuntut agar Omnibus Law UU Cipta Kerja yang baru disyahkan di batalkan,  "  Bang Ali (Ali Ngabalin) harus memenuhi janji untuk ada di depan Istana dan melihat langsung  ",  Ujar SiDin Ngabalin.   Ngabalin meemastikan situasi saat ini di depan Istana sepi dari peendemo, namun berdasarkan pantauan beersama dengan tinjauan Ngabalin, massa aksi tertahan di sekitar Patung Kuda karena mereka tak bisa melewati blokade aparat keepolisian menuju Istna.

Terkait Omnibus Law UU Cipta Karya yang marak didemostrasi saat ini,  Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin  berpendapat  hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) akan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.   "  Saya pastikan itu, tidak mungkin ada satu produk undang-undang yang begini dahsyat diperbincangkan masyarakat kemudian undang-undang ini tidak mendatangkan manfaat  ", Ujar SiDin Ali Ngabalin dalam  Liputan6 SCTV, Senin (12/10/2020).

Ali Ngabalin menuturkan, UU ini akan menjadi warisan kebijakan terbaik bagi bangsa Indonesia,   "  Ini akan menjadi legacy yang terbaik untuk masa depan generasi kita dan generasi yang akan datang  ",   Ujar SiDin Laji.  Sebelumnya, Ngabalin membeberkan alasan pemerintah dan DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja saat masa pandemi Covid-19,   menurutnya  pandemi bukan menjadi halangan untuk mengerjakan urusan-urusan vital jadi jangan jadi alasan seolah-olah UU tersebut disyahkan  asal jadi saja.

Aksi unjuk kembali dilakukan masyarakat untuk menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Kali ini, aksi dilakukan oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, meliputi FPI, Persaudaraan Alumni (PA) 212, hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.   Massa aksi sempat memenuhi kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka juga mencoba menerobos blokade aparat kepolisian untuk mendekat ke Istana. Namun, aparat menghalau dengan tembakan gas air mata dan memukul mundur massa ke arah Jalan MH Thamrin dan Jalan Budi Kemulyaan.

Ngabalin pun mempertanyakan alasan masyarakat datang ke Istana Negara maupun DPR untuk menggelar unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja,   menurutnya, ada hak konstitusi yang bisa digunakan masyarakat menyatakan keberatan dengan UU tersebut.   Misalnya, kata Ngabalin, masyarakat bisa mengajukan uji materi atau judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ngabalin mengatakan langkah tersebut menjadi cara legal yang telah diatur di dalam UUD 1945,  "  Untuk apa dia datang ke Istana. Untuk apa dia datang ke DPR. Untuk apa dia demonstrasi di jalan. Sementara hak-hak konstitusi yang bisa dipakai itu tidak dia gunakan  ",  Ujar SiDin Ngabalin.

Ngabalin juga menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir para perusuh dalam unjuk rasa tersebut  dan memastikan  setiap perusuh akan berhadapan dengan aparat TNI dan Polri.  "  Enggak ada orang bisa toleransi. Enggak ada cerita dengan para perusuh. Kalau kau mengacaukan keadaan negeri ini, maka kau berhadapan dengan TNI-Polri, itu kalimatnya  ",   Ujar SiDin Laji.

Anak tepi hutan pintar berdialoh, 

Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pendemo Sampah.

 

NusanTaRa.Com 

melayani Adverstetment

Sila dail nomor 0812 5856 599 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...