Minggu, 04 Agustus 2019

12 KK SUKU ANAK DALAM DI JAMBI, TERANCAM MATI KELAPARAN.

NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 29/07/2019



Paska tragedy penyerangan Kelompok Serikat Mandiri Batanghari/Bersenjata (SMB) di Distrik VIII PT. WKS di Sungai Paur Tanjung Jabung Barat, diikuti perpindahan penduduk ke Sungai Pademan Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kab. Tebo, Jambi, untuk menyelamatkan diri.   Sekitar 12 Kepala Kekuarga (KK) atau 40 orang warga Suku Anak Dalam (SAD) dari Kelompok Temenggung Tupang Besak terancam mati kelaparan, Karena sejak pengungsian hingga kini tidak memiliki persediaan bahan makan dan peralatan untuk memasak.
 

Keadaan ini disampaikan langsung oleh Temenggung Tupang Besak kepada Timdu Provinsi Jambi di Kantor Camat Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Kamis (1/8), Tupang pun menjelaskan kalau saat ini ada beberapa anak-anak yang sakit dan beberapa orang tua saat ini tengah ditahan di Polda Jambi juga menderita sakit.  " Sudah 15 hari ini kita jarang makan karena yang mau dimakan tidak ada. Kalo pun ada makanan sedikit, kita bagi-bagi tapi tetap saja ndak cukup " Ujar SiDin Tupang.

"  Yang sakit, anak Juki tiga orang, anak Sopi dua orang, anak Kewat satu orang dan anak Nyandang satu orang  ", Ujar SiDin Tupang dan mengatakan jika anak Nyandang sekarang dititipkan kepada neneknya di Simpang Stop, Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir atau di kelompok Temenggung Apung.  Sejumlah ibu-Ibupun tidak mau makan sama sekali bahkan ada yang berpikiran ingin bunuh diri. " Mereka sangat bersedih karena selalu mikiri nasib anak mereka yang ditahan di Polda. Bahkan mereka sudah berencana mau berjalan kaki ke Jambi untuk menjenguk keluarganya ", Ujar SiDin Tupang.

Mursi Nauli Juru bicara KKSR (Kelompok Kerja Sosial Regional) di Jambi, Kamis mengatakan, hasil penilaian dan diskusi sepuluh bulan lalu bahwa kelompok SMB ini selalu menggunakan orang rimba atau SAD sebagai tameng dalam melakukan tindak kejahatannya di Jambi.    KKSR menduga kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) dalam menjalankan kegiatannya selalu menggunakan SAD atau orang rimba sebagai tameng dalam melaksanakan aktifitas kriminal atau kejahatan mereka.

Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) kembali berulah. Sabtu (13/7) sekitar pukul 11.30 WIB, kelompok yang dipimpin Muslim tersebut menyerang Kantor Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS) yang berada di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab Barat.

Tupang Besak berencana akan menitipkan warganya kepada Temenggung Apug di Desa Muara Kilis,  " Saya sudah tidak sanggup lagi. Solusinya nanti, siapa yang mau dititip sama pak Apung akan saya antar, yang tidak mau ya mau diapakan lagi ", Ujarnya dan ini dibenarkan Temenggung Apung sambil mengatakan kalau ia bingung.   " Mau kita tampung warga dari Temenggung Tupang Besak, sementara kondisi kita di sini juga lagi sulit. Sekarang pasrah saja ", Temenggung Apung.

Fiet Haryadi salah satu anggota Timdu Provinsi Jambi berjanji akan membahas persoalan tersebut di tingkat provinsi. Untuk kebutuhan makanan bagi warga SAD, segera mungkin dia akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial. " Semua keluhan SAD sudah kita terima. Secepatnya kita kordinasikan dengan tim ", Ujar SiDin Fiet.

Mursi Nauli juga mengatakan kalau saat ini kelompok SMB sudah merebut atau menguasai lahan di beberapa daerah di Provinsi Jambi sehingga memunculkan konflik lahan seperti Distrik VIII PT. WKS di Sungai Paur Tanjung Jabung Barat, peristiwa pendudukan lahan oleh mereka di areal kawasan Hutan Desa Belanti Jaya karena dipicu terbitnya penetapan hutan tanaman rakyat (HTR) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) seluas 3.1242 ha dan peristiwa pengeroyoan SMB pada seorang TNI.

Muslim pemimpin Serikat Mandiri Batanghari (SMB) serta  gerombolannya akhirnya ditangkap tim Polda Jambi ketika penganiaya terhadap TNI saat pemadaman kebakaran Hutan. Kelompok SMB yang diperkirakan beranggotakan sekitar 70 orang,  menyerang secara tiba-tiba dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Kantor Distrik VIII PT WKS. Tak hanya itu mereka juga melakukan penganiayaan terhadap beberapa karyawan perusahaan dan penjarahan terhadap barang-barang kantor dan karyawan.



Tanah Melayu bumi bertuan,

Serikat Mandari Batanghari jadi petaka kolaparan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...