Kamis, 01 Oktober 2020

KECOA RAKSASA (BATHYNOMUS) DITEMUKAN PENELITI LIPI DI LAUT SELAT SUNDA.


NusanTaRa.Com
byLaDollaHBantA,                                                                                              20  Juli  2020

Para peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan telah menemukan hewan  jenis krustasea (udang-udangan) jenis baru dengan ukuran lebih besar  di Selat Sunda pada kedalaman 1 kilometer, Rabu 15 Juli 2020.   Penemuan para peneliti LIPI  ini bersama  degan para peneliti National University of Singapore terjadi pada tahun 2018,   dari video dan fotonya yang beredar, hewan ini emang mirip banget sama kecoak yang dikasih sinar pembesar Doraemon.

  Penemuan jenis baru merupakan capaian besar taksonomis apalagi jenis spektakuler dari sisi ukuran bahkan ekosistem di mana jenis tersebut ditemukan  ”,   Ujar SiDin Cahyo Rahmadi, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Rabu 15 Juli 2020.    Penemuan isopoda dengan nama resmi Bathynomus raksasa itu dinilai menjadi capaian penting bagi keilmuan, khususnya dalam bidang taksonomi yang jarang diminati.

Nama resminya spesies baru ini  Bathynomus raksasa karena ia masuk genus Bathynomus dan berukuran besar.    Hewan ini ditemukan oleh ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES), kolaborasi LIPI dan National University of Singapore pimpinan Dwi Listyo Rahayu dan Peter Ng, pada 2018 di Selat Sunda.   Temuan ini kemudian dipublikasikan di jurnal ZooKeys pada 8 Juli 2020,   kata  “ raksasa ”  disepakati LIPI dan NUS sebagai nama belakang hewan ini karena ia ditemukan di perairan Indonesia.

Ada enam ekor Bathynomus r__aksasa yang ditemukan Tim Ekspedisi SJADES.   Hasil temuan itu para  peneliti baru bisa mengidentifikasi dua ekor, satu jantan sepanjang 36,3 cm,  satunya betina sepanjang 29,8 cm  sementara  empat lainnya belum diketahui karena belum dewasa.   "  Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus  ",  Ujar SiGaluh Conni Margaretha Sidabolokang  Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI bermakna hingga kini ada 20 spesies Bathynomus dari 19 spesies dahulu.  Si kecoak raksasa adalah pemakan daging namun tidak berburu  karena  ia  cenderung memakan daging sisa makanan cumi-cumi, ikan, atau hewan laut lain.

Bathynomus sendiri adalah kategori makhluk laut yang berkerabat dengan kepiting dan udang, namun tidak memiliki cangkang/punggung keras sebagai pelindung organ. Kata LIPI, Bathynomus r__aksasa sekilas mirip kerabatnya yang lebih dulu ditemukan  :  Bathynomus g__iganteus dan Bathynomus l__owry.    Perbedaan sangat mencolok antara  kecoak raksasa dengan kedua jenis Bathynomus tersebut yang jadi perbincangan para peneliti ada pada karakter antena, organ ujung kepala, tekstur tubuh  dan duri di ekor.

Conni Margaretha Sidabolokan, menjelaskan, istilah raksasa mengacu pada ukuran tubuh yang masuk dalam kategori besar (giant) yang dapat mencapai ukuran di atas 15 centimeter di usia dewasa,     Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus  ”,   Ujar SiGaluh.    "  Spesimen tersebut tidak dapat kami identifikasi ke tingkat jenis karena karakter diagnostik jenis biasanya belum berkembang pada tahap pra-dewasa atau lebih muda. Tetapi yang pasti spesimen ini [yang lebih dulu ditemukan] bukan Bathynomus raksasa karena adanya perbedaan bentuk ekor, ekor samping, dan duri ekor  ",  Ujar SiGaluh Conni.

Bathynomus punya sepasang antena di kepalanya, dengan mulut dan anggota tubuh yang bermodifikasi untuk alat makan di segmen bagian bawah kepala. Dia memiliki tujuh pasang kaki untuk berjalan dan lima kaki untuk berenang. Seekor jantan bisa tumbuh hingga berukuran panjang 363 milimeter, sedangkan betina 298 milimeter.      Secara umum, Bathynomus raksasa paling mirip dengan Bathynomus giganteus dan Bathynomus lowryi dalam rentang ukuran dan karakter di bagian ekor atau pleotelson  ”,  Ujar SiGaluh Conni.

Perbedaan dari kedua jenis ini ada pada antena, organ ujung kepala, tekstur permukaan, duri ekor dan beberapa karakter lain. Bathynomus giganteus pernah ditemukan di Teluk Meksiko dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.    Penelitian yang dilakukan Louisiana Universities Marine Consortium, melihat bagaimana Bathynomus giganteus mampu mengunyah dan mencabik-cabik bangkai buaya yang sengaja di taruh di dasar laut. Keganasan mereka diabadikan oleh kamera pemantau yang ditempatkan di dekat bangkai buaya tersebut.


Kecoa darat bersayap terbang tak tinggi,
Kecoa raksasa di selat sunda mencabik-cabik bangkai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...