Selasa, 17 Oktober 2017

SEJARAH DAN JALUR PERDAGANGAN REMPAH MENDUNIAKAN NUSANTARA

NusanTaRa.Com
byKariTaLa LA, 29SeptembeR2017.



Indonesia mulai dikenal masyarakat dunia khususnya Timur Tengah dan Eropah  jauh sebelum Masehi melalui REMPAH yang merupakan produksi alami alam Nusantara kala itu,  meski barang kali saat itu bukan nama atau daerah Indonesia yang mereka kenal tetapi rempahnya yang berkwalitas tinggi seperti  Cengkeh, Gaharu, Lada, Kemenyan, Pala dll.   Hasil kajian menyimpulkan bahwa Rempah Indonesia mencapai Timur Tengah dan Eropah di bawah para pedagang melalui Malaka, kemudian  menempuh Asia Selatan hingga Timur tengah dan Eropa, dilakukan  pedagang Arab, Cina dan India Selatan.    Kala itu Rempah-rempah  memiliki peranan  yang sangat penting bagi kehidupan, mulai dari urusan citarasa masakan, obat-obatan,  urusan ibadah hingga mengawetkan mayat.

Ketika harga Rempah melambung tinggi di pasaran Eropah karena pasaran yang hanya dikuasai pedagang pendatang dan masih sulitnya menempuh dan menemukan daerah Rempah Indonesia tersebut  sementara kebutuhan akan rempah semakin penting membuat masyarakat Eropah berusaha mencari  jalan untuk dapat mendatangkan sendiri kebutuhan tersebut karena pedagang Arab, Cina dan  Asia Selatan sangat merahasiakan perdagangan  Rempah tersebut.   Pada abad 14  hingga 16  bermunculan para penjelajah Eropah yang akan berpetualang untuk menemukan sumber Rempah dan jalur  perdagangan yang lebih hemat dan cepat seperti Christopher Colombus dari Italia dan Vasco de Gama dari Portugis sebagaimana ungkap sejarawan JJ Rizal dan Jack Turner.  

Harga komoditas Rempah dizaman Kerajaan Romawi Kuno dan Yunani  dihargai sangat tinggi seperti harga emas dan permata,   dalam sejarah tercatat bahwa Ratu Syeba pernah mempersembahkan batu permata, emas, dan rempah kepada Raja Sulaiman pada 992 sebelum Masehi sebagai suatu penghargaan.   Kejayaan rempah sebagai komuditas penting  berlangsung sangat lama, bahkan pada abad ke-14 harga pala di Eropa masih sangat fantastis yaitu Satu pon pala (0,45 kilogram) dihargai setara dengan tujuh lembu gemuk!!.

Salah satu jalur perdagangan Rempah,  Rempah-rempah yang dikumpulkan dari Kepulauan Maluku dan Nusantara lainnya di Malaka di bawa ke Pantai Malabar, India kemudian rempah-rempah itu diangkut ke Teluk Persia dan di sepanjang Lembah Eufrat, Mesopotamia, ke Babilonia, kemudian menuju Eropah dan dipasarkan seperti di Venesia dan Konstantinopel.      Hal ini diperkuat hasil penemuan di sebuah gudang di Situs Terqa, Eufrat Tengah, Suriah, salah satu wilayah peradaban Mesopotamia yang menemukkan banyaknya Cengkeh di situ.     Saat ekskavasi dilakukan, arkeolog Italia, Giorgio Buccelati, begitu terkagum-kagum atas temuan sebuah wadah berisi cengkeh. Rupanya ia menggali di rumah seorang saudagar yang berasal dari masa 1700 sebelum Masehi  ”,  Ujar SiDin Bambang Budi Utomo (Januari-2017) arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.   

