Minggu, 10 Februari 2019

VIETNAM MENJADI NEGARA PENGKONSUMSI BIR TERBESAR DI ASIA TENGGARA

NusanTaRa.Com
byPakeLee, 02/Februari/2019



Berdasarkan data maka Vietnam termasuk Negara  dengan harga bir paling murah di Asean setahun terakhir ini (2018) dengan  rata-rata US$ 0,58 per 0,5 liter, dengan total konsumsi bir  8,3 liter per kapita.   Posisi kedua Kamboja dengan harga rerata bir US$ 0,7 per 0,5 liter dengan  konsumsi per kapita  6,7 liter. Sedangkan Filipina ada di posisi ketiga dengan harga rerata US$ 0,83 per liter dan konsumsi per kapita 6,6 liter.

Indonesia termasuk  negara dengan konsumsi bir paling rendah di Asean,
hanya 0,8 liter per kapita dengan  harga bir yang relatif lebih mahal dibanding tiga negara di atas  US$ 1,96 per 0,5 liter  demikian dengan Malaysia tingkat konsumsi sangat rendah  dipengaruhi adanya pembatasan penjualan.  Data ini menunjukkan bahwa semakin rendah harga penjualan Bir maka semakin tinggi tingkat konsumsi minuman Bir tersebut per kapita.

Keberadaan Bir yang sangat rendah di Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam tentunya tidak sejalan dengan di kedua Negara tadi, pemerintah hanya mengijinkan penjualan Bir ditempat-tempat tertentu seperti Tempat hiburan, Supermarket, Hypermarket, Hotel dan tempat hiburan itupun harus mendapatkan surat izin tersendiri, bahkan didaaeah teertentu seperti di Aceh dan beberapa daerah lain melarang secara total peredaran minuman Bir.

Beberapa pemerintah daerah pun mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang melarang semua penjualan atau peredaran minuman beralkohol golongan A. Itu berarti termasuk bir.   Di  DKI Jakarta telah memasuki tahap akhir penjualan  saham  PT Delta Djakarta Tbk yang antara lain menjadi produsen bir merek Anker.    Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI, mengatakan bahwa rencana melepas saham itu demi laba halal,   "  Kita ingin tentunya kita mendapatkan dividen yang halalan toyiban  ", Ujar SiDin Sandiaga pada 17 Mei 2018.
 
Kegemaran mengkonsumsi minuman Bir tentunya dilatar belakangi berbagai keadaan sehingga sangat mempengaruh besar kecilnya jumlah peredaran minuman tersebut dipasaran Negara tertentu seperti Adat, gaya hidup, kesehatan dan Agama.  Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam  sangat melarang mengkonsumsi minuman keras dan biaya yang mahal tentunya akan menjadi penyebab kurangnya angka peredaran minuman Bir ini.

Hal ini tentunya sangat berbeda jika dibandingkan dengan warga Kamboja  yang menganggap para penikmat bir adalah " Pahlawan ".    Maklum, para penikmat bir juga menyumbang pajak yang besar untuk membiayai gaji guru, dokter  dan pegawai sipil,   itulah  sebabnya tak ada larangan apapun bagi warga Kamboja untuk mengkonsumsi bir,  terkecuali anak di bawah umur dan sejak tahun 2012 Kamboja membatasi peredaran Iklan minuman Bir.

Di Asean hanya ada dua Negara yang tidak membatasi peredaran Iklan minuman keras yaitu Vietnam dan Filipina sesuai dengan data WHO.     Kedua negara ini memang " Raja " konsumsi bir yang didukung oleh harga bir yang disesuaikan dengan Indeks biaya hidup seperti  harga bir di Davao  Filipina dan di Ho Chi Minh Vietnam  tetap murah di tengah indeks biaya hidup yang rendah.    Di Davao, indeks biaya hidup 34,98. Sedangkan di Ho Chi Minh mencapai 38,6. Standar indeks biaya hidup termahal, menurut data WHO, adalah New York di Amerika Serikat.

Pengembangan bir sebagai barang konsumsi bagi Vietnam berdampak pada pertumbuhan Industri yang menampung bagi banyak pekerja.  Secara perlahan, industri bir Vietnam meningkat pesat. Apalagi kota Hanoi juga punya festival bir layaknya pesta bir tahunan di Jerman.   Lebih unik lagi ya bahwa para dokter di Vietnam bagian utara, konsumsi bir dikembang kearah untuk menyembuhkan para pasien yang keracunan alkohol. 
Bir menjadi minuman terpopuler ketiga di dunia setelah air putih dan teh. Minuman ini juga semakin populer di Asia, dengan peningkatan jumlah pendapatan dan pasar serta seiring pertumbuhan pariwisata yang semakin sehat.   Menurut Transparency Market Research seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/8/2014), penjualan bir di kawasan Asia mencapai 156 miliar dollar AS pada tahun 2013 dan diprediksi mencapai 220 miliar dollar AS pada tahun 2020. Pertumbuhan secara tahunan mencapai kisaran 5 persen, lebih cepat dibandingkan kawasan lain di dunia. 

Pertumbuhan Minuman Bir di Asean mungkin juga tidak terlepas dari pertumbuhan minuman tersebut di Asia Pasifik utamanya sejak tahun 2007,  pada era ini Asia Pasifik telah mengalahkan Eropa dan Amerika untuk menjadi benua peminum bir terbesar.   Berdasarkan data Euromonitor, Asia menenggak 72 miliar liter bir pada tahun 2013, melesat jauh dibandingkan Amerika sebanyak 58 miliar liter dan Eropa 51 liter bir.

Di tingkat Asia Tiongkok menguasai lebih  70 persen konsumsi bir,   Jepang berada di posisi kedua dengan persentase 7 persen.   Adapun Vietnam, India, dan Korea Selatan masing-masing 4 persen, 3 persen, dan 2,8 persen.   Pasar bir di negara-negara yang pasarnya telah mapan seperti Singapura, Thailand, dan Filipina diprediksi akan stagnan atau turun pada tahun-tahun mendatang. Akan tetapi, dahaga akan bir terjadi di negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan India dengan  diproyeksi akan tumbuh sekitar 8 hingga 10 persen per tahun.


Minum Bir lari dari memikirkan masalah,
Vietnam peminat bir terbesar dengan harga termurah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BRIGJEN TNI MIRZA PATRIA JAYA SE, KUNJUNGAN KERJA MONITORING DI SOBATIK KALIMANTAN UTARA

NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN,           S   e   l   a   s   a,    2   3      A    p    r    i    l     2   0   2   4 Rombongan  Brigjen TN...