Sabtu, 25 Juni 2022

PEMBANGUNAN DI PAPUA DARI PERSPEKTIF NEGARA PASIFIK DISEKITARNA

NusaNTaRa.Com

byBasruLDatUMabusunG,      J  u  m ‘ a  t,     2   4     J   u   n   i     2  0  2  2

Pemerintah Indonesia terus memperhatikan dan berupaya mendorong wilayahnya   agar terus maju dan berkembang agar tak jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara bahkan kalau bisa lebih maju.     Namun perbedaan perspektif akan sudut pandang akan menghasilkan  perbedaan sudut melihat Tanah air termasuk dalam melihat Papua.   Melihat dari sisi wilayah timur  yakni dari Pasifik, Papua tergolong wilayah yang cukup berkembang dan menganggap  tidak kalah dari sejumlah negara lain di sekitar Papua. Meskipun belum optimal, hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Indonesia terus memperhatikan dan berupaya mendorong wilayah ini agar terus maju dan berkembang.

Sementara daru  sisi barat, ada sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa kemajuan di Papua relatif tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.  Salah satunya adalah indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM),   Data Badan Pusat Statistik (BPS)  IPM di wilayah Papua masih berada di urutan terbelakang di Indonesia.   Pada tahun 2021,  Rata-rata IPM nasional  sebesaran  72,29 dan IPM wilayah Papua di bawah rata-rata tersebut yaitu  IPM Papua Barat sebesar 65,26 dan  Papua 60,62,  IPM di keduanyapun  masih sedikit lebih rendah daripada IPM wilayah Kepulauan Nusa Tenggara yang rata-rata untuk  NTB sebesar 68,65 dan  NTT 65,28.

Gambaran tersebut  memprihatinkan karena IPM merupakan indikator  sejauh mana masyarakat menikmati pembangunan  dengan melihat  akses pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan.   Semakin rendah IPM mengindikasikan bahwa akses masyarakat Papua terhadap hasil pembangunan juga rendah,  bermakna bahwa  kualitas hidup masyarakat Papua lebih rendah daripada rata-rata kualitas hidup masyarakat Indonesia pada   dam  akses masyarakat Papua terhadap hasil pembangunan juga relatif rendah. 

Kondisi tersebut tentu saja berdampak dilematis bagi masyarakat di Papua. Di satu sisi, masyarakat ingin maju, tetapi kemampuan dan keterampilannya kurang  karena  tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pihak pemberi kerja  dan  sektor usaha penyerap lapangan kerja juga sedikit.  Memiliki penghasilan yang relatif kecil, sulit untuk memenuhi standar kebutuhan hidup layak, bahkan sulit memiliki uang karena menganggur tidak terserap lapangan pekerjaan.   Kemiskinan di kedua wilayah  senantiasa membayangi keseharian masyarakat Papua  yang  menjadi angka  terbesar di seluruh Indonesia  yaitu  di Papua Barat mencapai 22 persen dan Papua 27 persen sedang  rata-rata  kemiskinan nasional  2021 sebesar 9,71 persen. Kemiskinan di Papua Barat hampir mencapai 22 persen dan di Papua sekitar 27 persen.

Kondisi Papua yang memprihatinkan tersebut akan sedikit berbeda perspektifnya apabila sudut pandang dilihat dari sisi timur,  yakni dari arah Pasifik  karena   akan memberi gambaran yang sedikit menggembirakan.  Di sisi timur Papua, terdapat 20.000-30.000 pulau yang terbagi ke dalam tiga gugusan kepulauan, terdiri dari Melanesia, Mikronesia  dan Polinesia,  ketiga gugusan kepulauan tersebut terbagi dalam sejumlah negara yang bernaung dalam Forum Kepulauan Pasifi  yang  beranggotakan setidaknya 18 negara dengan kondisi sosial ekonomi beragam.

Dari segi pendapatan per kapita, ada sejumlah negara yang tergolong negara maju, seperti Australia, Selandia Baru, Kaledonia Baru, Polinesia Perancis  dan Palau.   Kelima negara ini memiliki produk domestik bruto (PDB) per kapita lebih dari 14.000 dollar AS per tahun. Ada juga yang pendapatannya masuk dalam kategori upper middle income, seperti Samoa, Tuvalu, Kepulauan Marshall, dan Fiji. Berikutnya, ada yang masuk dalam kelompok lower middle income, seperti Vanuatu, Kepulauan Solomon, Federasi Mikronesia, Papua Niugini (PNG), dan Kiribati.

