Rabu, 21 Oktober 2020

BUS LISTRIK PRODUKSI INKA DAN TRON-E TELAH UJI COBA DI MADIUN.

 NusanTaRa.Com                                                                                         byAsnISamandaK,                                                    20    O k t o b e r    2020   

"  Ini merupakan pengujian prototype bus listrik ukuran medium di jalan umum jalur arteri area Madiun dan di Jalan tol Madiun - Nganjuk.  Produk ini merupakan kerjasama PT INKA (Persero) dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus serta Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik  ",  Ujar SiDin Budi Noviantoro Direktur Utama PT INKA (Persero).   Uji coba bus listrik  yang diberi nama  E-INOBUS hasil karya INKA bekerjasama dengan Tron-E dari Taiwan berhasil dilakukan PT. Industri Kereta Api (INKA), Senin (19/10/2020).

Bus yang dinamai E-INOBUS itu sebelumnya telah melakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020 dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada tanggal 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat.   Budi melanjutkan pengujian ini untuk mengetes kemampuan bus listrik sebelum dilakukan produksi massal.

"  Sebelumnya telah dilakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020 dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT). Ini dilakukan sebelum produksi massal  ", Ujar SiDin Budi.   Budi mengatakan, dalam waktu dekat PT INKA (Persero) juga berencana memasarkan produk bus listrik E-INOBUS untuk area dalam negeri, seperti PT TransJakarta. Sedangkan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini minggu lalu.

Sebelumnya TransJakarta sedang menguji coba penggunaan bus bertenaga listrik ini yakni  bus listrik melayani rute Balai Kota-Blok M dua unit,   uji coba bus listrik Transjakarta telah dilakukan sejak awal Juli 2020 lalu akan berlangsung selama tiga bulan.  Pemprov DKI Jakarta sendiri memiliki tujuan agar udara Jakarta menjadi lebih bersih  salah satu alternatip adalah percepatan penggunaan kendaraan listrik dan Armada bus TransJakarta tak ketinggalan menggunakan teknologi elektrifikasi tersebut.

"  Untuk TransJakarta saat ini sedang diuji coba layanan bus listrik. Ada 2 unit bus listrik yang kami operasionalkan, melayani rute Blok M-Balai Kota. Dan tentu ini sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan kendaraan bermotor ramah lingkungan di Jakarta  ",  Ujar SiDin  Syafrin Liputo Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dalam sebuah diskusi virtual yang digelar SBM ITB.  Menurut Syafrin, Pemprov DKI Jakarta akan memperbanyak bus listrik TransJakarta, dalam 10 tahun lagi yaitu tahun 2030, targetnya semua armada bus TransJakarta adalah bus listrik.

Bicara spesifikasi, Budi menambahkan untuk kecepatan maksimal bus E-INOBUs mampu tembus 90 KM/jam dan memiliki maks gradeability (kemampuan kendaraan mendaki tanjakan) 14%.    "  Waktu yang diperlukan dalam pengisian daya sampai penuh diperlukan waktu 3 - 4 jam. Tingkat kebisingan pada bus listrik jauh lebih baik (rata - rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata - rata sebesar 85 dB)  ", Ujar SiDin Laji.

Sedangkan pengisian daya sekitar 3-4 jam dengan jarak tempuh sekali charging 200 KM. Selayaknya bus listrik yang terkenal senyap, E-INOBUS memiliki tingkat kebisingan rata-rata 71 dB.   Keunggulan lain dari bus listrik ialah efisiensi, dari segi perawatan dan konsumsi bahan bakar. Budi menyebut untuk bus listrik lebih efisien 58% lebih efisien dibanding bus diesel. Hal ini didasar dari catatan pengujian yang sudah dilakukan E-INOBUS dari lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km.

"  Didapatkan pemakaian rata - rata 1,4 km/kwh, maka untuk biaya operasional per kilometer = 0,71 x Rp1650/kwh = Rp1171/km. Pemakaian bus diesel dapat menempuh jarak 3km/liter, dengan harga solar perliter Rp 9.300/liter, maka didapatkan biaya operasional per kilometer = 0,3 x Rp9.300/liter = Rp 2.790/km  ",  Ujar SiDin Budi Noviantoro dengan Plabomoranya (hebatnya).

"  Pemeliharaan lebih efisien bus listrik sebesar 49% dengan perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia, di mana kedua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. Hasil perbandingan biaya pemeliharaan bus Diesel 396 Euro (Rp6,7 juta) bus listrik 201 Euro atau Rp 3,4 juta  ",  lanjutnya ke tandasnya.

     

Si Doel naik Bajaj dari CiPete,

Bus Listrik akan jadi angkutan umum di Jakarte.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...