Agar dapat menguasai komoditas rempah, ekspedisi penjelajah Eropa sangat agresif. Di tengah kehidupan feodal masyarakat Eropa, penguasaan atas rempah dianggap penting agar pemiliknya dapat disejajarkan dengan  golongan elit. Para penjelajah mengorbankan hidup mereka untuk menguasai rempah-rempah di Asia Tenggara bahkan ratusan awak da Gama, salah satu penjelajah paling obsesif, tewas dalam ekspedisi 1498.   


Dalam ekspansi pelayaran pelaut eropah untuk menemukan sumber perdagangan Rempah di Nusantara para pelaut banyak mengalami pengorbanan,  tusan awak Vasco de Gama tewas dalam ekspedisi 1498 untuk menemukan daerah tersebut.   Akhirnya pada abad ke 16 Pedagang Eropa tiba di nusantara di kepulauuan Maluku ironisnya setelah 50 tahun ditemukan dan dibuudidayakan di Eropah harga jualnya anjlok drastis hal ini memaksa Belanda harus memanfaatkan komoditas Nusantara lain untuk tetap eksis seperti Gula dan Teh.


Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara menjadi awal penguasaan perdagangan rempah.    Era ini diawali dengan perebutan pelabuhan terkaya di timur, yaitu Malaka, oleh Portugis  ,  Ujar SiDin Susanto Zuhdi Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.   Malaka merupakan pelabuhan transit strategis, titik pertemuan distribusi rempah-rempah dari timur ke barat seperti halnya Singapura sekarang. Penulis Tome Pires (1468-1540) memberikan perumpamaan bahwa siapa pun yang menguasai Malaka dapat ”mencekik mati” Venesia.   Penguasaan poros ekonomi bahari di Malaka oleh Peniaga Eropah otomatis merampas rantai perdagangan para pedagang lama di kawasan Malaka, termasuk mereka yang berasal dari kawasan Nusantara, jalur distribusi yang panjang menjadi lebih singkat dan menjadi titiik awal Era Monopoli perdagangan Rempah di mulai.


Keberadaan Perdagangan Rempah tersebut membuat beberapa kerajaan yang berada di daerah penghasil Rempah dan dijalur pelayaran perdagangan rempah menjadi maju dan berkembang dengan pesat  mencapai kejayaannya seperti Malaka, Batavia, Makassar, Surabaya, dan Samudera Pasai.  Pemasaran rempah yang menjadi salah satu dasar pertumbuhan kerajaan-kerajaan Nusantara serta  Belanda melahirkan politik Devide at Ampera (Politik adu domba) untuk menguasai perdagangan Rempah Nusantara  bahkan  Sejarah rempah juga telah memberi kontribusi pada sejarah panjang pembentukan nasionalisme Indonesia.  


Pemerintah Indonesia untk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya  Jalur Rempah lewat  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menyelenggarakan sejumlah program, seperti  membawa Jalur Rempah dalam Festival Europalia 2017 di Belgia dan negara sekitarnya. Agenda yang akan berlangsung pada 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018 ini merupakan festival budaya terbesar dan paling bergengsi di Eropa.


Nusantara mendunia karena Rempahnya,
Belanda melepaskan manhattam demi Pulau Banda.

3 komentar:

  1. Rempah salah satu kekayaan Nusantara sejak dahulu, meski skrg kita kurang perhatian krn banyaknya komoditas usaha lainnya

    BalasHapus
  2. Rempah salah satu kekayaan Nusantara sejak dahulu, meski skrg kita kurang perhatian krn banyaknya komoditas usaha lainnya

    BalasHapus
  3. Awal komunikasi bangsa Nusantara Ke Luar Negeri (Eropah) dan kita mengeal bahwa bumi kita sangat kaya ..........

    BalasHapus

TEDDY SUJADI DRUMMER GODBLESS DENGAN KARYANYA TUA-TUA KELADI DI POPULERKAN ANGGUN C SASMI

NusaNTaRa.Com   byAsnISamandaK,          S   a   b   t   u,    0   6      A   p   r   i   l      2   0   2   4 Ian Antono dan Teddy Sujadi...