Jika dibandingkan secara langsung dengan wilayah Papua, kondisi sejumlah negara di Kepulauan Pasifik tidak lebih baik. Diestimasi PDRB per kapita di Papua Barat mencapai 5.800 dan Papua  berkisar 3.300 dollar AS per tahun dan masuk dalam kategori upper middle income.   Jika dibandingkan secara langsung dengan wilayah Papua, kondisi sejumlah negara di Kepulauan Pasifik tidak lebih baik,  bermakna perekonomian di wilayah Papua secara umum lebih baik daripada negara-negara di sekitarnya, seperti Kiribati, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Federasi Mikronesia, dan PNG dengan PDB per kapita rata-rata kurang dari 3.500 dollar AS setahun.

Dari segi pendidikan pun, wilayah Papua tidak berbeda jauh dengan negara-negara tersebut dengan rata-rata lama sekolah di wilayah Papua  berkisar 6-7 tahun membuat wilayah Papua tidak tertinggal jauh dari negara  Vanuatu, Mikronesia   dan Kiribati dengan  lama waktu belajar penduduknya berkisar 7-8 tahun.    Untuk saat ini, tingkat pendidikan di wilayah Papua sedikit lebih tinggi daripada Kepulauan Solomon dan PNG yang rata-rata lama waktu sekolahnya berkisar 4-5 tahunan.

Dengan sejumlah keterbatasan yang terdapat di Papua saat ini, ternyata wilayah Indonesia paling timur ini masih lebih baik daripada kedua negara tersebut,  inipun  tecermin dari Human Development Index (HDI) atau yang dikenal dengan IPM.   Data dari BPS yang dibandingkan dengan data UNDP tahun 2019 menunjukkan bahwa IPM di kedua provinsi di Papua ini berkisar pada rentang 60-65, setara dengan IPM Vanuatu, Mikronesia, dan Kiribati yang berkisar 61-63,  ini mengindikasikan bahwa akses untuk memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan  dan lain-lain yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas kehidupan di wilayah Papua lebih baik daripada Kepulauan Solomon dan PNG.

Deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa wilayah Papua sebagai bagian dari negara Indonesia juga mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk segera diakselerasi kemajuannya. Negara kepulauan yang kecil-kecil di sekitar Papua ternyata juga tidak lebih mudah dalam mendorong kemajuan negaranya.  Luasan negara yang kecil dan jumlah penduduk yang sedikit ternyata tidak juga membuat negara-negara tersebut berkembang lebih cepat. Dengan kompleksitas permasalahan di Papua, ternyata wilayah ini tetap mampu bersaing dalam kemajuan dengan sejumlah negara di sekitarnya.

Pada saat ini Papua mengalami perkembangan infrastruktur yang revolusioner  dengan  pembangun jalur infrastruktur darat di wilayah Papua yang menghubungkan Sorong di wilayah barat, Jayapura di ujung utara, dan Merauke di ujung selatan melalui Pegunungan Tengah, Papua.    Hal ini merupakan upaya luar biasa karena medan yang ditembus sangat sulitm,   total panjang jalan yang direncanakan 1.287 kilometer   sekitar 80 persen sudah berhasil ditembus dan ini peluang pembangunan lebih baik.

Aksesibilitas infrastruktur yang baik, niscaya perekonomian di wilayah Papua dan Papua Barat lambat laun akan tumbuh dan berkembang.  Daerah pedalaman dan perbatasan yang berada di ujung negeri menjadi terhubung secara baik dengan pusat-pusat perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.   InsyaAllah beberapa tahun kedepan lagi  maka Papua akan setara dengan daerah lain di Indonesia,  seiring dengan lancarnya pendistribusian  barang dan jasa   sehingga memunculkan aktivitas perekonomian yang baru di daerah-daerah pedalaman yang terisolasi,   bahkan  akan menjadi daerah termaju  dibandingkan dengan negara-negara lain di Kepulauan Pasifik.


 

Meski masih serumpun, berbeda jarak.

Pembangunan  Papua lebih baik dari saudarinya di Pasifik.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...