Minggu, 24 April 2022

KUE SEUPAT MENGHIASI KOTA SABANG MENJELANG LEBARAN, KUE FAVORIT MASYARAKAT ACEH SEJAK DAHULU

NusaNTaRa.Com

byMuhammaDBakrI,    S  a  b  t  u,   2   3      A  p  r  i  l      2  0  2  2 

Sarti Wagia penjual Kue Seupat di Pasar Sabang

Di Kota Sabang Aceh saat  menjelan  hari Raya Idul Fitri 1443 H,  maka  anda akan menemukan kue Seupet Aceh  atau nama lain Jepit dan Semprong  yang favorit di sabang, Minggu (24/04/2022) di pasar pagi tangga tujuh Kota Sabang.    Sarti Wagia seoram pedagang  kue kering,  mengatakan  Sejak beberapa hari terakhir dagangannya banyak di serbu oleh Pembeli, disebabkan meningkat pengunjung ke pasar utama di  10 hari terakhir puasa Ramadhan,  Alhamdulillah dagangan saya banyak laku dibandingkan dengan hari biasanya.

Kue Seupet  seakan  menjadi kudapan wajib di Sabang (Aceh),  meski  tak ada yang tahu pasti, kapan tradisi menjamu kue seupet dimulai tapi warga Aceh mengatakan hal ini diwariskan secara turun temurun.   Melihat tampilan bentuknya mirip Kue Semprong khas Jawa Barat, dibuat dengan cara menjepit  menggunakan dua lempeng besi sambil dibakar dengan tungku arang batok kelapa.   Meski proses dan bahannya  pembuatannya sederhana tapi bagi warga Aceh, kue ini sangat istimewa dan tersaji di hari-hari special soporti Lobaran.

Bulan Ramadhan ini beliau  menjual berbagai macam kue Kering seperti  Kue Seupet, Keripik Pisang, Keripik Pedas, Kembang Loyang, Kue Pret, Kacang Goreng,  Kacang Atom dan Boi,    diantaranya itu maka Kue Seupat dan Keripik Pisang Kapor  yang paling Favorit dan laris Manis Kue nya  “,   Ujar SiGaluH Sarti Wagia.  Kue yang di jualnya sudah dibungkus rapi dengan Plastik bening sesuai berat yang dinginkan oleh pembeli ada ukuran setengah kilo dan satu  kilogram dengan harga nang  bervariasi  tergantung jenis kuenya.   Semua  kue yang dijualnya  di produksi sendiri di rumahnya di Cot Dama Gampong Paya Seunara kecamatan Suka Makmur Kota Sabang.

  Saya Mulai jualan sejak 10 puasa dan banyak pembeli,  meningkat mulai 10 puasa terakhir ke atas. Alhamdulillah dalam sehari bisa diraup penghasilan Rp. 500 ribu Sampai  1 juta. Sedangkan hari biasa hanya meraup penghasilan Rp. 200.000  ”,  Ujar SiGaluH Sarti Wagia dengan Soppengernya (Jumawanya).

Nursyidah  pembeli mengatakan,   ia membeli kue kering untuk di hidangkan pada hari raya,  harganya terjangkau dan kue nya merupakan ciri khas Aceh.  Ia mengaku  membeli karena tidak ada waktu dan kesanggupan untuk membuatnya serta  biaya  pembuatannya tidak begitu jauh dari harga  beli di pasar.    Membeli kue di pasar lebih banyak jenis pilihannya dan dapat dibeli sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan. Sementara dibandingkan dengan buat sendiri belum tentu bisa dapat berbagai jenis kue yang dinginkan. lebih hemat, tidak repot dan ada sikap mendukung dan membantu perekonomian masyarakat di Sabang   ”,  Ujar SiGaluH Sarti Wagia Laji.

Kini  penjualan  Kue Seupet  tradisional   (bakar dengan arang  Batok kelapa)  sudah mulai langka, karena sekarang proses pembuatan beralih menggunakan kompor untuk membakar Kue Seupat  karena  lebih cepat dan praktis meski  rasa dan aromanya kurang sedap, orang Aceh biasa menyebutnya kurang Seugam yang berarti  rasa asap atau arang yang membuatnya lebih  wangi dan rasa lebih enak.   Kue Seupet memiliki bentuk beragam  ada yang kipas segitiga dan silinder seperti gulungan.  Rasa manis gurih mendominasi Kue Seupet, teksturnya juga renyah dan ringan.

Pembakaran Kue Seupet  dengan arang 

Bahan utama untuk membuat Kue Seupet yakni tepung beras, Mentega,  santan kelapa tua, gula dan telur.   Adonan ini dicampur rata kemudian dituang sedikit demi sedikit ke atas cetakan.   Lalu dibakar hingga agak mongering  selanjutnya  dilipat atau menggulung adonan sebelum mengering  bujur,  proses ini harus  cepat dan cekatan karena kalau terlambat melipat maka adonan akan menjadi keras dan pecah,  setelah itu Kue  Seupat  langsung dikemas  hingga dingin agar teksturnya renyah.

Orang Aceh  tidak hanya mengukir seni  di bangunan saja  seperti di masjid, mimbar, kain songket, peci dan lainnya,  akan  tetapi juga sampai ke makanan, kata Tarmizi seorang pemerhati budaya Aceh.   "  Orang Aceh sampai ke makanan membuat corak ragam hias, bukan hanya di bangunan saja. Begitu lah cara orang Aceh mencintai seni dan tradisi  ",  Ujar SiDin Tarmizi A Hamid, Kamis, 21 Mei 2020.  Tarmizi menambahkan, corak ragam hias Kue Seupat itu berkembang  sejak masa kesultanan Aceh yang terus dipertahankan sampai sekarang.  Semua corak itu bermakna untuk menjaga alam.

"  Jadi semua corak ragam yang kita temui di Aceh ini semua corak ragam berdasarkan dedaunan. Itu melambangkan kecintaan orang Aceh pada alam dan lingkungan  ",  dan  "  Orang Aceh juga akan senang jika ada tamu yang memuji corak ragam pada kue, apalagi kalau ditanyakan tentang kue tersebut, seperti siapa yang membuatnya   ",  Ujar SiDin Tarmizi dengan Plabomoranya (hebatnya).(Reff,DetiKFooD.11/05/2020).

Kue Seupet  Aceh  model semprong

Kala lebaran aroma mewangi kue di rumah,   

Kue Seupat Kue lebaran dan kesukaan orang Aceh.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESA WAE REBO OLEH TIMEOUT TERMASUK SEBAGAI KOTA TERKECIL TERINDAH DI DUNIA.

NusaNTaRa.Com     byBambanGNunukaN,        S   e   l   a   s   a,     0    7       M     e     i        2    0    2    4     Rumah Adat Mb...